Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.2
Wagub Rano Tinjau Rusun Jagakarsa: Ini Jauh Lebih Bagus dari Singapura
15 Maret 2025 16:45 WIB
·
waktu baca 4 menit
ADVERTISEMENT
Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno meninjau Rumah Susun (Rusun) Jagakarsa di Jakarta Selatan, Sabtu (15/3), sebelum peresmian resmi oleh Gubernur DKI Jakarta.
ADVERTISEMENT
Ia menjelaskan bahwa rumah susun ini menjadi salah satu wadah relokasi warga korban banjir yang berada di wilayah DKI Jakarta.
“Ini sebetulnya penawaran kita. Kalau memang ingin pindah ke rumah susun, kita sudah siap. Kita di selatan ini ada. Walaupun memang jumlahnya belum banyak di sini, cuma 700-an unit,” jelasnya.
“Nah, artinya kalau pun memang nanti saudara-saudara kita yang ingin mengubah hidupnya karena bertahun-tahun kena banjir, mudah-mudahan mereka mau pindah ke rumah susun,” sambung Rano.
3 Unit Untuk Penyandang Disabilitas
Dalam kunjungannya, Rano menjelaskan bahwa Rusun ini terdiri dari satu tower dengan 723 unit. Tiga unit di antaranya diperuntukkan bagi penyandang disabilitas.
Rumah susun ini dibangun di lahan seluas hampir 1,5 hektare dengan anggaran Rp 382 miliar. Proyek ini rampung dalam waktu 406 hari kalender.
ADVERTISEMENT
Rano juga menyoroti berbagai fasilitas pendukung yang telah disediakan, seperti tempat parkir, masjid, taman, lapangan olahraga, warung untuk penghuni, klinik, perpustakaan, co-workspace, PAUD, serta daycare.
Setiap unit di rusun ini memiliki tipe 36 dengan fasilitas ruang tamu, dua kamar tidur, satu kamar mandi, dapur, dan balkon.
Rano menegaskan bahwa hunian vertikal adalah solusi bagi Jakarta yang keterbatasan lahan.
“Rusun atau hunian vertikal merupakan solusi. Salah satu memang janji kampanye kita, kita akan membangun rumah-rumah vertikal karena tidak mungkin bisa menampung saudara-saudara kita kalau kita masih dengan rumah tapak ini,” katanya.
Rusun Jagakarsa diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) agar mereka memiliki hunian layak dengan harga terjangkau.
“Nah, dengan tinggal di Rusunawa, diharapkan mereka juga dapat meningkatkan taraf hidup, sehingga kemudian bisa mengakses jenjang perumahan berikutnya,” tambah Rano.
ADVERTISEMENT
Rano pun menyebutkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan terus membangun rumah susun di wilayah selatan.
“Nanti kita akan membuat juga beberapa rumah susun yang akan kita bangun di wilayah Selatan ini,” ujarnya.
Klaim Jauh Lebih Bagus dari Rusun di Singapura
Terkait harga sewa, Rano menyatakan bahwa biaya termurah berada di angka Rp 865 ribu per bulan, belum termasuk biaya listrik dan air.
“Paling rendah Rp 865 ribu di luar token, di luar air. Jadi token karena sekarang ini rumah susun kita, setiap rumah atau setiap kamar sudah dengan token masing-masing,” jelasnya.
Saat ditanya soal perbandingan dengan perumahan di Singapura, Rano menjawab dengan tegas bahwa rusun ini lebih baik dari yang ada di negara tetangga tersebut.
ADVERTISEMENT
“Tapi kalau untuk rumah susun ini, saya bilang ini jauh lebih bagus dari Singapura,” kata Rano.
Ia menjelaskan, kualitas rusun di Jakarta saat ini telah berkembang pesat dibandingkan dengan era sebelumnya, seperti di Tanah Abang dan Pulomas.
Rano juga menyinggung aksesibilitas rusun ini yang cukup strategis, dekat dengan berbagai fasilitas umum.
“Nggak jauh dari sini ada Pasar Pondok Labu, ada rumah sakit Fatmawati. Kalau swastanya ada Cinere, ada Puri Cinere, ada Prikasih, ada RSUD Pasar Minggu,” jelasnya.
Syarat Utama Harus KTP Jakarta
Namun, ia menegaskan bahwa syarat utama untuk menempati rusun ini adalah harus berstatus sebagai warga Jakarta.
“Syarat utama, saya minta maaf dengan berat hati, memang harus warga Jakarta. Karena itu pergubnya seperti itu. Dan memang rumah susun ini dibuat untuk masyarakat Jakarta,” tegasnya.
ADVERTISEMENT
Ketika ditanya soal harga sewa yang mungkin memberatkan sebagian warga khususnya warga korban banjir, Rano menjelaskan bahwa warga Jakarta memiliki akses ke berbagai bantuan sosial, seperti Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU), yang dapat meringankan beban hidup.
“Memang kalau kita dengar 800 ribu mungkin besar. Tapi kalau maaf-maaf, mereka sewa misal di bantaran sungai, oke. 500 ribu mungkin murah. Tapi tiap tahun kena banjir tebus, ruginya jauh lebih besar,” paparnya.
Ia pun menekankan bahwa konsep hunian rusun ini turut mendukung perekonomian warga dengan menyediakan fasilitas usaha kecil, seperti warung dan pasar.
“Karena penghuni rumah susun juga butuh makan, butuh hidup, kan. Jadi timbullah kolaborasi antara masyarakat rumah susun itu,” ujarnya.
ADVERTISEMENT