Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Wamendagri Ungkap Pemicu Pemilih Pilgub Jakarta 2024 Rendah dan Golput Tinggi
10 Desember 2024 17:28 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya diminta tanggapan terkait Pilkada Serentak 2024 yang menuai sorotan. Bukan karena pelanggaran, tetapi karena partisipasi pemilih rendah dan angka golput cukup tinggi.
ADVERTISEMENT
Misalnya, dalam Pilgub Jakarta 2024, angka golput mencapai 42 persen. Hanya 4.724.393 yang pergi ke TPS dari total daftar pemilih tetap (DPT) 8.214.007.
Bima menuturkan, tingginya angka golput dan rendahnya partisipasi pemilih di Jakarta dipengaruhi banyak faktor.
“Macam-macam ya karena faktor administratif, karena faktor ideologis, karena faktor teknis ya, penyelenggaraan yang terlalu berdekatan antara pileg, pilpres dengan pilkada ini mungkin juga ada faktor ada faktor kejenuhan di situ,” kata Bima kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (10/12).
Selain itu, faktor alam dan juga lokasi TPS yang lumayan jauh juga menjadi salah satu faktor.
Meski begitu, eks Wali Kota Bogor itu mengatakan hasil pilkada itu tetap sah.
Ia menilai, kerja pemimpin daerah tak bisa dinilai dengan rendahnya partisipasi pemilih.
ADVERTISEMENT
Angka partisipasi pemilih pada Pilgub DKI Jakarta 2024 hanya mencapai 4.357.512. Padahal, jumlah DPT mencapai 8.214.007. Artinya, partisipasi pemilih di Ibu Kota ada di angka 53,05 persen atau yang golput mencapai 46,95 persen.
Berdasarkan catatan kumparan, angka golput pada Pilgub Jakarta 2024 merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah. Gubernur Jakarta dipilih secara langsung oleh rakyat sejak 2007 silam.