Ingat Lagi, Risiko-risiko Menghidupkan Mobil yang Jadi Korban Banjir

24 Februari 2020 17:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
 Mobil Terendam Banjir Foto: dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Mobil Terendam Banjir Foto: dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Banjir kembali menerjang sebagian wilayah Jakarta pada Minggu (23/2/2019) pagi. Besarnya banjir yang terjadi, bahkan kembali merendam beberapa mobil yang sedang terparkir.
ADVERTISEMENT
Tidak jarang, kondisi terendamnya mobil tersebut, sudah melebihi batas aman ketinggian rendaman banjir, yaitu level D. Bila sudah melebihi batas level D, para pemilik mobil disarankan untuk tidak langsung menghidupkan mobilnya pasca banjir surut.
Level Ketinggian Mobil Terjang Banjir Foto: dok. TAM
Dikhawatirkan, bila nekat menghidupkan mobil yang habis terendam banjir lebih dari batas D, akan memperparah kerusakan yang dialami. Dealer Technical Support PT Toyota-Astra Motor (TAM), Didi Ahadi, mengatakan terdapat 3 potensi kerusakan yang sangat mungkin dialami.
Ilustrasi mobil saat banjir Foto: istimewa

Korsleting listrik

Potensi kerusakan pertama yang dikhawatirkan terjadi yaitu adanya korsleting listrik. Kondisi ruang mesin yang masih basah pasca terendam, bisa saja menjadi pemicu adanya arus pendek dari kabel-kabel yang mengelupas.
“Sebaiknya langsung di-towing saja ke bengkel, karena rawan korsleting pada kelistrikannya. Dan untuk mobil yang sudah menggunakan ECU, juga bisa menyebabkan kerusakan pada ECU-nya,” ujar Didi kepada kumparan beberapa waktu lalu.
Ilustrasi Ruang Mesin yang sudah dikencingi tikus Foto: dok. istimewa

Water Hammer

Kerusakan kedua yang sangat mungkin dialami apabila nekat menghidupkan mesin mobil, ialah water hammer. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh masuknya air ke ruang mesin melalui lubang udara.
ADVERTISEMENT
“Selain itu, lebih baik kuras oli dulu, dilihat seberapa parah air yang masuk ke mesin. Kalau sudah parah, mau tidak mau ya harus di-overhaul (turun mesin),” papar Didi.
Bila tetap nekat menghidupkan mesin tanpa kuras oli terlebih dahulu, dikhawatirkan akan membuat kerusakan pada ruang mesin, seperti setang seher bengkok dan packing head.
Sejumlah mobil coba lewati banjir Foto: dok. Istimewa

Sistem Transmisi

Kerusakan terakhir yang bisa saja dialami, yaitu pada sistem transmisi. Serupa dengan bagian mesin, apabila air sudah masuk dan bercampur dengan oli gardan, akan membuat pelumasan pada komponen sistem transmisi menjadi tidak sempurna, akibatnya bearing pinion menjadi jebol.
“Sama juga untuk transmisi dan gardan (untuk mobil penggerak belakang), oli sebaiknya dikuras dulu dan dilihat kondisinya,” terang Didi.
ADVERTISEMENT
Selain 3 potensi kerusakan itu, kondisi air banjir yang terkadang bercampur dengan lumpur dan sampah, sangat mungkin mengendap atau tersangkut di beberapa komponen mesin, seperti timing belt atau kipas radiator.
Oleh karena itu, langkah terbaik yang harus dilakukan bagi mobil yang habis terendam banjir, adalah dengan langsung membawanya ke bengkel menggunakan derek gendong (towing).