Yogyakarta Menanti Obat Gagal Ginjal Fomepizole

26 Oktober 2022 16:55 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pasien penderita gagal ginjal sedang menjalani perawatan di RSUD Zainoel Abidin. Foto: Zuhri Noviandi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pasien penderita gagal ginjal sedang menjalani perawatan di RSUD Zainoel Abidin. Foto: Zuhri Noviandi/kumparan
ADVERTISEMENT
Kemenkes mengimpor obat Fomepizole dari Singapura. Obat itu sebagai pengobatan bagi pasien dengan Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal atau Acute Kidney Injuries (AKI).
ADVERTISEMENT
Lalu kapan obat tersebut tiba di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)?
Kepala Dinkes DIY Pembajun Setyaningastutie mengatakan bahwa belum tahu kapan obat tersebut tiba di Yogyakarta. Namun, menurutnya obat tersebut akan didatangkan ke semua provinsi di Indonesia tanpa terkecuali.
"Pak Menteri sudah menyampaikan nanti akan datang ke semua provinsi. 34 provinsi semua akan dapat itu," kata Pembajun, Rabu (26/10).
Dijelaskan bahwa berapa banyaknya obat tergantung permintaan rumah sakit rujukan gagal ginjal di masing-masing provinsi. Artinya, kebutuhan obat di DIY disesuaikan dengan kebutuhan RSUP Dr Sardjito sebagai rumah sakit rujukan.
"Tapi itu nanti berdasarkan kebutuhan dari rumah sakit. Kalau kita kan Rumah Sakit Sardjito. Rumah sakit menyampaikan pada kita dulu kebutuhannya, nanti kita minta ke kementerian berapa kita butuh nanti kita minta obat itu di drop langsung ke rumah sakit. Kita dapat tembusan saja," katanya.
ADVERTISEMENT
"Tapi belum ada info apakah (obat) sudah siap didistribusi atau belum, belum ada info," pungkasnya.
Fomepizole, antidot untuk mengobati gagal ginjal akut pada anak yang diimpor Kemenkes. Foto: x-gen.us
Sebanyak 4 pasien gagal ginjal akut misterius atau gagal ginjal akut progresif atipikal (tidak khas) di RSUP Dr Sardjito berhasil sembuh meski tanpa obat Fomepizole. Obat tersebut merupakan penawar gagal ginjal akut yang diimpor Menkes dari Singapura.
"Tindakan khusus 4 pasien ini kami kelola dengan gagal ginjal akut secara umum seusai panduan kami. Tidak ada pemberian obat khusus atau misalnya yang obat-obat Fomepizole," kata Pakar Nefrologi Anak RSUP Dr Sardjito dr. Retno Palupi B.Med. Sc., M.Epid., M.Sc., Sp.A(K) ditemui di RSUP Dr Sardjito, Selasa (25/10).
Retno menjelaskan bahwa obat Fomepizole ini memang sampai saat ini belum masuk ke RSUP Dr Sardjito. Sehingga penanganan dilakukan sesuai pedoman yang ada.
ADVERTISEMENT
"Pemenuhan kebutuhan cairan, bila ada infeksi kami atasi dengan antibiotik. Pemantauan hemodinamik pasien. Secara umum tata laksana gagal ginjal akut," kata Retno.
Dijelaskan Retno bahwa 4 pasien ini masuk ke RSUP Dr Sardjito dengan kondisi acute kidney injury (AKI) atau gagal ginjal akut stadium 3. Pasien datang dengan kondisi yang berat.
Dokter Spesialis Anak RSUP Dr Sardjito dr. Kristia Hermawan M.Kes. Sp.A menjelaskan bahwa tanpa obat Fomepizole, maka perawatan dilakukan dengan tata laksana suportif seperti terapi pengganti ginjal yaitu cuci darah dan memberikan obat-obat sesuai prosedur yang ada.
"Untuk pasien yang kami rawat saat ini dalam kondisi perbaikan untuk kondisi klinisnya jadi awalnya memang ada pasien yang datang penurunan kesadaran ini juga sudah mulai perbaikan tanpa belum diberikan obat tersebut (Fomepizole). Dan memang obatnya belum sampai ke kami," kata Kristia.
ADVERTISEMENT
Dijelaskan dari 4 pasien sembuh dan menjalani rawat jalan itu, 3 sudah tidak memerlukan cuci darah lagi. Sementara 1 lagi masih dalam pemantauan terkait cuci darah.
"Tapi kemarin pas ini kontrol kemarin ini dialisa (cuci darah) 2 kali dalam seminggu. Kemudian satu minggu pasca, pasien itu tidak cuci darah kadar zat toxin masih bisa kita hold karena dalam level yang batas aman. Masih kami monitor untuk beberapa hari ke depan," katanya.
Lanjutnya, bahwa 4 pasien itu, ketika masuk Sardjito ada yang telah mengalami keterlibatan organ yang lain termasuk gangguan fungsi hati, ada juga yang dengan penurunan kesadaran.
"Ada beberapa organ yang terlibat. Tapi umumnya pasien yang ini tidak ada permasalahan dengan pendarahan. Kebanyakan yang meninggal ada gangguan perdarahan," katanya.
ADVERTISEMENT
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menegaskan akan mempercepat kedatangan Fomepizole sebagai pengobatan pasien dengan Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal atau Acute Kidney Injuries (AKI). Obat antidotum ini akan diberikan secara gratis kepada seluruh pasien.
10 dari 11 pasien AKI yang mengkonsumsi obat sirup yang diduga tercemar senyawa kimia etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) berangsur membaik kondisinya setelah meminum obat ini. Hal ini berdasarkan pengamatan pasien anak di RSCM.
"Kita bisa simpulkan bahwa obat ini (Fomepizole) memberikan dampak positif dan kita akan mempercepat kedatangannya ke Indonesia sehingga anak-anak bisa terselamatkan," ujar Menkes dalam keterangannya, dikutip Selasa (25/10).
“Kita akan memberikan obatnya kepada pasien AKI secara gratis,” tutur Menkes.
ADVERTISEMENT