Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Pada piranti pengereman mobil, umumnya sering muncul bercak coklat menyerupai karat, khususnya pada bagian cakram. Bercak timbul biasanya saat mobil setelah dicuci atau selepas hujan.
ADVERTISEMENT
Namun ketika mobil digunakan kembali, dan seiring dengan melakukan pengereman, noda yang tampak seperti karat pada cakram tersebut hilang.
Lalu, benarkah hal tersebut karat?
Mengenai hal ini, Product Planning Wuling Motors, Danang Wiratmoko menjelaskan, bercak tersebut memang berupa karat. Ini karena umumnya cakram rem terbuat dari material besi tuang.
"Cast iron atau besi tuang sifatnya memang mudah teroksidasi (berkarat), apalagi rotor rem cakram biasanya tidak diberi surface treatment (perlakuan khusus untuk mempertahankan sifat inti material)," jawab Danang saat dihubungi kumparan, Rabu (12/6).
Jelasnya lagi, besi tuang dipilih pabrikan karena material tersebut punya koefisien gesek dan konduktivitas yang baik. Di samping itu, dengan besi tuang, ongkos produksi secara massal juga lebih efisien.
ADVERTISEMENT
Kemudian, yang menjadi pertanyaan besar, amankah hal ini?
Danang menjelaskan tidak ada yang perlu dikhawatirkan, sebab, kondisi tersebut memang tidak bisa dihindarkan apalagi dicegah, dan utamanya pada tempat yang lembab.
"Karat pada permukaan rotor adalah normal, lapisan karat sering timbul ketika berada di tempat lembab atau basah, umumnya karat segera hilang ketika rem dioperasikan normal, karena kampas rem mengikis lapisan karat," tutur Danang.
Tambahnya, hal yang perlu diwaspadai adalah ketika peristiwa oksidasi berkembang menjadi korosi. Ini mengakibatkan cakram bisa berlubang atau permukaannya menjadi bopeng.
Hanya saja kecil kemungkinannya, apalagi pada mobil-mobil keluaran terbaru.
"Selama karat hanya muncul di permukaan tak perlu khawatir, itu adalah konsekuensi wajar ketika besi bertemu dengan oksigen di udara luar (oksidasi)," tuntasnya.
ADVERTISEMENT