Wali Kota Bukittinggi Dapat Info Inses Ibu-Anak dari Lembaga Berizin Kemensos

28 Juni 2023 11:42 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wali Kota Bukittinggi Erman Safar. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wali Kota Bukittinggi Erman Safar. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wali Kota Bukittinggi, Erman Safar, akhirnya bersuara usai heboh kasus inses ibu dengan anak di daerah yang dipimpinnya. Kasus yang dibeberkannya ini saat berpidato kini berujung dipolisikan.
ADVERTISEMENT
Erman Safar dituding telah menyebarkan berita bohong atau hoaks hingga pencemaran nama baik. Politikus dari Partai Gerindra itu dilaporkan oleh tokoh masyarakat dan seorang ibu yang merasa tertuduh telah berhubungan seks dengan anaknya.
Dalam penjelasannya, Erman kemudian membeberkan bagaimana awal mula dirinya mendapat kabar adanya penyimpangan seksual sedarah tersebut. Dia mengaku, informasi itu awalnya didapat dari salah satu lembaga resmi yang mendapat izin dari Kementerian Sosial (Kemensos).
Lembaga yang dimaksud Erman Safar adalah LSM Ganggam Solidaritas-IPWL (Institusi Penerima Wajib Lapor) Agam Solid, tempat di mana anak ini direhabilitasi.
"Awalnya saya mendapatkan informasi dari lembaga resmi yang memperoleh izin dari Kementerian Sosial bahwa ada warga kami, warga Kota Bukittinggi yang sedang direhabilitasi di tempatnya," ujarnya mengklarifikasi dalam video yang dilihat kumparan, Selasa (27/6) malam.
ADVERTISEMENT
Kemudian, kata Erman Safar, ia melakukan kunjungan ke tempat rehabilitasi itu. Dalam kunjungan, sebelumnya sudah disampaikan oleh pengelola bahwa diduga ada perbuatan salah satu anak melakukan hubungan dengan ibunya.
"Saya tanya langsung kepada anak, si anak menyampaikan hal yang sama dan itu mengagetkan saya. Perbuatan ini harusnya tidak terjadi di tengah masyarakat kami. Itu sekitar tiga bulan yang lalu," ungkapnya.
Tidak Pernah Minta Wartawan Beritakan
Eva Yulinda (tengah), ibu yang dituduh inses dengan anak kandung saat di Polresta Bukittinggi. Foto: Dok. Istimewa
Erman Safar menjelaskan, pidatonya yang berujung viral-nya kasus inses ini berawal saat hadir dalam acara sosialisasi pernikahan anak di bawah umur. Ia mengeklaim, acara ini terbatas dan dilaksanakan di tempat tertutup.
"Acaranya terbatas, undangan hanya untuk tujuh orang per kelurahan, lalu juga dilaksanakan di tempat yang tertutup. Di sana saya sampaikan, informasi-informasi penyimpangan seksual karena temanya itu adalah waspada pernikahan di bawah usia," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
"Saya sampaikan keadaan-keadaan dengan bentuk informasi yang sudah kami olah lebih general begitu. Tidak menyebut nama, bahwa di Bukittinggi ini, kami mendapatkan informasi ada anak yang berhubungan dengan orang tuanya, lalu juga LGBT, lalu korban pelecehan seksual anak, bahaya narkoba. Saya sampaikan semua. Lalu kemudian itu viral," sambungnya.
Ia mengaku viral-nya pidatonya ini di luar sepengetahuannya. Dirinya tidak pernah meminta wartawan untuk diberitakan.
"Kami tidak pernah meminta wartawan dari awal kita mendapati perbuatan-perbuatan penyimpangan ini untuk diberitakan," tegasnya.
Erman Safar menyebutkan, dirinya gencar menyampaikan keadaan-keadaan sosial yang mengkhawatirkan ini semata-mata untuk kewaspadaan di tingkat masyarakat.
"Jadi kami mengajak partisipasi dari rakyat itu untuk bersama-sama menanggulangi beberapa keadaan penyimpangan yang di Bukittinggi sudah terjadi, begitu," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Erman Safar telah menghubungi pihak kepolisian untuk menindaklanjuti secara hukum temuannya ini. Sampai saat ini, kasus dalam penyelidikan.
"Belum ada keterangan dari Polresta Bukittinggi menyatakan bahwa ini hoaks, ini bohong, belum pernah ada. Sampai hari ini, tadi pagi saya berjumpa dengan pihak Polresta Bukittinggi," pungkasnya.