Warga AS Desak Pemerintah Cegah Pandemi usai Kasus Kematian Akibat Flu Burung

8 Januari 2025 11:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bebek terlihat di dalam peternakan unggas di Castelnau-Tursan, Prancis, 24 Januari 2023. Foto: Stephane Mahe/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Bebek terlihat di dalam peternakan unggas di Castelnau-Tursan, Prancis, 24 Januari 2023. Foto: Stephane Mahe/REUTERS
ADVERTISEMENT
Rakyat Amerika Serikat (AS) mendesak pemerintah untuk meningkatkan upaya pencegahan flu burung, khususnya demi mencegah munculnya ancaman pandemi.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari AFP, desakan ini muncul setelah ada satu kasus kematian manusia akibat flu burung di AS.
Ahli kesehatan di seluruh dunia telah berbulan-bulan mendesak otoritas AS untuk meningkatkan pengawasan dan berbagi informasi terkait wabah flu burung, setelah flu itu menyebar di antara sapi perah untuk pertama kalinya.
WHO mengatakan risiko flu burung terhadap manusia rendah dan tidak ada bukti bahwa virus itu dapat ditularkan dari manusia ke manusia.
Meski demikian, ahli kesehatan telah memperingatkan potensi munculnya pandemi flu burung, khususnya karena telah muncul tanda-tanda virus itu bermutasi ke mamalia menjadi bentuk yang dapat menyebar lebih mudah antar manusia.
Di AS sendiri, sejak akhir tahun lalu tercatat ada 66 kasus flu burung yang menjangkit manusia. Berdasarkan keterangan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDCC), mereka yang terjangkit sebagian besar adalah pekerja peternakan.
ADVERTISEMENT
Kasus flu burung di AS relatif ringan sampai akhirnya pasien di Louisiana dilaporkan meninggal dunia akibat flu burung.
Kritik pun datang dari ahli kesehatan dari berbagai universitas. Ahli virus dari Imperial College London, Team Peacock, misalnya. Ia mengatakan kesalahan terbesar yang dilakukan AS adalah responsnya lambat dan lemah terhadap flu burung.
Ia juga mengatakan, alasan mengapa flu burung menginfeksi peternakan AS karena kombinasi lemahnya respons awal, biosekuriti yang buruk.
Sementara ahli sains dari Louisiana State University, Rebecca Christofferson, mengatakan ada tanda-tanda virus pasien yang meninggal dunia bermutasi ketika dia terinfeksi, tapi tidak menular ke orang lain.
“Yang mengkhawatirkan adalah, semakin lama hal ini dibiarkan berkembang biak, semakin besar juga kemungkinan mutasi seperti ini tidak hanya terjadi, tapi juga keluar dan menginfeksi orang lain, kemudian anda akan memulai reaksi berantai,” katanya.
ADVERTISEMENT
Mantan pejabat kesehatan AS, Rick Bright, meminta agar departemen pertanian merilis lebih banyak informasi tentang infeksi flu burung di antara hewan.
“Ada banyak sekali data dari pemerintahan saat ini yang belum dirilis,” katanya.
Bright mengatakan, AS memiliki banyak sekali stok dosis vaksin virus H5N1. Sehingga, vaksin-vaksin itu seharusnya diberikan kepada mereka yang memiliki risiko tinggi terpapar seperti pekerja peternakan.