Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Wakil Presiden AS Kunjungi Tempat Paling Berbahaya di Dunia
17 April 2017 13:05 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT
Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence menyambangi salah satu tempat paling berbahaya di dunia. Tempat itu adalah zona demiliterisasi atau DMZ yang memisahkan antara Korea Selatan dan Korea Utara.
ADVERTISEMENT
Diberitakan Reuters, Pence tiba di sisi Korsel DMZ pada Senin (17/4) dalam kunjungannya ke negara itu. Pence yang datang bersama kedua putrinya berada di pos pemantauan di desa gencatan senjata Panmunjon, terletak beberapa ratus meter dari DMZ.
Bergantian dengan putrinya dan beberapa pejabat AS, Pence melihat wilayah Korut dengan teropong. Beberapa tentara Korut terlihat mengambil gambar dari sisi mereka.
DMZ terbentang sepanjang 248 kilometer di perbatasan yang memisahkan kedua negara. Wilayah ini dijaga dengan ketat oleh militer kedua negara, dilengkapi kamera pengawas, pagar berduri, ranjau darat, jebakan tank dan persenjataan berat lainnya.
Baca juga: Tiga Tahun dan Sisa Getir Tragedi Sewol
ADVERTISEMENT
Selama 24 jam sehari, di kedua kubu berdiri tentara Korsel dan Korut, saling tatap dan siaga. Hampir 2 juta tentara dari kedua negara bersiaga di DMZ, siap-siap menyerang jika perang pecah.
Perang Korea berakhir pada 1953 dengan gencatan senjata, bukan kesepakatan damai, membuat kedua Korea masih dalam status berperang. DMZ terbentuk atas kesepakatan antara kedua Korea yang dimediasi China dan PBB pada 1953.
Di tempat ini terdapat gubuk kecil tempat perundingan kedua negara berlangsung. Perang yang sewaktu-waktu bisa pecah dari DMZ dan atmosfer ketegangan yang menyelimutinya membuat wilayah itu mendapat predikat salah satu "tempat paling berbahaya di dunia."
Dalam sebuah komentarnya tahun 2003 lalu, mantan Presiden AS Bill Clinton menyebut DMZ sebagai "tempat paling menakutkan di dunia."
ADVERTISEMENT
Berbicara di DMZ, Pence menegaskan dukungan AS terhadap Korsel tidak tergoyahkan. AS kata dia, mengatakan seluruh opsi untuk mendamaikan kedua negara dan membungkam kekuatan nuklir telah tersaji, termasuk agresi militer.
Pence mengatakan bahwa kesabaran AS mulai habis bagi rezim Kim Jong Un yang tetap membandel menguji rudal balistik dan nuklir. "Ada periode kesabaran strategis, tapi masanya mulai habis," ujar Pence.
Korsel menjadi negara pembuka tur Pence ke negara-negara Asia. Setelah Korsel, Pence akan menyambangi Jepang, Indonesia dan Australia. Pence akan ke Jakarta pada 20 April mendatang.