8 Hal yang Perlu Diperhatikan Pengemudi Pemula Saat Melewati Jalan Tol

3 Februari 2020 18:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Posisi tangan saat mengemudi Nissan Livina terbaru Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Posisi tangan saat mengemudi Nissan Livina terbaru Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
ADVERTISEMENT
Bagi para pengemudi pemula, berkendara di jalan tol mungkin menjadi suatu hal yang menantang sekaligus menegangkan. Kondisi lalu lintas yang ramai dan kecepatan mobil yang rata-rata cukup tinggi, tak jarang membuat para pengemudi pemula menjadi gugup.
ADVERTISEMENT
Tentu saja, sikap gugup tersebut sangat berbahaya dan berpotensi menjadi penyebab pengemudi tersebut melakukan kesalahan.
Oleh karena itu, guna mencegah terjadinya gugup yang dapat menyebabkan kesalahan bertindak saat mengemudi. Senior instructor sekaligus founder dari Jakarta Defensive Driving Consultant (JDDC), Jusri Pulubuhu, mengatakan ada 8 hal yang harus dipahami oleh para pengemudi pemula saat pertama kali berkendara di jalan tol.
Panel instrumen Nissan Livina Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Yang pertama harus dilakukan oleh pengemudi pemula saat di jalan tol ialah jangan melakukan perbedaan kecepatan yang signifikan. Sesuaikan kecepatan mobil dengan kendaraan di sekitar.
“Pelan, itu bukan berarti dia dan orang lain akan aman. Karena terlalu pelan pun, justru akan membahayakan dirinya dan orang lain di sekitarnya,” ujar Jusri saat dihubungi kumparan, beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Jusri pun menyarankan agar sesuaikan kecepatan mobil dengan kondisi lalu lintas dan kecepatan mobil lain di sekitarnya. Batas toleransi perbedaan percepatan yang dianjurkan menurut Jusri, yaitu hanya 10 persen.
“Kalau mereka 60 km/jam, kita mungkin 65 km/jam. Atau kalau mau lebih pelannya, usahakan hanya 55 km/jam atau 50 km/jam lah paling maksimal,” tambah Jusri.
Menguji Honda Brio RS di tol Trans Jawa Foto: Bangkit Jaya Putra
Selanjutnya, Jusri menyarankan agar pengemudi pemula menghindari melakukan manuver atau perpindahan jalur secara mendadak.
“Lakukanlah manuver atau perpindahan jalur secara bertahap dan komunikatif, yaitu menggunakan lampu sein,” jelas Jusri.
Dengan melakukan manuver dan berpindah jalur secara mendadak dan tidak komunikatif, dikhawatirkan akan membuat pengendara lain di sekitarnya menjadi kaget dan berbahaya.
ADVERTISEMENT
Uji irit Honda Brio melintasi tol Jagorawi Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO
Apabila saat berkendara di jalan tol tersebut, pengemudi pemula merasa gugup dan bingung. Jusri menyarankan agar menggunakan jalur paling kiri dan bersabar mengikuti antrean.
“Kalau dia terlalu pelan atau gugup, maka tempatkan mobilnya di jalur truk, jangan ambil jalur tengah atau paling kanan, disitu saja konsisten ikut antrean truk,” beber Jusri.
Pasalnya, bila pengemudi pemula tersebut memilih jalur tengah atau paling kanan, dikhawatirkan akan membuat pengemudi tersebut, merasa terintimidasi dengan kendaraan-kendaraan kencang dari kanan dan kirinya.
“Akhirnya dengan dia merasa terintimidasi, dia akan panik, takut dan bisa melakukan kesalahan,” ucap Jusri.
Bila dirasa ragu dan belum siap untuk masuk ke jalan tol, Jusri pun menyarankan agar pengemudi pemula tersebut memilih menggunakan jalur lain yang non-tol.
ADVERTISEMENT
com-Google Maps Foto: Shutterstock
Salah satu hal yang sering menjadi penyebab timbulnya kepanikan bagi pengemudi pemula, ialah menyoal rute perjalanan. Tidak jarang, pengemudi pemula akan bingung harus melalui jalur yang mana.
Sehingga disarankan, agar para pengemudi pemula melakukan pencarian dan memilih rute perjalanan, sebelum mobil bergerak atau memulai perjalanan.
“Jangan dia masih baru mengemudi, terus masih bingung belum tau mau kemana jalurnya, yang ada akan tambah stres,” beber Jusri.
Posisi mengemudi Nissan Livina Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Saat pertama mengemudi di jalan tol, sebaiknya hindari mendapatkan tekanan dari manapun, termasuk para penumpang. Yakinkan diri sendiri, bahwa Anda bisa menguasai mobil tersebut di jalan tol.
Dengan banyaknya tekanan dari penumpang, tentu akan membuat pengemudi menjadi semakin panik dan stress.
ADVERTISEMENT
“Jadi kalau mendapatkan tekanan seperti itu, misal harus kiri, kanan, tambah gas, gunakan lajur ini itu, pengemudi harus calm down dan enggak ada salahnya untuk mengingatkan penumpang tersebut untuk tidak mengganggu,” jelasnya.
Test Drive Wuling Almaz di Jawa Barat, mengemudi di perbukitan Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO
Saat sedang mengemudi, usahakan agar fokus pengemudi hanyalah ke arah depan, kanan, kiri, dan belakang. Hindari kehilangan fokus akibat situasi di luar mobil.
“Jangan dia lihat ada mobil, ada cewek, ada bus, atau objek apapun yang menarik, lalu pandangannya kesana-kesini.,” ucap Jusri.
Main hp sambil mengemudi Foto: Shutterstock
Ya, selanjutnya Jusri menyarankan agar para pengemudi pemula menghindari menggunakan telepon genggam, baik itu melakukan chatting ataupun hanya sekadar mengangkat telepon.
“Jangan ditambah multi tugas saat sedang mengemudi, ada telepon diangkat, lalu ada head unit dibesarkan volumenya, ini akan mengganggu,” papar Jusri.
ADVERTISEMENT
Hal terakhir yang harus dilakukan, ialah melakukan penyesuaian dan adaptasi secara cepat. Tidak hanya dari aspek mobil saja, situasi kota baru, dan lingkungan sekitarnya juga menuntut para pengemudi pemula untuk cepat melakukan penyesuaian dan adaptasi.
“Karena kadang yang tadinya biasa bawa minibus, lalu disuruh bawa hatchback, atau biasanya bawa mobil matic, disuruh bawa manual, belum lagi misal dia pergi ke kota baru yang sebelumnya enggak pernah kesana, ini pasti dia akan stress dan takut,” pungkas Jusri.
Dengan cepat melakukan adaptasi dan penyesuaian, akan sangat membantu pengemudi pemula tersebut menghilangkan rasa gugup yang dialaminya.