Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Sebuah akun twitter @chocho0piie menggungah utas cerita horor. Dalam penggalan utas tersebut diceritakan bahwa sekelompok wisatawan dari Jawa Timur mengalami kejadian aneh ketika menginap di salah satu apartemen di Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Selain itu wisatawan tersebut kaget ketika balkon apartemen menghadap ke makam yang mayoritas nisannya berwarna hitam.
Unggahan tersebut viral di media sosial dan menjadi pembahasan. Fitri salah seorang warga Yogyakarta justru heran dengan unggahan tersebut, pasalnya nisan berwarna hitam sangat umum di Yogyakarta. Dia menjelaskan nisan berwarna hitam itu berbahan batu dari Gunung Merapi dan semen.
"Dari batu terus diukir kaya di Muntilan itu banyak pinggir jalan. Batu Merapi dipotong kotak diukir. Perekatnya biasanya semen," kata Fitri, Senin (28/10).
Untuk membeli nisan seperti itu mudah ditemui di Muntilan, Jawa Tengah. Di situ banyak pengrajin batu yang biasa menjual nisan-nisan di pinggir Jalan Magelang-Yogyakarta. Di rumahnya di Seyegan, Kabupaten Sleman, nisan berwarna hitam juga umum digunakan.
"Daerah di Seyegan juga hitam seperti itu. Bentuk kepalanya seperti kucup kembang. Ada (berbahan) marmer juga, dulu orang tertentu tokoh masyarakat zaman saat itu," kata dia.
ADVERTISEMENT
kumparan juga telah menelusuri keberadaan makam yang dimaksud dalam tweet viral tersebut Makam tersebut adalah Sasono Loyo Puluh Dadi yang letaknya tak jauh dari Jalan Seturan Raya, Kabupaten Sleman, letaknya memang tak jauh dari sebuah apartemen.
Memasuki makam, tak ada yang aneh dari makam tersebut. Nisannya sama dengan kebanyakan kuburan yang ada di Yogyakarta. Di situ nisan makam juga tak hanya berwarna hitam tapi juga berwana putih, biru, dan merah.
Yani salah seorang warga yang membuka jasa laundry tak jauh dari makam mengatakan tidak ada hal yang angker dari makam tersebut. Menurutnya makam tersebut biasa-biasa saja seperti makam lain. Dia mengakui jalan di sekitar makam cenderung ramai karena merupakan jalan pintas.
ADVERTISEMENT
“Enggak ada yang angker. Justru tempat kita ramai banget soalnya itu tembus Selokan (Selokan Mataram),” kata Yani, Senin (28/10).
Yani juga mengatakan makam tersebut juga sering diziarahi seperti makam lain. Bahkan sebelum acara wayangan di kampung tersebut, warga juga menggelar doa bersama di makam
“Ah mboten (tidak angker) wong malah sebelum wayangan ada doa bersama, pengajian, terus malam minggunya wayangan,” kata dia.