Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan 4 resolusi usulan Indonesia yang berhasil diadopsi salah satunya mengenai Women PKO (Penjaga Perdamaian Perempuan).
"Resolusi ini berhasil diadopsi secara konsensus pada tanggal 28 Agustus 2020, sebagai Resolusi DK PBB nomor 2538," sebut Retno dalam konferensi pers virtual, Jumat (4/9).
Tiga resolusi lain yang berhasil disahkan oleh Indonesia mengenai perpanjangan mandat misi pemeliharaan perdamaian di Lebanon (UNIFIL), perpanjangan misi pemeliharaan perdamaian di Somalia (UNSOM), dan perpanjangan sanksi di Mali.
Sedangkan satu resolusi yang gagal disetujui terkait dengan penanganan terorisme. Sebenarnya, usulan itu mendapat dukungan seluruh negara DK PBB.
Namun, Amerika Serikat mengeluarkan veto. Tindakan AS membuat resolusi tersebut gagal diadopsi.
“Satu resolusi usulan Indonesia mengenai penanggulangan terorisme juga telah mendapat dukungan 14 negara anggota DK PBB, namun tidak dapat disahkan karena veto oleh satu negara,” kata Retno.
ADVERTISEMENT
“ Seluruh negara anggota DK PBB menyesalkan penggunaan veto terhadap resolusi tersebut,” lanjutnya.
Selain itu Indonesia juga selama presidensinya menggelar 50 kegiatan baik virtual maupun pertemuan langsung.
Dijelaskan oleh Retno bahwa Indonesia sudah memimpin 12 pertemuan terbuka, 12 pertemuan tertutup, 12 pertemuan Badan Subsider DK PBB, dan lima agenda tambahan.
Indonesia juga telah menyelenggarakan tiga signature events, di antaranya pertemuan mengenai keterkaitan antara terorisme dan kejahatan terorganisir, pertemuan mengenai keterkaitan antara bina damai dengan pandemi COVID-19, dan Arria Formula mengenai isu serangan siber terhadap infrastruktur vital.
“Satu tanggung jawab besar telah kita tunaikan dengan baik dengan bermartabat dan merupakan salah satu pemenuhan komitmen Indonesia untuk menjadi mitra sejati perdamaian true partner for peace,” lanjut Retno.
ADVERTISEMENT
Atas kepemimpinan RI di DK PBB Retno Marsudi mengatakan tugas yang dijalankan tidak mudah. Sebab, RI menjadi presiden di tengah pandemi virus corona.
“Semua pihak memahami bahwa tidak mudah menjalankan presidensi di tengah pandemi yang juga dibarengi dengan semakin meningkatnya rivalitas dan pembelahan posisi negara anggota DK PBB di hampir semua isu,” ucap dia.
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona )