Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Absennya Varian Hybrid dalam Peluncuran Toyota C-HR di Indonesia
11 April 2018 8:43 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
ADVERTISEMENT
Peluncuran Toyota C-HR terasa anti-klimaks. Bagaimana tidak, model hybrid yang jadi andalan dalam mengenalkan SUV (Sport Utility Vehicle) dengan plaftorm TNGA (Toyota New Global Architecture) itu sejak awal justru absen. Konsumen Indonesia pun harus terima dengan pilihan mesin bensin 1,8 liter.
ADVERTISEMENT
Tentu kamu masih ingat dengan hajatan Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2017 lalu. Kala itu, panggung Toyota diisi dengan unit hybrid.
Apalagi, lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri dalam laman Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri menyiratkan dua varian Toyota C-HR yang telah terdaftar: C-HR 1.8 A/T, yang baru saja diluncurkan, dan C-HR 1.8 HV A/T -- yang kemungkinan adalah versi hybrid.
"Sekarang, kami mau fokus dulu untuk produk yang kami kenalkan saat ini (C-HR berbahan bakar bensin). Kami mau pikirkan bagaimana caranya produk yang baru kami kenalkan ini dapat diterima dengan baik oleh masyarakat," kata Wakil Presiden Direktur PT Toyota-Astra Motor (TAM), Henry Tanoto, kepada wartawan di Empirica, SCBD, Jakarta, Selasa (10/4).
ADVERTISEMENT
Artinya, PT TAM pun masih belum cukup mendapat masukan terkait apakah model hybrid dari C-HR memang diterima pasar. Apalagi, aturan pemerintah terkait kendaraan berbasis listrik-- di dalamnya mengatur keringanan pajak untuk hybrid-- tak kunjung diketok palu.
"Poinnya kalau ditanya kapan akan bawa varian hybrid-nya, kami lihat dulu acceptance dari masyarakat, nanti kalau sudah ada keputusan atau informasi, pasti kami inform," Henry menambahkan.
Bila mengacu pasar Thailand, Toyota C-HR hybrid mengemas mesin 2ZR-FXE 1,9 liter siklus Atkinson, yang memproduksi 96 daya kuda (dk) dan torsi 142 Nm yang dikawinkan dengan satu motor listrik berkekuatan 72 dk dan torsi 163 Nm.
Kemudian, Toyota C-HR hybrid menggunakan baterai nickel-metal hydride (Ni-MH). Pada versi hybrid-nya ini, jenama Jepang itu mengklaim angka konsumsi BBM-nya menembus 24,4 km/liter dengan produksi emsisi CO2 95 g/km.
Paultan melansir, Toyota berani menjual C-HR hybrid di Negeri Gajah Putih juga karena didorong regulasi program percepatan kendaraan berbasis listrik. Mereka menjadi pabrikan pertama yang mengajukan dan menerima keuntungan dari program Board of Investment (BoI) untuk kendaraan hybrid tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Toyota C-HR untuk pasar Thailand diproduksi di pabrik Toyota Motor Thailand melalui fasilitas Chachoengsao. Menurut BoI, pabrikan berkomitmen memproduksi 7.000 unit kendaraan hybrid per tahun, 70.000 baterai, dan 9,1 juta unit komponen termasuk pintu, bumper, dan axle depan serta belakang. Menyuntikkan nilai investasi sebesar 19 miliar baht, Toyota C-HR buatan Thailand akan diekspor ke lebih dari 100 negara.