Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Y20, Mahasiswa Penerima Beasiswa Tanoto Dorong Isu Keberlanjutan & Digitalisasi
22 Juli 2022 14:03 WIB
·
waktu baca 6 menitADVERTISEMENT
Wadah konsultasi resmi para pemuda dari seluruh negara anggota G20, yakni KTT Youth 20 (Y20 ), digelar pada 17-24 Juli di Jakarta dan Bandung.
ADVERTISEMENT
Sebagai upaya mendukung acara tersebut, delegasi Y20 telah melakukan sejumlah pra-KTT untuk mendengarkan aspirasi pemuda tentang isu-isu krusial terkini.
Terbaru, Y20 menggelar diskusi dengan mahasiswa penerima beasiswa Tanoto Foundation dalam rangkaian Tanoto Scholars Gathering (TSG) 2022 di Pangkalan Kerinci, Riau.
Co Chairman Y20 Michael Sianipar mengungkap, sejumlah masukan menarik terkait planet keberlanjutan, ketenagakerjaan, hingga transformasi digital yang disampaikan para mahasiswa penerima Tanoto Scholars.
"Ada masukan terkait ketenagakerjaan pemuda. Yakni untuk bisa beri pelatihan skill relevan, perlu platform digital. Ada cross cutting issues di mana untuk kesuksesan satu program, kita butuh program lain. Kita mau ketenagakerjaan kita siapkan dengan baik, maka transform digital juga harus merata," kata Michael di Pangkalan Kerinci, Rabu (6/7).
ADVERTISEMENT
"Kalau tidak akses di bidang ketenagakerjaan ini tidak bisa diakses pemuda yang tidak punya akses digital. Itu masukan gimana kita enggak bisa melihat secara terpisah," imbuh dia.
Selanjutnya di topik keberagaman, Michael mengungkap ada diskusi soal tenaga pendidik. Sebab dalam mewujudkan generasi muda inklusif, maka harus diberikan pendidikan inklusif dengan tenaga pendidiknya yang berkualitas.
Di topik soal keberlangsungan planet berkelanjutan, lanjut Michael, ada masukan tentang perencanaan. Bahwa permasalahan yang dihadapi saat ini bukan tiba-tiba muncul, melainkan karena perencanaan yang buruk.
Sebab itu, ke depannya pemuda perlu mendorong penyelesaian persoalan tak fokus hanya menuntaskan masalah yang ada, tapi juga mencegah potensi kemunculan persoalan jangka panjang.
"Tata kota buruk, tata kawasan buruk. Jadi ini penting. Kita sering sibuk hadapi masalah sekarang tapi kita juga harus ingat ini ada planning buruk yang akibatkan masalah jangka panjang," ujarnya.
ADVERTISEMENT
"Maka hal ini kita coba perbaiki. Mungkin dampaknya masih 20-30 tahun dari sekarang, tapi kita harus perbaiki perencanaan sebelumnya dan ke depan. Jadi hal-hal ini akan dibawa ke Y20. Tadi juga ada peneliti kami. Di acara summit puncaknya," tambahnya.
Michael berharap, hasil diskusi bisa dibawa para mahasiswa penerima beasiswa ke kampus masing-masing, sekaligus dengan sosialisasi kegiatan Y20 dan G20. Ada 4 isu krusial yang akan diangkat pada KTT Y20 yakni ketenagakerjaan anak muda, transformasi digital, planet berkelanjutan serta keberagaman dan inklusi.
Sementara, 4 kegiatan besar pra-KTT Y20 telah digelar di Palembang, Lombok, Balikpapan, dan Manokwari untuk mengumpulkan aspirasi pemuda-pemuda di seluruh Indonesia. Mulai dari bagian barat hingga timur, termasuk di Balikpapan yang dekat dengan IKN, bahkan dari pelosok Pulau Sumba dan Pulau Sumbawa.
ADVERTISEMENT
"Karena kita mau memastikan acara G20 ini dimiliki oleh pemuda Indonesia juga. Bukan hanya mereka yang tinggal di Jakarta, atau Bandung, atau kota-kota besar di Pulau Jawa, tapi di seluruh Indonesia," ujar Michael.
"Makanya saat kami diundang Tanoto Scholars Gathering di Riau, justru ini kesempatan bagi kami juga. Selain ada perwakilan mahasiswa dari berbagai daerah, kami juga nanti akan bertemu dengan perwakilan pemuda dari Riau untuk bisa sharing tentang G20 dan Y20," tandasnya.
Dalam acara puncak Y20, 100 delegasi pemuda dari seluruh dunia akan datang ke Jakarta dan Bandung. Setiap negara G20 akan mengirim empat orang pemuda, serta undangan khusus bagi negara-negara sahabat.
Negara di luar G20 yang diundang dalam KTT Y20 seperti Timor Leste dan sejumlah negara ASEAN, Uni Emirat Arab (UEA), perwakilan dari lembaga internasional ADB, IDB, WB, IMF, hingga WTO. KTT Y20 akan menyusun deklarasi pemuda dunia, yang akan ditandatangani di gedung Konferensi Asia Afrika.
ADVERTISEMENT
Tanoto Scholars Beri Masukan soal Transit Oriented Development hingga Literasi Digital
Penerima beasiswa Tanoto Foundation dari Universitas Gajah Mada (UGM) Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK), Elang Satria, telah mengusulkan transit oriented development untuk diangkat di Y20. Menurutnya, konsep TOD akan sangat membantu pengurangan emisi karbon demi keberlanjutan lingkungan.
"Aku sendiri angkat tentang livable dan sustainable planet. Saya berikan masukan di mana setiap tahun harusnya didirikan sistem TOD. Di mana sebuah kawasan harus terintegrasi moda transportasinya," ujar Elang.
"Di bandara, MRT, Transjakarta, sehingga pergerakan masyarakat mudah dan akan gunakan transportasi umum dibandingkan pribadi. Jadi emisi karbonnya bisa berkurang. Itu sih dari aku yang layar belakangnya perencanaan kota," imbuh dia.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Mahasiswa Universitas Nanyang Technological University (NTU) Singapura Jurusan Information Engineering and Media, Violin Yapputri, berharap persoalan gap literasi digital bisa dituntaskan.
Lewat Y20, ia berharap dapat dibentuk solusi dan dorongan realisasi agar gap literasi digital pemuda dan orang tua dapat berkesinambungan.
"Aku fokus di digital transformation dan digital financial literacy yang kebetulan related sama apa yang aku pelajari juga. Jadi kita setelah diskusi fokus ke gimana, sih, caranya memperkecil gap ketidakrataan edukasi digital dan akses digital. Kita merasa digital literacy dan digital financial literacy sangat penting. Kita harap edukasi nya merata dan terarah," ungkapnya.
"Gimana semua usia, kalangan, jangan cuma apply satu solusi, tapi ternyata yang ngerti anak muda doang. Ibu atau bapaknya kurang ngerti. Jadi kan enggak nyambung, enggak bisa terintegrasi. Dan kita harap approach government bisa lebih fokus ke preventif, sebelum masalah digital, data privacy issues dan segala macem. Jadi kita bisa lebih banyak partisipasi anak muda di bagian ini karena anak muda yang lebih paham sama hal beginian," lanjut dia.
ADVERTISEMENT
Sementara mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) Kurusan Arsitektur, Alya Desky, adalah salah satu mahasiswa yang mengusulkan tentang platform digital bagi ketenagakerjaan pemuda.
"Kami diskusi mengenai youth employment discussion itu beririsan dengan digital transformation. Kenapa? Kami menyarankan platform yang juga sudah diterapkan di Singapura, terintegrasi pemerintah, bisa digunakan free. Itu diberikan pelatihan vokasi di mana misal jadi TikTokers, bisa diakses seluruhnya," jelas dia.
Tanoto Scholars Gathering (TSG) adalah kegiatan tahunan dari program TELADAN Tanoto Foundation, yang mengumpulkan para scholars (penerima beasiswa Tanoto) berjejaring dengan Tanoto Scholars dari kampus lain dan sekaligus mendapat pelatihan dan pengalaman merasakan langsung dunia kerja lewat industrial visit.
Lewat program TELADAN, para scholars tidak hanya diberikan beasiswa kuliah, namun juga program-program berkelanjutan mulai dari pengembangan kemampuan softskill, magang, pelatihan kerja, berjejaring, pengabdian kepada masyarakat, dan lainnya yang bertujuan membentuk pemimpin-pemimpin masa depan yang bertanggung jawab dan mampu menghadapi tantangan di masa depan, serta berdampak terhadap masyarakat di mana mereka tinggal nantinya.
ADVERTISEMENT
Tahun ini TSG membawa 22 mahasiswa perwakilan dari 9 perguruan tinggi mitra TELADAN dari seluruh Indonesia yaitu Universitas Sumatra Utara (USU), Universitas Andalas (UNAND), Universitas Riau (UNRI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia (UI), Universitas Gajah Mada (UGM), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Diponegoro (UNDIP), Universitas Brawijaya (UB).
Lalu, 2 universitas mitra di Singapura yaitu Singapore Management University (SMU), dan Nanyang Technological University (NTU). Acara puncak TSG 2022 akan dilaksanakan pada 28-29 Juli 2022.