Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Namun sebelum mengumumkan hasil penelitian, WHO masih membutuhkan beberapa data terkait varian Omicron.
"Kami mengharapkan untuk memiliki lebih banyak informasi tentang penularan varian baru Omicron dari virus corona dalam beberapa hari," kata Kepala Teknis WHO untuk penanganan COVID-19, Maria Van Kerkhove, Rabu (1/12).
Target penelitian ini lebih cepat dari target sebelumnya yang diprediksi WHO. Sebelumnya, mereka membutuhkan waktu sekitar 2 minggu untuk meneliti varian Omicron.
Van Kerkhove menuturkan, sejauh ini hasil penelitian mengarah jika varian Omicron mungkin lebih menular daripada varian Delta. Tapi belum diketahui apakah varian ini bisa memicu gejala berat.
Sementara Kepala Ilmuwan WHO, Soumya Swaminathan, mengatakan vaksin COVID-19 yang ada saat ini masih cukup ampuh untuk melawan varian Omicron.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, varian Omicron pertama kali ditemukan di negara bagian Afrika Selatan pada 24 November 2021. Ketika itu, Afrika Selatan yang keseluruhan wilayahnya didominasi varian Delta, menemukan mutasi asing yang lebih menular.
WHO kemudian menetapkan varian asal Afrika itu sebagai varian berbahaya atau Variant of Concern (VoC) karena memiliki mutasi yang banyak dan mengkhawatirkan.