5 Kesalahan Umum Pemula saat Belajar Nyetir Mobil

3 Juli 2020 6:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi mengemudi sambil menggunakan earphone. Foto: Muhammad Ikbal/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mengemudi sambil menggunakan earphone. Foto: Muhammad Ikbal/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemula yang baru belajar nyetir mobil sering melakukan kesalahan, di mana itu adalah hal yang wajar. Masih kagok mengemudikannya.
ADVERTISEMENT
Tapi sebaiknya jadikan hal tersebut pembelajaran untuk tidak diulangi. Khawatir perilaku kesalahan ketika belajar mengemudi malah jadi kebiasaan.
kumparan telah merangkumnya menjadi 5 kesalahan umum pemula ketika belajar mobil, baik matik maupun manual. Besar harapan kami setelah mengetahuinya, orang yang baru belajar mobil, maupun instruktur mengawasi agar tidak mengulangi kesalahan dan justru bisa menghindarinya.
1. Duduk terlalu mepet
Hal pertama yang sering ditemui adalah, pengemudi pemula yang memposisikan joknya terlalu dekat dengan setir sampai tidak bersandar. Ini biasa dilakukan agar pandangan mereka ke depan tak terhalang dashboard maupun kap mesin.
Posisi mengemudi yang tidak ideal. Foto: dok. Adjust Health Info
Padahal menurut pakar dan instruktur keselamatan berkendara Andry Berlianto, posisi duduk yang benar adalah dengan bersandar.
"Karena dari posisi itulah tubuh dapat merasakan gerakan kendaraan saat bergerak," katanya saat dihubungi kumparan belum lama ini.
ADVERTISEMENT
Dengan bersandar, ujarnya pemula akan bisa lebih rileks dan pandangan jauh lebih luas tak hanya ke depan, sehingga bisa menghindari kagok.
2. Posisi tangan tidak ideal
Kedua masih berkaitan dengan poin pertama. Karena terlalu ke depan, posisi tangan malah tidak lurus memegang setir. Jadi seperti posisi ketika mau pull up.
Kasus lain, penempatan tangan terfokus pada bagian atas lingkar kemudi, bukan memposisikan jarum jam 9.15.
Posisi tangan saat menyetir yang kurang ideal. Foto: Shutter Stock
3. Pandangan hanya terpaku ke depan
Nah kemudian pandangan pemula juga sering hanya terfokus ke depan. Padahal ketika mengemudi visibilitas harus bisa menjangkau banyak sudut.
Artinya tak cuma ke depan, melainkan secara diagonal, ke belakang melalui spion tanpa harus menoleh.
Posisi mengemudikan mobil Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Hal tersebut supaya pengemudi bisa memantau keadaan lingkungan sekitar, mengetahui kendaraan yang mendekat, sampai mengkonfirmasi medan jalan yang akan dilaluinya.
ADVERTISEMENT
4. Lalai melihat spion
Berikutnya karena hanya fokus ke depan, menatap permukaan jalan yang akan dilalui, akibatnya pemula lalai untuk melihat spion tengah dan samping.
Andry menambahkan, perilaku tersebut jika diulang dan tidak disadari tentunya membahayakan, dalam benak pemula nantinya tidak tertanam pemahaman akan selalu siaga.
"Misalnya berubah lajur atau menyalip secara tiba-tiba, tidak menyalakan sein dan spion, itu berbahaya," katanya.
Visibilitas spion tengah pada Mitsubishi Eclipse Cross Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
5. Takut memutar setir saat belok
Kesalahan berikutnya soal memutar setir. Kebanyakan pemula enggan memutar habis setirnya ketika belok 90 derajat. Pun juga kadang posisinya terlalu kanan atau kiri jalan.
Alasannya masih belum punya feeling yang kuat memposisikan mobil saat belok. Alhasil instruktur di sampingnya kadang membantunya dengan memutar setir supaya mobil menikung.
Visibilitas Wuling Almaz yang minim blindspot, mengemudi kendaraan di saat hujan Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO
Ini sekaligus jadi pelajaran bagi instruktur atau orang yang menemani belajar mobil. Jelas Andry, supaya orang yang baru belajar ini memahami dulu teknis dasar mengemudi, ya salah satunya memutar setir yang benar.
ADVERTISEMENT
"Belajar mobil idealnya pemula dibekali dulu oleh pemahaman risiko, bahaya dan mengetahui kinerja dan dimensi kendaraan secara mendasar," katanya.
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
****