Yenny Wahid Kritik Postingan Diaz Hendropriyono: Jangan Mudah Cap Radikal

14 September 2021 20:12 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
47
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Yenny Wahid saat wawancara dengan kumparan, Jumat (11/6). Foto:  Fitra Andrianto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Yenny Wahid saat wawancara dengan kumparan, Jumat (11/6). Foto: Fitra Andrianto/kumparan
ADVERTISEMENT
Putri Presiden ke-4 RI Gus Dur, Yenny Wahid, angkat suara terkait unggahan Staf Khusus Presiden Jokowi, Diaz Hendropriyono, soal santri yang sedang menunggu giliran divaksin, menutup telinga ketika mendengar musik.
ADVERTISEMENT
Usai menayangkan suasana santri tersebut, unggahan Diaz tersebut kemudian menampilkan sekelompok pria berjubah putih atau gamis sedang menari diiringi alunan musik.
"Sementara itu... kasian dari kecil sudah diberikan pendidikan yang salah. There's nothing wrong to have a bit of fun!" tulis Diaz dalam postingannya yang diunggah 1 hari lalu itu.
Postingan kontroversial itu dikritisi Yenny Wahid. Yenny menyebut mereka adalah pelajar/santri penghafal Al-Quran (tahfidz Quran).
"Santri ma'had tahfidz Quran menutup kuping ketika melakukan vaksinasi. Banyak yang mengkritik mereka, bahkan mengatakan mereka radikal," kata Yenny dikutip dari akun Instagram pribadinya, Selasa (14/9).
Yenny menyampaikan pandangannya terkait tudingan itu. Menurut dia, jangan gampang memberi cap radikal pada orang lain.
Menyematkan label radikal itu, kata Yenny, justru akan membuat masyarakat menjadi terbelah. Ia meminta agar bisa saling mengerti dan memahami satu sama lain.
Diaz Hendropriyono. Foto: Rizki Mubarok/kumparan
"Yuk kita lebih proporsional dalam menilai orang lain. Janganlah kita dengan gampang memberi cap seseorang itu radikal, seseorang itu kafir dan lain-lain. Menyematkan label pada orang lain hanya akan membuat masyarakat terbelah," kata pendiri Wahid Foundation ini.
ADVERTISEMENT
Yenny mengajak masyarakat untuk lebih saling mengerti satu sama lain dan itu bisa dimulai dengan memahami dan menerima bahwa nilai yang kita anut tidak perlu sama untuk bisa tetap bersatu sebagai bangsa Indonesia.
"Buat adik-adik ma'had tahfidz, semangat terus, ya, dalam upaya menghafal Al-Quran. Semoga Allah SWT memberikan barokah berlimpah untuk kalian semua," sambunganya seraya me-mention @diaz.hendropriyono sebagai sumber video.
Yenny lalu bercerita bahwa menghafal Al Quran memang tidak mudah. Dibutuhkan ketenangan dan suasana yang hening agar dapat berkonsentrasi.
"Menghafal Quran bukan pekerjaan yang mudah. Kawan baik saya, Gus Fatir, dari pesantren @ponpespi_alkenaniyah belajar menghafal Al-Quran sejak usia 5 tahun. Beliau mengatakan bahwa memang dibutuhkan suasana tenang dan hening agar lebih bisa berkonsentrasi dalam upaya menghafal Quran," ujar Yenny.
ADVERTISEMENT
"Jadi kalau anak-anak ini oleh gurunya diprioritaskan untuk fokus pada penghafalan Quran dan diminta untuk tidak mendengar musik, itu bukanlah indikator bahwa mereka radikal," terangnya.