Wamenag: Hentikan Perdebatan soal Ucapan Salam Semua Agama

12 November 2019 10:04 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Calon Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Saadi usai bertemu Presiden Joko Widodo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (25/10/2019). Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
zoom-in-whitePerbesar
Calon Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Saadi usai bertemu Presiden Joko Widodo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (25/10/2019). Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
ADVERTISEMENT
Wakil Menteri Agama RI Zainut Tauhid meminta semua pihak menghentikan polemik salam semua agama. Adalah MUI Jatim yang sebelumnya mengimbau, pejabat tak menggunakan salam ini di acara-acara resmi.
ADVERTISEMENT
"Hendaknya semua pihak menghentikan perdebatan masalah ucapan salam Karena dikhawatirkan dapat menimbulkan kesalahpahaman dan mengganggu harmoni kehidupan umat beragama," ungkap Zainut kepada kumparan, Selasa (12/11).
Zainut menambahkan, Kemenag menghargai adanya berbagai pandangan dan pendapat terkait hal ini. Baik yang melarang maupun yang membolehkan.
"Semua itu masih dalam koridor dan batas perbedaan yang dapat ditoleransi," ungkap dia.
Kata dia, semua pihak hendaknya membangun pemahaman yang positif (husnut tafahum), mengembangkan semangat toleransi (tasammuh) dan merajut tali persaudaraan (ukhuwah).
"Baik persaudaraan Islam (ukhuwah Islamiyyah) , persaudaraan kebangsaan (wathaniyyah) maupun persaudaraan kemanusiaan (basyariyyah)," jelas dia.
Zainut mengimbau agar para pemimpin umat beragama baik interen maupun antarumat beragama melakukan dialog untuk membahas dan mendiskusikan masalah salam semua agama ini.
ADVERTISEMENT
Dengan cara kekeluargaan. sehingga masing-masing pihak dapat memahami permasalahannya secara benar.
"Spirit kerukunan umat beragama harus diwujudkan melalui sikap dan perilaku keberagamaan yang santun, rukun, toleran, saling menghormati, dan menerima perbedaan keyakinan kita masing-masing," tutupnya.
Zainut Tauhid memberi keterangan kepada press. Foto: Kevin S. Kurnianto
Imbauan MUI Jatim soal salam semua agama tersebut sebelumnya terlampir dalam surat bernomor 110/MUI/JTM/2019 yang diteken Ketua MUI Jatim, KH. Abdusshomad Buchori.
Dia mengatakan, ucapan salam pembuka bagi umat Islam adalah doa, yang merupakan inti dari ibadah. Sehingga, bagi umat Islam, setiap ucapan salam pembuka bukan merupakan basa-basi, melainkan bagian dari ibadah.
"Mengucapkan salam semua agama yang dilakukan oleh umat Islam adalah perbuatan baru yang merupakan bid'ah, yang tidak pernah ada di masa lalu. Minimal mengandung nilai syubhat (samar kehalalannya) yang patut dihindari," kata Buchori dalam keterangannya, Sabtu (9/11).
ADVERTISEMENT