Warga Korea Selatan Diminta Tak Keluar Rumah Imbas Banjir Bandang dan Longsor

17 Juli 2023 15:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas penyelamat membawa jenazah korban yang ditemukan selama operasi pencarian dan penyelamatan di dekat jalan bawah tanah yang terendam banjir akibat hujan deras di Cheongju, Korea Selatan, Minggu (16/7/2023). Foto: Kim Hong-Ji/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Petugas penyelamat membawa jenazah korban yang ditemukan selama operasi pencarian dan penyelamatan di dekat jalan bawah tanah yang terendam banjir akibat hujan deras di Cheongju, Korea Selatan, Minggu (16/7/2023). Foto: Kim Hong-Ji/REUTERS
ADVERTISEMENT
Badan Meteorologi Nasional Korea Selatan memprediksi bakal ada lebih banyak lagi hujan lebat di sejumlah wilayah, setidaknya hingga Rabu (19/7).
ADVERTISEMENT
Dengan terjadinya banjir bandang akibat tanah longsor yang menelan korban jiwa hampir 40 orang serta belasan korban jiwa tambahan di underpass pusat kota Cheongju, otoritas lokal pun mengimbau warga agar menahan diri untuk tidak keluar rumah hingga situasi membaik.
Dikutip dari AFP, imbauan ini dikeluarkan pada hari yang sama ketika Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol bersumpah akan merombak sistem penanggulangan dampak perubahan iklim, pada Senin (17/7).
"Peristiwa cuaca ekstrem seperti ini akan menjadi hal yang biasa — kita harus menerima bahwa perubahan iklim sedang terjadi, dan menghadapinya," kata Yoon.
Petugas penyelamat terlihat di dekat bus listrik selama operasi pencarian dan penyelamatan di dekat underpass yang terendam banjir akibat hujan deras di Cheongju, Korea Selatan, Minggu (16/7/2034). Foto: Kim Hong-Ji/REUTERS
"Pemikiran bahwa cuaca ekstrem yang terkait dengan perubahan iklim adalah sebuah anomali dan tidak dapat dihindari harus dirombak total," sambung dia.
ADVERTISEMENT
Yoon pun menyerukan tekad yang luar biasa untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan respons negara terhadap dampak buruk perubahan iklim. "Korea Selatan akan mengerahkan semua sumber daya yang tersedia termasuk militer dan polisi untuk membantu upaya penyelamatan," tegas dia.
Secara terpisah, pemimpin berusia 62 tahun itu juga meninjau lokasi bencana longsor akibat tanggul yang jebol di wilayah tersebut. Seraya mengenakan jaket berwarna hijau — yang sering dikenakan oleh para pejabat tinggi selama keadaan darurat publik, Yoon diberi pengarahan oleh otoritas penyelamat selama meninjau lokasi bencana.
Petugas penyelamat ikut dalam operasi pencarian dan penyelamatan di dalam underpass yang terendam banjir akibat hujan deras di Cheongju, Korea Selatan, Minggu (16/7/2034). Foto: Yonhap/via REUTERS
Adapun mayoritas korban jiwa akibat banjir bandang dan longsor berasal dari Provinsi Gyeongsang. Sebagian besar kasus disebabkan oleh tanah longsor skala besar di daerah pegunungan yang menimbun rumah-rumah warga di bawahnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, menurut Kementerian Dalam Negeri Korea Selatan terdapat pula beberapa warga hanyut terbawa arus ketika sungai di dekatnya meluap di provinsi itu.
"Saya tidak pernah melihat sesuatu seperti ini dalam hidup saya, ratusan ton batu menggelinding turun dari gunung," ujar Yoon kepada penduduk desa setempat.
"Betapa terkejutnya Anda pasti. Saya akan melakukan semua yang saya bisa untuk memulihkan desa ini," sambung dia.