Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Soal ujian untuk anak kelas enam SD di Kota Cimahi mendadak viral di media sosial. Penyebabnya adalah, soal itu menampilkan ilustrasi bumi berbentuk datar. Sementara itu, planet lainnya terlihat bulat.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi gambar bumi itu dikaitkan dengan teori penganut bumi datar. Potongan soal itu kemudian diunggah di Twitter dengan mention ke akun Mendikbudristek Nadiem Makarim dan Kemendikbud RI.
Terkait beredarnya soal itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Cimahi , Harjono, membenarkan soal unggahan itu. Adalah Sekolah Santa Maria dan Santo Yusup yang memuat soal ujian bumi berbentuk datar.
Harjono menegaskan telah memanggil kepala sekolah dan guru yang menyusun materi soal untuk anak kelas 6 SD tersebut. Penyusun soal itu mengaku tak ada niatan untuk memberikan pemahaman soal bumi berbentuk datar.
"Nah, si guru tadi sudah mengatakan itu salah saya, saya mengambil dari Google, nah tidak ada maksud saya mengatakan bumi datar karena pelajaran yang saya berikan pun selalu bumi bulat, dari soal itu juga tidak ada statement bumi datar," kata Harjono, Kamis (6/5).
Kepada Harjono, guru itu memilih gambar bumi datar untuk menarik perhatian murid. Sebab, dengan ilustrasi itu, warna di soal menjadi beragam. Guru tersebut menegaskan bukan penganut paham bumi datar.
ADVERTISEMENT
"Itu murni ketidaktahuan guru dan tidak ada maksud mengatakan bumi datar, yang bersangkutan adalah bukan guru yang punya paham bahwa bumi itu datar," tambah Harjono.
"Beliau adalah guru yang mengajarkan selama ini bahwa bumi itu bulat. Ilustrasi itu hanya diambil yang paling bagus dan itu bagus, warna-warni. Hanya itu saja, tanpa maksud untuk mengatakan bahwa bumi datar, begitu," imbuhnya.
Setelah menerima pengakuan kesalahan dari penyusun soal, Harjono meminta kepala sekolah agar membuat surat secara resmi.
Kewenangan membuat soal ujian sekolah
Harjono mengatakan kewenangan penyusunan soal ujian diserahkan ke sekolah masing-masing. Hal itu sesuai dengan Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
"Baik teknis pelaksanaannya apakah menggunakan metode daring ataukah luring termasuk penyusunan soal pun itu disusun oleh sekolah," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Karena hal itu, kasus soal ujian itu tak dapat dikaitkan dengan Kementerian atau Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Tak ada pula kaitannya dengan politik. Sebab hal itu murni menjadi kesalahan guru penyusun soal ujian.
"Karena yang menyusun adalah guru jadi tak ada hubungannya, yang pertama dengan Pak Menteri dan nggak ada hubungan dengan Kemendikbud, itu soal disusun oleh guru di satuan pendidikan masing-masing," pungkas dia.
***
Saksikan video menarik di bawah ini: