Yuk, Intip Pabrik Aluminium Tertua Asia Tenggara di Asahan

6 Desember 2017 8:10 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pabrik Inalum (Foto: www.bumn.go.id)
zoom-in-whitePerbesar
Pabrik Inalum (Foto: www.bumn.go.id)
ADVERTISEMENT
PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) alias Inalum, BUMN yang kini resmi menjadi induk holding BUMN pertambangan, memiliki pabrik aluminium tertua di Asia Tenggara yang sudah berdiri sejak 1979.
ADVERTISEMENT
Pabrik peleburan aluminium seluas 200 hektar (ha) tersebut berlokasi di Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batu Bara (dulu Asahan), sekitar 110 km dari Medan, Sumatera Utara.
Asahan dipilih karena memiliki potensi energi air hingga ribuan Megawatt (MW) dan lokasinya strategis, menghadap ke Selat Malaka. Seperti diketahui, pabrik aluminium membutuhkan listrik dalam jumlah besar dan murah agar kompetitif.
Di pabrik ini, alumina diolah menjadi aluminium. Ada 3 pabrik utama di komplek ini, yaitu pabrik karbon, pabrik reduksi, dan pabrik penuangan.
Pabrik karbon memproduksi blok anoda. Kemudian di pabrik reduksi, blok anoda dipanggang untuk menghasilkan aluminium cair. Lalu aluminium cair tersebut dibawa ke pabrik penuangan, dituangkan ke dalam Holding Furnace. Aluminium cair dicetak ke dalam cetakan dengan Casting Machine.
ADVERTISEMENT
Listrik untuk komplek pabrik peleburan berasal dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Siguragura dan Tangga di Sungai Asahan. Kapasitas tetap PLTA Siguragura mencapai 203 MW dan PLTA Tangga 223 MW, sehingga total kapasitas tetap keduanya 426 MW.
Dirut PT Inalum Budi Gunadi Sadikin. (Foto: Dewi Rachmat Kusuma/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Dirut PT Inalum Budi Gunadi Sadikin. (Foto: Dewi Rachmat Kusuma/kumparan)
Jaringan transmisi 275 kV sepanjang 120 km mengalirkan listrik dari kedua PLTA ini ke Gardu Induk (GI) Kuala Tanjung.
Kompleks pabrik milik Inalum ini juga dilengkapi berbagai fasilitas penunjang seperti dermaga dan kompleks perumahan karyawan. Ada 2 dermaga yang menghadap langsung ke Selat Malaka, satu untuk tempat merapatnya kapal-kapal yang membawa alumina untuk bahan baku aluminium, dan satu dermaga lagi untuk mengangkut aluminium yang sudah jadi.
Kompleks perumahan karyawan memiliki Masjid, Gereja, Gedung Olah Raga, Rumah Sakit, Supermarket, Kantor Pos, Sekolah, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Inalum memproduksi 3 jenis aluminium, yaitu aluminium batangan, aluminium alloy, dan aluminium billet. Aluminium batangan dapat diolah lagi untuk berbagai keperluan. Sedangkan aluminium alloy spesifik untuk bahan baku velg kendaraan. Adapun aluminium billet digunakan untuk konstruksi, kusen pintu dan jendela, jemuran, dan sebagainya.
Pabrik Inalum (Foto: www.bumn.go.id)
zoom-in-whitePerbesar
Pabrik Inalum (Foto: www.bumn.go.id)
Total produksi aluminium dari pabrik Inalum ini mencapai 260.000 ton per tahun. Dahulu sebelum Inalum diambil alih sepenuhnya oleh pemerintah dan menjadi BUMN, 60% hasil produksi diekspor ke Jepang. Sejak 2014, 100% aluminium dari pabrik ini untuk kebutuhan dalam negeri.
Namun, Indonesia belum terbebas dari impor aluminium. Kebutuhan aluminium di dalam negeri mencapai 800.000 ton per tahun, sementara produksi Inalum baru 260.000 ton. Karena itu, Inalum berencana memperluas pabrik di Asahan dan membangun pabrik baru di Kalimantan Utara. Targetnya, produksi aluminium bisa ditingkatkan hingga 1 juta ton per tahun pada 2025.
ADVERTISEMENT