Wakil Eks Menhan Iran Dieksekusi Mati karena Diduga Jadi Mata-mata Inggris

14 Januari 2023 17:21 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mantan Wakil Menteri Pertahanan Iran, Alireza Akbari. Foto: Twitter/@mbindwane
zoom-in-whitePerbesar
Mantan Wakil Menteri Pertahanan Iran, Alireza Akbari. Foto: Twitter/@mbindwane
ADVERTISEMENT
Iran telah mengeksekusi mati warga negara Inggris-Iran, Alireza Akbari, Sabtu (14/1). Dilansir Reuters, mantan Wakil Menteri Pertahanan Iran ini mendapat vonis hukuman mati karena diduga menjadi mata-mata untuk Inggris.
ADVERTISEMENT
Kabar eksekusi ini pun langsung menuai kecaman dari pihak Inggris.
"Saya terkejut dengan eksekusi warga Inggris-Iran, Alireza Akbari, di Iran. Ini adalah tindakan tidak berperasaan dan pengecut yang dilakukan oleh rezim biadab tanpa menghormati hak asasi manusia rakyatnya sendiri," cuit Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak, mengomentari kabar tersebut, Sabtu (14/1).
Menteri Luar Negeri Inggris, James Cleverly, juga mencuitkan pernyataan serupa. Melalui akun Twitter pribadinya, James menilai eksekusi mati terhadap Alireza Akbari patut mendapat kecaman.
"Tindakan biadab ini layak mendapat kecaman sekuat mungkin. Ini tidak akan bertahan tanpa perlawanan," tulis James.
Alireza Akbari ditangkap pada 2019 lalu karena dituding memata-matai Iran untuk Inggris. Selain itu, pihak pemerintah Teheran pun tak mengakui kewarganegaraan ganda yang dipegang Alireza Akbari.
ADVERTISEMENT
“Dia [Akbari] adalah salah satu agen paling penting dari dinas intelijen Inggris di Iran yang memiliki akses ke beberapa pusat yang sangat sensitif di negara ini,” tulis Kementerian Dalam Negeri Iran, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (11/1) lalu.
“Akbari telah sepenuhnya dengan sadar memberikan informasi kepada dinas mata-mata musuh,” imbuhnya.
Hukuman mati terhadap Alireza Akbari membuat hubungan Iran dengan negara-negara Barat semakin memburuk.
Sebelumnya, kondisi ini juga dipicu pecahnya aksi protes besar-besaran atas kematian perempuan beretnis Kurdi, Mahsa Amini, yang menurut Teheran telah diprovokasi oleh intervensi negara musuh—dalam hal ini adalah negara Barat.