3 Malapetaka yang Mengintai Bila Nekat Ngebut Terabas Genangan Banjir

25 Februari 2020 12:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kecelakaan Tunggal saat Banjir di Jakarta Pusat, Seorang Pria Tewas. Foto: Moh Fajri/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kecelakaan Tunggal saat Banjir di Jakarta Pusat, Seorang Pria Tewas. Foto: Moh Fajri/kumparan
ADVERTISEMENT
Kejadian pemotor yang tutup usia akibat menerabas banjir di kawasan Gajah Mada, Jakarta Pusat bisa menjadi pelajaran buat seluruh pengguna jalan.
ADVERTISEMENT
Artinya hindari memacu kendaraan dalam kecepatan tinggi apalagi hendak menerabas genangan air. Bisa-bisa ada lubang yang tidak terlihat, sehingga bisa mengakibatkan hilang kendali dan bahkan kecelakaan yang berujung kematian.
Sejumlah kendaraan bermotor melintas genangan air di kawasan Kelapa Gading, Jakarta. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Lubang jalan atau saluran tak tertutup, menurut praktisi keselamatan berkendara Andry Berlianto merupakan satu dari beberapa bahaya yang mengintai jika nekat ngebut terabas genangan, khususnya di musim hujan ini.
Berikutnya ada malapetaka lain yang harus dihindari, seperti:
1. Kinerja rem berkurang
Pertama kata Andry, saat hujan terlebih saat sistem pengereman terkena air, bisa menyebabkan performanya berkurang.
Ini karena gaya gesek antar kampas rem dengan cakram atau tromol berkurang karena adanya air. Sehingga untuk menghentikan laju butuh jarak pengereman yang lebih panjang ketimbang kondisi panas terik.
Ilustrasi menekan tuas rem belakang motor. Foto: istimewa
Maka, dalam kondisi kecepatan tinggi akan susah melakukan pengereman pendek, bila jarak antar kendaraan di depan terlalu dekat, potensi tabrakan akan sulit dihindarkan.
ADVERTISEMENT
"Secara sederhana kecelakaan dapat dicegah melalui tahapan pencegahan misal berhenti saat hujan lebar, berkendara dalam kecepatan rendah saat melintasi genangan atau banjir," katanya saat dihubungi kumparan, Selasa (25/2).
2. Aquaplaning
Kemudian tak kalah penting adalah bahaya aquaplaning, atau gejala ban kehilangan traksi karena hambatan air. Ini terjadi ketika laju ban terlalu cepat sehingga alur ban tak mampu memecah genangan.
Potensi aquaplaning semakin menguat ketika ban sudah botak atau tidak ada alur yang mampu memecah genangan air. Sehingga aquaplaning dapat mengakibatkan oleng. Bila tidak sigap bisa membuat pengendara terjatuh.
Sejumlah petugas pasukan oranye berada di lokasi genangan air di kawasan Kelapa Gading, Jakarta. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
"Selalu cek kondisi kendaraan agar selalu dalam performa terbaik. Selain faktor manusia, kendaraan juga dapat mendukung terjadinya kecelakaan," tambahnya.
ADVERTISEMENT
3. Objek yang tenggelam oleh genangan
Tambahnya selain lubang, perlu sadari juga adanya objek yang tertutupi air. Bisa berupa batu, papan, hingga penutup drainase.
Maka saat melibasnya dalam kecepatan tinggi bukan tidak mungkin membuat pengendara kaget hingga laju motor tak terkendali.
Sejumlah kendaraan bermotor melintas genangan air di kawasan Kelapa Gading, Jakarta. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
"Makanya harus selalu antisipatif terhadap risiko celaka, kenali bahaya lubang tak terlihat, genangan licin, dan selalu up date terhadap lokasi rawan banjir, serta perhatikan kedalamannya bisa dilewati atau mutlak harus dihindari," tuntasnya.