WHO Tetapkan Wabah Cacar Monyet Jadi Darurat Global

23 Juli 2022 23:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gambar mikroskop elektron (EM) menunjukkan partikel virus monkeypox dewasa berbentuk oval serta partikel bulan sabit dan bulat dari virion yang belum matang, diperoleh dari sampel kulit manusia. Foto: Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Gambar mikroskop elektron (EM) menunjukkan partikel virus monkeypox dewasa berbentuk oval serta partikel bulan sabit dan bulat dari virion yang belum matang, diperoleh dari sampel kulit manusia. Foto: Reuters
ADVERTISEMENT
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengumumkan wabah cacar monyet menjadi darurat kesehatan masyarakat global, Sabtu (23/7). Status ini ditetapkan setelah cacar monyet menyebar dengan cepat.
ADVERTISEMENT
Label WHO terkait darurat kesehatan masyarakat telah menjadi perhatian internasional (PHEIC). Ini juga telah memicu respons internasional agar terkoordinasi dan dapat membuka pendanaan untuk berkolaborasi dalam berbagi vaksin dan perawatan.
Anggota komite ahli yang melakukan pertemuan pada Kamis lalu sudah menampung berbagai rekomendasi atas keputusan tersebut. Sembilan anggota menentang dan enam mendukung status tersebut, mendorong Tedros sendiri untuk memecahkan kebuntuan dengan menetapkan status ini.
"Meskipun saya mendeklarasikan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional, untuk saat ini wabah yang terkonsentrasi di antara pria yang berhubungan seks dengan pria, terutama mereka yang memiliki banyak pasangan seksual," kata Tedros pada konferensi pers di Jenewa dikutip dari Reuters.
Infografik Waspada Cacar Monyet. Foto: kumparan
"Stigma dan diskriminasi bisa sama berbahayanya dengan virus apa pun," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Waba cacar monyet menyebar melalui kontak dekat dan cenderung menyebabkan gejala seperti flu dan kulit berisi nanah. Dunia sendiri sudah memandang ini secara moderat dan memiliki risiko tinggi, kecuali di Eropa.
Sebelumnya, Tedros biasanya mendukung rekomendasi komite ahli, tetapi dua sumber mengatakan kepada Reuters sebelumnya pada hari Sabtu mengatakan dia kemungkinan telah memutuskan untuk mendukung tingkat siaga tertinggi karena kekhawatiran tentang meningkatnya tingkat kasus dan kekurangan pasokan vaksin dan perawatan.