Yang Perlu Diketahui soal Temuan 39 Mayat dalam Kontainer di Inggris

27 Oktober 2019 7:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kontainer tempat ditemukannya 39 jasad warga China, di Inggris. Foto: Rauters
zoom-in-whitePerbesar
Kontainer tempat ditemukannya 39 jasad warga China, di Inggris. Foto: Rauters
ADVERTISEMENT
Laman berita di berbagai negara sedang tertuju pada Essex. Provinsi di Inggris, atau sekitar 32 kilometer dari London itu, tengah digegerkan dengan penemuan 39 mayat di dalam kontainer truk.
ADVERTISEMENT
Truk tersebut diparkir di kawasan industri Grays, Rabu (23/10) pagi. Muatan 39 mayat di dalamnya, termasuk dari mana mereka berasal dan penyebab tewas, masih menjadi tanda tanya besar.
Laporan sementara yang dikumpulkan AFP, Reuters hingga Guardian menunjukkan kasus ini masih menjadi bagian dari perdagangan manusia. Terlebih, penemuan mayat dalam kontainer bukan kali pertama terjadi.
Saat ini, jasad korban yang telah berada di RS Broomfield masih melalui proses autopsi. Dugaan sementara, para korban tewas akibat kehabisan napas dan tak tahan dengan suhu dingin dalam kontainer yang bisa mencapai -25 derajat celcius.
Kontainer tempat ditemukannya 39 jasad warga China, di Inggris. Foto: Rauters
Sebelum jasad ditemukan, sebuah kontainer pendingin yang diduga kuat mengangkut 39 orang itu tiba di Dermaga Purfleet, Essex, pukul 00.30 waktu setempat. Reuters melaporkan kontainer tersebut didatangkan dengan kapal feri dari pelabuhan Zeebrugge, Belgia.
ADVERTISEMENT
Di jam-jam ini, diduga ada truk yang mengambil kontainer tersebut untuk dibawa ke Grays. Setibanya di Grays, truk itu ditinggalkan. Dan, pagi harinya, publik geger karena muatan kontainer di dalamnya ternyata berisi puluhan mayat.
Kepala Eksekutif Pelabuhan Zeebrugge, Joachim Coens, sebelumnya sudah membantah pihaknya mengizinkan atau menyelundupkan orang ke dalam kontainer. "Wadah berpendingin di zona pelabuhan sepenuhnya disegel," katanya kepada saluran TV Flemish VRT dilansir Guardian.
“Selama cek, segel diperiksa, seperti pelat nomornya, pengemudi diperiksa oleh kamera, [aman]. Kargo hanya dapat dimuat ke feri setelah cek ini dilakukan," tegasnya.
Kepolisian Inggris menduga seluruh korban adalah Warga Negara China. Menurut mereka, identitas para jenazah terdiri dari 31 orang pria dan delapan perempuan.
ADVERTISEMENT
Namun, pernyataan itu dibantah Kemlu China. Mereka mengaku belum menerima konfirmasi resmi.
"Kami harap Inggris bisa secepatnya memastikan konfirmasi tersebut dan memverifikasi korban, untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi agar pelaku bisa dihukum berat," sebut juru bicara Kemlu China, Hua Chungying, dikutip dari Reuters.
"Jelas Inggris dan beberapa negara Eropa tak bisa bertanggung jawab melindungi orang-orang dari kematian," timpal China Global Times, media milik Partai Komunis China.
Dugaan soal keseluruhan jenazah berasal dari China masih dipertanyakan. Sejumlah korban disinyalir ada yang berasal dar Vietnam.
Dugaan diperkuat dengan laporan sejumlah keluarga yang mengaku kehilanggan anggota keluarga mereka, tepat setelah penemuan mayat dalam kontainer itu terungkap. Mereka khawatir anggota keluarganya termasuk dari salah satu korban tewas.
Ilustrasi Kontainer. Foto: Shutter Stock
Salah satunya adalah Pham Thi Tra My (26). Perempuan asal Vietnam itu tengah dicari keluarganya. Kepada AFP, kakak My mengaku adik perempuannya itu sempat mengirimkan pesan teks SMS kepada ibunya di jam-jam sebelum truk kontainer itu ditemukan.
ADVERTISEMENT
"Maaf, Bu. Jalan saya ke luar negeri tidak berhasil. Bu, aku sangat mencintaimu! Aku sekarat karena aku tidak bisa bernapas," tutur My dalam pesan yang dibagikan oleh Komnas Hak Asasi Manusia yang berbasis di Vietnam.
My meninggalkan Vietnam pada 3 Oktober dalam perjalanan ke Inggris. Saudara My memastikan pesan teks itu asli.
Sumber keamanan Vietnam di Hanoi mengatakan sedang mencermati kasus ini. Seorang juru bicara kedutaan Vietnam di London mengaku juga telah dihubungi keluarga yang mengklaim anak perempuan mereka hilang sejak truk itu ditemukan.
"Ada kemungkinan ada orang Vietnam di antara para korban," tuturnya.
Maurice Robinson (25), sopir truk yang mengangkut kontainer dari pelabuhan Purfeet ke Grays, telah ditangkap dan ditahan di hari truk itu ditemukan. Pria asal Portadown, Irlandia Utara itu dijerat dengan pasal pembunuhan.
ADVERTISEMENT
Setelah kasus dikembangkan, polisi kembali menangkap empat terduga pelaku lainnya di lokasi berbeda, Jumat (25/10). Mereka adalah seorang pria dan perempuan berusia 38 tahun asal Warrington, Chesire, Inggris.
“Telah ditangkap karena dicurigai berkaitan dengan konspirasi perdagangan manusia dalam kasus penemuan 39 mayat dalam kontainer,” kata polisi dilansir AFP.
Adapun terduga pelaku lainnya ditangkap pada Jumat sore di Bandara Stansted, London. Dia adalah seorang pria berusia 48 tahun dari Irlandia Utara. Terakhir, satu tersangka berikutnya, adalah seorang pria yang juga berasal dari Irlandia Utara yang ditangkap di Dublin.
Laporan kehilangan juga diadukan oleh salah satu ayah terduga korban asal Vietnam, Nguyen Dinh Gia. Gia khawatir putranya (20) masuk ke dalam daftar korban tewas tersebut.
ADVERTISEMENT
Sebelum hilang, putra Gia tinggal secara ilegal di Prancis sejak 2018. Dua minggu lalu, putranya sempat memberitahu bahwa ia berencana untuk ke Inggris.
Menurut Gia, perjalanan putranya untuk menuju Inggris memakan biaya sekitar USD 14.000 atau sekitar Rp 196 juta.
Namun beberapa hari yang lalu, Gia menerima telepon dari seorang pria Vietnam. Ia mengabarkan bahwa sesuatu yang buruk terjadi pada anak laki-lakinya.
“Sesuatu yang tidak terduga terjadi,” kata Gia menirukan pria Vietnam tersebut, seperti dilansir AFP.
“Saya [ingin] pingsan ketika mendengar itu, sepertinya dia ada di truk saat kecelakaan itu, semuanya mati,” tambahnya.
Sejumlah bunga di Waterglade Industrial Park di Grays, Essex, setelah 39 mayat ditemukan di dalam sebuah truk di kawasan industri. Foto: Reuters
Kepolisian Inggris masih terus menyelidiki kasus ini. Namun, dugaan mengerucut pada kasus perdagangan manusia.
ADVERTISEMENT
Juru bicara Kepolisian Inggris, Shaun Sawyer, tak menampik ribuan orang memang berusaha datang ke Inggris secara ilegal. Inggris dijadikan sebagai sasaran potensial yang mudah bagi para pedagang manusia.
Temuan puluhan mayat dalam kontainer bukan perdana di Inggris. Sembilan belas tahun lalu, tepatnya 18 Juni 2000, sebanyak 58 jasad ditemukan dalam kontainer sebuah truk berpelat Belanda di Dover. Bedanya, saat itu, ada dua orang imigran yang berhasil bertahan hidup.
Ke-58 orang yang tewas terdiri 54 pria dan sisanya perempuan. Mereka berusia 16 sampai 43 tahun, seluruhnya adalah warga China. Sama seperti di Grays, mereka diselundupkan di dalam kontainer bermuatan tomat, yang dikirim dari pelabuhan Zeebrugge, Belgia.
Sopir truk, Perry Wacker, divonis 14 tahun penjara pada 2002. Dia didakwa kasus pembunuhan dan konspirasi membantu imigran ilegal. Sementara otak pengiriman imigran ilegal itu adalah Gursel Ozcan asal Turki. Ozcan dihukum 10,5 tahun oleh pengadilan Belanda.
ADVERTISEMENT