Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pembagian anak ayam untuk anak sekolah ini bersamaan dengan kegiatan Bandung menanam pohon dan penebaran ribuan ikan di kolam retensi yang terletak di Kelurahan Rancabolang, Kota Bandung.
"Kita ada kegiatan Bandung menanam pohon dan dirangkaikan dengan menebar ikan di kolam retensi Gede Bage ini dan dilanjutkan dengan pemberian (kandang) anak ayam kepada siswa," kata Oded kepada wartawan, Kamis (21/11).
"Ini merupakan respons positif dari program pemerintah pusat mengenai revolusi mental," lanjut dia.
Program bagi-bagi anak ayam ini diharapkan bisa mencegah anak-anak kecanduan gadget dan menumbuhkan rasa empati. Setiap siswa mendapat satu ekor anak ayam.
Pembagian ribuan ekor anak ayam dan penebaran bibit ikan ini masih dalam percobaan. Menurut Oded, setelah uji coba pihaknya akan melakukan evaluasi.
ADVERTISEMENT
Apabila berhasil, pembagian anak ayam kemungkinan akan secara resmi diprogramkan untuk tahun depan. Untuk tahap uji coba ini, terdapat 10 sekolah tingkat dasar dan 2 sekolah tingkat menengah pertama di 2 kecamatan yang mendapat anak ayam.
"Sekali lagi, ini adalah percobaanlah pada anak-anak kita. Nanti kita akan evaluasi seperti apa hasilnya. Kalau memang dampaknya bagus atau positif, kenapa tidak? Ya, kita programkan untuk tahun depan," tutur Oded.
Oded menyebut dana bagi-bagi anak ayam ini berasal dari CSR dan belum masuk dalam APBD. Dia mengimbau kepada seluruh pihak untuk bersama-sama menjaga program yang telah dijalankan, sehingga dapat berkelanjutan di kemudian hari.
"Mudah-mudahan dapat berjalan dengan baik. Dan saya pesan pada semua pihak mari kita menjaga dan pelihara program ini dengan sebaik-baiknya supaya bisa berkelanjutan. Jangan sampai sudah launching tapi cicing (diam)," tegas dia.
ADVERTISEMENT
Program bagi-bagi anak ayam ini nantinya masuk dalam materi pelajaran lalu dinilai oleh pihak sekolah. Para murid nanti diminta membentuk satu kelompok berisi 5 siswa, dan diarahkan membuat kandang lalu mengurusi anak ayam hingga bertelur.
Menanggapi hal itu, guru SMPN 54 Bandung Elin Lindiawati menjelaskan, guru dari berbagai mata pelajaran nantinya memberi nilai pada murid dalam proses merawat anak ayam.
Misalnya, guru mata pelajaran IPA akan menilai dengan melihat sejauh mana perkembangan anak ayam yang dipelihara oleh anak didiknya. Sementara itu, guru mata pelajaran bahasa Indonesia akan menilai laporan murid dalam memantau pertumbuhan anak ayam yang ditargetkan berusia hingga 6 bulan.
"Di (mata pelajaran) Bahasa Indonesia nanti bagaimana anak itu melaporkan, melaporkan perkembangan (anak) ayam tersebut," jelasnya.
ADVERTISEMENT
"Nanti di Sains (IPA) diukur beratnya udah berapa. Misalnya satu bulan berapa nanti kalau sudah gede berapa penambahannya. Dibandingkan dengan anak ayam dari anak lain apakah berbeda atau kah sama," lanjut dia.
Adapun pemeliharaan anak-anak ayam ini dilakukan di rumah masing-masing, bukan di sekolah. Maka dari itu, lima murid dalam satu kelompok setidaknya memiliki jarak rumah yang berdekatan.
"Satu ayam, satu anak. Tapi berkelompok dalam satu kelompok itu ada lima. Jadi anak itu rumahnya harus berdekatan," terang Elin.
Ia menyambut positif pembagian anak ayam yang dilakukan pemerintah kota. Hanya saja, lahan yang tersedia untuk memelihara anak ayam belum sepenuhnya memadai.
Beruntung, murid-muridnya memiliki lahan cukup di rumahnya, sehingga mereka begitu antusias untuk memelihara anak ayam.
ADVERTISEMENT
"Jadi, anak-anak itu sangat antusias karena mereka sepertinya sudah siap. Dan mungkin punya pengalaman juga dari orang tuanya untuk memelihara ayam," kata dia.
Sementara itu, murid kelas VII SMPN 54 Bandung, Khairul akbar, senang menerima anak ayam yang disimpan dalam kandang kecil berwarna biru. Ia berjanji akan merawat anak ayamnya dengan sebaik-baiknya.
"Senang. Nanti dirawat di rumah," tutup Khairul.