Wawancara Aulia si Pembunuh Suami dan Anak: Tolong Jangan Judge Saya

3 September 2019 19:15 WIB
Aulia Kesuma, Pembunuh Suami dan Anak Tiri di Sukabumi. Foto: Sabryna Putri Muviola/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Aulia Kesuma, Pembunuh Suami dan Anak Tiri di Sukabumi. Foto: Sabryna Putri Muviola/kumparan
ADVERTISEMENT
Fakta di balik pembunuhan yang dilakukan Aulia Kesuma (45) kepada suami dan anak tirinya, Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili dan M Adi Pradana alias Dana, semakin terang. Aulia akhirnya bersedia buka suara terkait pembunuhan yang dilakukannya.
ADVERTISEMENT
kumparan berkesempatan mewawancari Aulia Kesuma di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (3/9). Dalam kesempatan itu, Aulia mengungkapkan apa yang terjadi hingga dirinya tega membunuh suami dan anak tirinya.
"Tolong jangan judge saya," ujar Aulia.
Berikut hasil wawancara dengan Aulia Kesuma:
Kenapa melakukan pembunuhan ini?
Saya melakukan pembunuhan ini terutama karena masalah utang, utangnya memang senilai Rp 10 miliar dari 2 bank. Pak Edi (Pupung) tahu masalah itu, tapi Pak Edi selalu minta saya untuk menyelesaikan utang itu selama 5 tahun. Dia enggak mau tahu gimana caranya.
Dia pernah bilang sama saya, dia sial nikah sama saya karena asetnya bakal tersita. Saya juga bingung dan enggak tahu harus bagaimana lagi. Sedangkan dalam beberapa bulan terakhir saya bayar bunga banknya itu pakai kartu kredit saya, pakai mobil anak saya (Giovanni Kelvin) yang digadaikan, terus saya pinjam uang ke kakak saya supaya rumah itu enggak sampai tergadai.
ADVERTISEMENT
Utangnya atas nama siapa?
Utangnya atas nama saya karena Pak Edi tidak bisa mengajukan pengajuan bank karena namanya Pak Edi sudah di-blacklist di bank-bank.
Utangnya sejak kapan?
Itu sejak tahun 2013 utangnya. Jadi memang tidak langsung Rp 10 miliar seperti disangka oleh wartawan. Itu semua ada tahapannya.
Pertama, utangnya Rp 700 juta di Bank Mandiri dan waktu itu buka usaha restoran. Memang waktu buka usaha, restoran itu tidak berjalan dengan baik karena selama buka restoran besar pasak daripada tiang, besar pengeluaran daripada pemasukan.
Setelah itu, naik jadi Rp 1,3 miliar di Bank Mandiri juga, tapi tetap enggak bisa bayar, terus dipindah lagi ke Indonesian Finance dapat Rp 2,5 miliar, tapi itu juga habis untuk bayar bunganya. Setelah itu pindah ke MMC, itu langsung enggak bisa bayar juga karena udah enggak ada penghasilan. Saya sempat buka usaha warteg di Blok M untuk biaya hidup sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Pak Edi itu orangnya enggak pernah kerja. Nanti tolong saya mohon orang-orang yang pernah kerja sama saya tolong bantu saya, bantu saya untuk jadi saksi bahwa benar Pak Edi selama ini, selama menikah sama saya, tidak pernah bekerja. Yang cari uang itu saya.
Aset apa aja yang dimiliki dan terancam disita bank?
Aset cuma 2 rumah itu saja. Saya sudah minta baik-baik sama Pak Edi, tolong rumah sebelah dijual supaya dapat hidup damai, tidak punya utang. Tapi kata Pak Edi, "apa-apaan sih lo main jual-jual aset gue aja, enak aja lo main seenaknya, iya kalau lo punya utang, ya lo tanggung jawab". Dia sama sekali enggak ngerasa gitu loh, selama ini sebagai suami tanggung jawabnya apa.
Aulia Kesuma, otak pembunuhan mayat terbakar dalam mobil. Foto: Raga Imam/kumparan
Tanggapan Pak Edi pertama kali tahu punya utang banyak?
ADVERTISEMENT
Ya itu Pak Edi yang minta untuk biaya buka restorannya. Pak Edi tidak bisa mengajukan pinjaman karena nama Pak Edi itu di-blacklist.
Ada yang tahu enggak kalau yang minta utang pertama kali itu Pak Edi?
Ada, orang-orang restoran tahu kok kalau itu yang minta utang karena enggak bisa bayar lagi gaji karyawan yang tiap bulan nilainya Rp 50 juta. Itu orang-orang restorannya pun bisa dipanggil sebagai saksi, saya tidak takut. Saya mengungkapkan semua ini apa adanya.
Pak Edi sempat menikmati hasil usaha restoran?
Ya iyalah setiap hari dia duduk manis di rumah, dia makan, dia pegang HP, dia ke sana ke sini sama teman-temannya, itu hasil dari mana, itu siapa, itu uang dari mana, kalau bukan dari situ.
ADVERTISEMENT
Masalah keluarga ada yang lain selain utang?
Memang masalah utamanya utang. Selain itu kalau Dana sebenarnya saya enggak ada masalah sama Dana, saya sayang. Dia memang sudah mulai berubah. Saya punya bukti chatnya, itu pun pernah saya ancam Pak Edi, kalau saya kesel, saya bisa laporin ke polisi.
Di situ, di bukti chatnya itu bahwa Dana pernah punya niat membunuh saya karena dia enggak suka waktu saya hamil R (anak dari perkawinan Aulia dan Pupung) sekitar 7 bulanan pas lagi kontrol. Dana itu bilang "hidup gue hancur gara-gara perempuan itu". Itu pun sudah sempat saya tunjukin ke kakak ipar saya.
Jadi dalam rumah tangga banyak masalah?
Ya, karena memang Pak Edi selalu mem-protect kesalahan Dana, pokoknya dia selalu anggap benar. Dia enggak mau anaknya dianggap salah. Padahal untuk Dananya itu.
ADVERTISEMENT
Saya tahu saya salah, saya ngomong seperti ini bukan untuk membela diri, tapi tolonglah jangan judge saya. Coba kalian menjadi saya satu hari saja bagaimana rasanya?
Sudah nikah sama Pak Edi berapa lama?
8 tahun, sejak tahun 2011.
Sempat ada KDRT?
Kalau KDRT iya, tapi enggak sering.
Masalah cekcok itu sebelum atau setelah berutang?
Setelah berutang karena memang tidak punya kemampuan untuk bayar dan kita bingung. Saya sudah pernah waktu pinjam di BRI itu pernah disyariatin sama Pak Haji Aris, ada di Taman Ratu, dia berkali-kali datang.
Tapi setiap kali mau beli (rumah) malah dibentak-bentak oleh Pak Edi. Memang niatnya Pak Edi itu enggak mau asetnya harus hilang. Memang saya yang harus menanggung utangnya itu. Sedangkan dia enggak ngerti sama sekali, dia enggak pernah ada niat untuk cari kerja, cari usaha.
ADVERTISEMENT
Sejak pertama kali nikah, Pak Edi enggak punya penghasilan?
Enggak dari awal. Cuma saya orangnya nrimo, ada buktinya juga. Dari awal saya menikah, saya masih kerja di PT (perusahaan swasta), ibarat kata saya dulu masih hidup bahagia sebelum Dananya itu dibeliin mobil, dia bergaulnya enggak bener, Pak Edinya juga sikapnya berubah, (setelah) punya uang banyak, waktu itu kan uang warisannya hilang gara-gara kena investasi bodong.
Anak ibu 2 orang dari perkawinan sebelumnya itu sempat keluar dari rumah, itu jadi motif lain?
Iya, Dana itu pernah mengatakan A (anak perempuan Aulia-red) pelacur. Sebenarnya saya pernah cerita tentang keluarga saya, tentang kesulitan, tentang perasaan saya yang udah enggak nyaman sama Pak Edi ke ponakan Pak Edi di Bandung. Itu saya inget banget Lebaran kedua, saya ajak curhat dengan Mas Gege.
ADVERTISEMENT
Saya bilang saya sebenarnya enggak nuntut banyak, selama saya nikah dengan Pak Edi, bolehlah nanti dibuktikan sama orang-orang yang pernah ikut, pernah enggak saya sekali berfoya-foya, beli perhiasan, saya beli baju mahal-mahal, saya pernah sepatu mahal-mahal, pernah enggak.
Dari dulu penampilan saya seperti ini (sederhana-red), bukan karena saya posisi di penjara, memang saya enggak pernah seperti wanita lain yang layaknya punya uang banyak, itu enggak. Saya memang seperti ini dari dulu dan saya siap dibuktikan.
Atas curhatan itu, tanggapannya?
Dia sempat bilang memang seperti itu, memang karena Dananya, [...] Dananya itu disetir. Saya rasa Pak Edi itu berubah karena disetir sama Dana. [...] Saya juga ada bukti chatnya. Itu sudah saya kasih ke penyidik.
ADVERTISEMENT
Sejak kapan terpikirkan untuk membunuh?
Ya itu sejak waktu Lebaran saya sudah enggak kuat. Karena itu uang sudah benar-benar habis. Jadi sisa uang Danamon itu Pak Edi ngerasa, saya masih ada. Dia selalu ngotot, "ah lu dasar aja uang itu lu beliin, lu beliin Kelvin apartemen, lu beliin Kelvin mobil".
Saya tuh tadinya punya rekaman Pak Edi marah-marah sama saya, insyaallah kalau Allah berkehendak rekaman itu masih ada di memory card yang saya mau minta tolong sama suster saya cariin, mudah-mudahan di situ saya tidak hapus [suara Aulia seperti nahan nangis]. Kalau rekaman itu ada, saya bisa buktikan Pak Edi bagaimana, suara Pak Edi bentak-bentak saya.
Saat punya ide pembunuhan tersebut bicara ke siapa?
ADVERTISEMENT
Saya cerita ke pembantu sih. Jadi gini karena pembantu pun diperlakukan oleh Pak Edi, seperti dikasih makanan basi, sayur basi, orang makan tempe aja dibilang ambilnya jangan dua, satu aja. Tempe tahu aja seperti itu, dan dia memang benci banget dengan beberapa pembantu.
Ya saya mohonlah, dengan pembantu saya, suster saya, yang pernah ikut saya lama, saya mohon melalui media ini, saya mohon bantu saya sebagai saksi bagaimana perlakuan Pak Edi terhadap saya. Bagaimana perlakuan Pak Edi di rumah (Aulia menangis).
Saya bicara seperti ini bukan tidak menyesali pekerjaan yang saya kerjakan, yang saya lakukan saya menyesal, saya minta maaf kepada keluarga Pak Edi.
Apa yang dipikiran waktu ngebunuh? Tujuan apa?
ADVERTISEMENT
Ya tujuannya gini, saya pikirannya waktu itu simple aja. Dengan Pak Edi enggak ada, Dana enggak ada, itu rumah bisa kesita bank, dan sisanya (utang) juga enggak banyak, setelah itu saya bisa hidup damai dengan R (anak perempuan Aulia dengan Pupung). Itu saja.
Selesai bunuh dan bakar, ada perasaan lega dan harapan bisa bayar utang gitu, Bu?
Ya maksudnya utang itu enggak saya bayar tapi (rumah) disita oleh bank, disita sama bank.
Lega?
Jujur, maksudnya lega, iya. Saya sempat mengucap alhamdulillah, dalam hati saya, lepas dari utang saya yang begitu saya benar-benar mengimpit saya. (Cicilan) Rp 200 juta per bulan itu cari dari mana.
Setelah cerita sama ART, tanggapannya gimana, Bu?
ADVERTISEMENT
Ya saya teruskan, kata pembantu saya katanya pernah pakai jasa santet itu. Saya juga penginnya secara alus lah, tidak ini. Ya jujur saya juga manusiawi saya juga enggak pengen seperti ini gitu kan.
Kemudian akhirnya menyewa eksekutor gimana? Dan sampai 4 orang dan menyanggupi bayar Rp 500 juta?
Ya sebenarnya waktu itu spontanitas kalau masalah Rp 500 juta. Dan tidak bilang Rp 500 juta kali 4. Kejadian sesungguhnya saya bilang saya cuma sanggup bayar Rp 100 juta per orang, pada waktu itu mereka menyanggupi.
Di tengah jalan yang namanya RP itu kesurupan, dan tidak jadi ikut. Pas lagi perjalanan itu yang namanya Ajis ngomong, Rp 200 juta sanggup enggak, Mbak. Ya udahlah Rp 200 juta kalau dikali 4 masih cukup.
ADVERTISEMENT
Ada uangnya?
Ada, setelah (rumah) disita sama bank. Sebenernya untuk bulan ini aja dua bulan. Kepikiran saya kalau enggak ketahuan ini, kan saya enggak bayar pastinya bank enggak akan lama-lama menyita, gitu kan. Karena saya enggak ada mediasi segala macam saya sudah bilang enggak sanggup bayar, silakan disita.
Kenapa harus 4 orang?
Karena gini sebenarnya, kalau saya dibilang tegaan bukannya munafik, saya memang punya niat. Tapi kalau saya disuruh lihat sendiri suami saya itu jujur saja, waktu saya abis kasih obat tidur itu saya panik. Saya sempet (takut) banget, beneran Allah yang tahu, "yuk Yah kita ke dokter aja, yuk".
Saya sempet ngajak Pak Edi itu ke dokter. Karena saya takut, gitu. Saya emang biasa minum obat Valdres (obat untuk penderita insomnia-red) itu kan, tapi satu. Kalau sampai banyak saya belum tahu efeknya. Saya sempet ketakutan.
ADVERTISEMENT
Tadinya kan memang yang akan mengerjakan itu memang para eksekutor kan bukannya saya turun tangan sendiri, tidak. Memang dari awal tugas saya sama anak saya cuma melumpuhkan. Dalam arti membuat mereka berdua tertidur karena dari awal yang RD itu rencanakan, saya cuma tugasnya melumpuhkan.
Kalau kayak mereka tadinya mau dirampok, itu RD yang buat rencana, bukan saya yang buat rencana. Nanti kalau misal RD sudah tertangkap tolong diklarifikasi. Dia yang menyewa preman-preman itu yang menyusun rencana itu. Entar pura -pura dirampok, diikat sama pembantu terus tiba-tiba ada orang yang lihat masuk rumah, tapi ternyata mereka berdua sudah dihabisi.
Tapi intinya mereka berdua ngomong, mereka berdua posisinya jangan sadar. Karena mereka berdua (korban) punya 'ilmu Cimande', gitu kan.
ADVERTISEMENT
Awalnya mau santet terus nyewa eksekutor itu gimana?
Karena RD itu bilang, ya udah pakai cara kasar aja kalau cara alus enggak bisa. Karena saya udah terkejar waktu banget. Karena kalau Pak Edi tahu rumahnya bakal disita, itu benar-benar...
Itu ketemu eksekutor di mana?
Itu saya dikenalin sama Pak RD. RD itu suami dari yang pernah kerja di saya
Rumah akan disita bank kapan?
Sebenarnya gini kalau kapan, dari 2 bulan lalu saya udah enggak punya uang. Pembayaran untuk Juni saya menggadaikan mobilnya Kelvin, sedangkan mobil itu seharusnya sudah lunas. Untuk yang bulan Juli, itu saya pinjam uang kakak saya. Sebenarnya saya sudah tidak bisa bayar. Utangnya ke kakak saya, ke mobil. Jadi makin bertumpuk-tumpuk, gitu. Sebenarnya dari bulan ini pun sudah disita kalau saya enggak bayar.
ADVERTISEMENT
Kenapa melibatkan Kelvin?
Kalau cerita tentang Kelvin, jadi gini saya sebelum nikah sama Pak Edi, (saya) pernah nikah, tapi itu tidak resmi. Dibilang resmi ya enggaklah karena saya enggak punya surat cerai dengan ayahnya Kelvin.
Pada waktu itu Pak Edi pun berbohong kepada keluarganya, bagaimana perkenalan saya dengan Pak Edi. Karena jujur saja, temannya Dana bisa jadi saksi, karena dulu itu saya mau menikah dengan Pak Edi karena Dana yang nangis-nangis ke saya.
Kenalan dengan Pak Edi di mana?
Di Tagged (jaringan sosial yang fokusnya untuk menolong orang-red). Tapi Pak Edi selalu bicara sama keluarga sana teman-temannya itu kenal saya di tempat kerja di kantor. Padahal itu kenal di Tagged dan itu Pak Edi meluluhkan hati saya karena tangan saya sempet patah karena perampokan di Bajaj padahal saya diurut tapi tetep bengkok, dan dibawa ke Haji Naim (ahli pijat tulang patah-red).
ADVERTISEMENT
Pak Edi saat itu gencar, gitu kan. Saya waktu itu sebenarnya udah enggak ada perasaan apa-apa sama Pak Edi, (lalu) dikenalkanlah ke anaknya, sama Dana.
Jadi waktu itu saya dikenalkan sama anaknya, sama Dana. Nah, waktu itu karena saya merasa Dana itu dari kecil dia tidak punya sosok seorang ibu yang bisa sayang sama dia, dia juga nangis di pelukan saya waktu itu, dia pengin ikut bimbel, tapi sama ayahnya tidak dikasih.
Itu saya inget-inget banget dan saya pun pernah nangis sampai saya bilang gini "ya udah Dana, tante bukan jodohnya ayah kamu, tapi kamu jangan pernah... maksudnya kalau ada apa-apa kamu tetap hubungi tante". "Enggak bisa tante, pokoknya tante harus jadi ibunya aku".
ADVERTISEMENT
Jadi Kelvin anak kandung ya, Bu?
Iya anak saya.
Aset yang Anda punya berapa?
Dari dua tempat (rumah) itu, kalau diapraisal itu sekitar Rp 16-17 miliar.
Gimana ceritanya ibu melibatkan Kelvin?
Ya sekarang gini, saya sempat cerita sama Kelvin. Ya gimana juga anak melihat ibundanya diperlakukan seperti itu, ya ditekan seperti yang bisanya cuma nangis saja. Seorang anak mana yang tega melihat mamanya diperlakukan seperti itu.
Makanya Kelvin (bilang), ya udahlah bunda, aku ikut. Kalau memang tugasku melumpuhkan Dana karena kan enggak ada yang bisa akrab, karena kalau Kelvin sama Dana kan akrab. Sebenarnya sama A juga akrab, tapi semenjak ngatain A pelacur, ya jadinya A sempat pingsan kan waktu itu. Jadi sempat A bilang enggak mau pulang lagi ke rumah.
ADVERTISEMENT
Jadi siapa yang pertama kali mengidekan untuk dibakar?
Jadi gini loh pertama ceritanya, manusiawi kan punya rencana tapi Allah berkehendak lain. Maksudnya tadinya saya punya rencana untuk menghilangkan jejak itu seolah-olah Pak Edi sama Dana itu mau pergi dari garasi, jadi saya tidak pernah terbesit untuk membakar satu rumah, tapi garasi yang ada mobilnya.
Jadi seolah-olah Pak Edi itu mau keluar rumah sama Dana (dengan mobil Calya), tapi tidak tahu kalau tangki Calya itu gampang bocor dan menyalakan rokok setelah itu terbakar dan saya tahu persis begitu garasi kebakar otomatis pemadam akan segara datang. Jadi saya bukan berarti Dana sama Pak Edi itu harus gosong itu, tapi hanya luka bakar dan maksudnya menghilangkan sidik jari, ya intinya itu saja sih membuat suatu ceritanya seperti itu jadi bukan sengaja untuk dibakar.
ADVERTISEMENT
Tapi karena ke siniinnya kita sudah panik, apalagi ada kejadian sempat rumah kebakar gitu kan dan itu idenya juga bukan dari saya, boleh ditanya dengan ini dan bukti-bukti yang ada gituan itu bukan ide saya naro obat nyamuk di kamar Dana dan kamar Pak Edi bukan ide saya.
Ya jadi memang karena kepanikan-kepanikan yang saya terima jadi akhinya saya sama Kelvin itu pun waktu perjalanan sesungguhnya kita tidak tahu arah, bukan kita nuju di sana (TKP), enggak.
Kita itu ya mungkin karena kebanyakan nonton sinetron atau bagaimana, kita tadinya berpikir gini loh. Kita tidak berpikir sampai meledak sampai Kalvin luka bakar kan. Jadi kita maunya api kecil nyala, setelah itu mobilnya kita dorong ke jurang.
ADVERTISEMENT
Jadi tidak seperti itu, karena Kelvin tidak pernah membakar itu, Kelvin pun membakarnya dari dalam (mobil), bukan dari luar, makanya Kalvin ikut kebakar, gitu.
Dieksekusi jam berapa?
Hari Jumat malam (23 Agustus). Jumat malam itu pun setelah saya melakukan hubungan suami istri karena emang Pak Edi kan setiap seminggu 3 kali minta jatah, kan.
Memang Pak Edi sempat bilang enggak maulah kalau malam karena kita biasanya pagi. Tapi saya bilang enggak bisa kalau pagi karena saya ada acara, saya bilang gitu.
Nah, Pak Edi mau kan. Kami melakukan hubungan suami istri. [...} Pak Edi setelah itu sempet keluar kasih makan ikan, sempet nonton TV, main HP. Terus saya ajak dia ke kamar untuk tidur. Memang dia kalau tidur melakukan gerakan yoga gitu.
ADVERTISEMENT
Di dalam kasur juga dia sempet ngomong kok mulutnya pahit ya, kamu sih gara-gara kasih jus sama pare jadi pahit. Tolong ambilkan minum dong.
Jadi jus itu jus tomat dan jeruk. Saya setiap hari beli jus kemasan stok banyak. Itu dikasih minum jus sebelum berhubungan.
Saya tegaskan saya enggak kasih racun. Kalau kasih racun itu tidak mungkin Pak Edi berhubungan dengan saya.
Eksekutor nunggu Pak Edi untuk tidur ada sekitar 3-4 jam baru bereaksi untuk tidur.
Saat ketahuan rencananya bilangnya apa?
Ya engga sih, karena waktu itu ketahuan juga saya langsung ngaku, saya tidak berbelit-belit begitu. Memang setelah saya dibawa dari Polsek Cilandak itu, sempat saya mikir saya sudah ketahuan, saya ditangkap dan wajarlah saya sempat mengelak. Jadi saya langsung ngaku.
ADVERTISEMENT
Target utamanya Pak Edi, kenapa Dana ikut dibunuh?
Saya jujurnya, pertama alasan saya melibatkan Dana karena dia sendiri punya bibit kebencian sama saya.
Kalaupun itu nanti Pak Edi sepeti itu, otomatis Dana akan cari tahu kenapa ayahnya mati dan segala macem. Kedua, dia akan yang bikin-bikin itunya akan mempermasalahkan uangnya itu, kan. Sedangkan rencananya kan uang itu mau dibelikan rumah kecil buat saya sama R. Karena gimana juga R 'kan anak Pak Edi dan saya, tidak pernah sedikit pun buat saya, memang buat R.
Hukuman berat di depan mata, pendapat Ibu gimana?
Saya secara pribadi saya menyesal, kalau saya masih dikasih kesempatan saya minta maaf sama semua terutama sama keluarga Pak Edi. Gimana juga R masih anak Pak Edi, dia seorang muslim. Pada saat dia menikah dia memerlukan wali, tolonglah jangan coret R dari keluarga. Karena memang R masih keluarganya Pak Edi.
ADVERTISEMENT
Saya tidak pernah melakukan hal-hal lain karena dia murni anak Pak Edi. Saya cuma minta tolong-tolonglah ampunin saya.
R umurnya berapa?
Empat tahun. Tapi maaf, R sekarang di mana saya tidak akan memberi tahu, saya tidak mau anak saya kenapa-kenapa, karena saya mau lindungi anak saya.
Saya tidak akan ceritakan kepada siapa pun kecuali penyidik. Saya tidak kasih tahu R di mana, A di mana, ya seperti Ibu Bapak tahu ada keluarga eksekutor yang tidak terima kalau terlibat.
A anak dari mana?
Iya, anak dari ayah sebelumnya. A itu adik kandung Kelvin.