WHO Ingatkan Kemungkinan Adanya Varian Corona Baru yang Lebih Berbahaya

18 Juli 2021 17:21 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
who logo Foto: frizal
zoom-in-whitePerbesar
who logo Foto: frizal
ADVERTISEMENT
Lembaga Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan adanya kemungkinan munculnya varian corona baru yang lebih berbahaya. Hal itu disampaikan WHO dalam jumpa persnya, Kamis (15/7).
ADVERTISEMENT
"Pandemi belum selesai," kata Didier Houssin, Ketua Komite Darurat COVID-19 WHO, dikutip dari ABC, Minggu (18/7).
Pada masa awal pandemi, Maret 2020, hanya ada varian corona, SARS-CoV-2. Akan tetapi, setelah menyebar ke berbagai negara, virus tersebut kemudian bermutasi hingga memiliki daya penularan yang lebih cepat dibandingkan versi original.
Saat ini, ada empat varian yang menjadi perhatian, yang diberi label oleh WHO menggunakan alfabet Yunani. Yang terbaru, varian delta, yang pertama kali terdeteksi di India, telah diidentifikasi di lebih dari 111 negara dan sekarang bertanggung jawab atas hampir 60 persen dari semua kasus di AS.
"Kami prediksi itu menjadi strain dominan yang beredar di seluruh dunia," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
ADVERTISEMENT
WHO memperingatkan, varian baru corona di masa yang akan datang lebih sulit untuk dikendalikan. Untuk itu, vaksin corona sangat penting untuk mencegah varian baru berkembang.
Meski begitu, banyak negara tidak memiliki pasokan vaksin yang cukup. Secara global, baru 25,8 persen populasi dunia yang telah menerima setidaknya satu dosis vaksin COVID-19, menurut Lab Data Perubahan Global Universitas Oxford.
WHO terus mendorong negara-negara kaya untuk berbagi pasokan vaksin dengan seluruh dunia.
"Virus terus berevolusi, menghasilkan varian yang lebih menular," pungkas Ghebreyesus.