Wiranto: Radikalisme Juga Disebabkan Euforia Kebebasan

17 Mei 2017 16:20 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Wiranto di Konpers HTI (Foto: Iqra Ardini/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Wiranto di Konpers HTI (Foto: Iqra Ardini/kumparan)
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Wiranto, meminta masyarakat berperan aktif mengambil bagian dalam menolak paham baru yang akan menciptakan kekacauan idelogi bangsa. Tidak hanya itu, Wiranto juga menyampaikan kekhawatirannya pada paham baru yang akan membahayakan stabilitas keamanan.
ADVERTISEMENT
"Penyebab munculnya radikalisme dan terorisme selain pengaruh lingkungan global juga disebabkan oleh euforia kebebasan yang berlebihan," papar Wiranto dalam Diskusi Media Forum Merdeka Barat 9, Gedung Stovia, Jakarta Pusat, Rabu (17/5).
Penegakan hukum yang kurang kuat dan ketimpangan sosial ekonomi yang belum terselesaikan juga dinilai sebagai sebab. Wiranto juga berpendapat, tantangan dan ancaman terhadap kedaulatan bisa bersumber dari ideologi, politik, ekonomi dan sosial budaya.
"Kejahatan terorisme global juga disinyalir mempunyai hubungan dengan terorisme di banyak negara, termasuk Indonesia," ujar Wiranto yang menyatakan hal tersebut berdasarkan fakta adanya keterkaitan jaringan militan lokal dengan jaringan terorisme internasional.
Menurutnya, seluruh rakyat Indonesia harus mampu memahami sekaligus mengaplikasikan empat konsensus dasar dalam kehidupan sehari-hari. Termasuk, berwawasan kebangsaan, berkarakter, memiliki etika moral budaya, dan rasa kebangsaan yang kuat.
ADVERTISEMENT
Pemerintah melalui Kemenpolhukam telah mempersiapkan sejumlah program dalam rangka memantapkan empat konsensus dasar tersebut. Salah satunya adalah dengan mendorong terbentuknya Pusat-Pusat Pendidikan Wawasan Kebangsaan, Optimisasi Forum Umat Beragama, Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat, Forum Pembauran Kebangsaan, dan Dewan Kerukunan Nasional.
"Pemerintah juga terus memantapkan program revitalisasi dewan ketahaman nasional untuk melaksanakan tugas bela negara," tambah Wiranto.