Ada Merek Eropa Bakal Bangun Pabrik Mobil Listrik di Indonesia

Sejumlah pekerja menyelesaikan perakitan mobil di dalam pabrik Honda Dongfeng, Wuham Hubei, China, Rabu (8/4). Foto: REUTERS / Aly Song

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Taufiek Bawazier menerangkan, ada 3 produsen mobil listrik yang bakal membangun pabriknya di Indonesia tahun ini.

“(Produsen) mobil listrik tiga lainnya akan berinvestasi di Indonesia tahun ini sembari menunggu pasar. Mereka akan mulai membangun pabrik kendaraan listrik tahun ini dan memproduksinya tahun 2024,” ujarnya di JIExpo Kemayoran, Senin (20/2).

Pekerja yang menggunakan masker membawa pintu mobil di pabrik mobil Renault di Flins, Prancis, Rabu (6/5). Foto: REUTERS/Gonzalo Fuentes

Calon investor tersebut berasal dari negara Eropa, China dan Jepang. Nantinya, mereka bakal langsung memproduksi mobil listrik.

“Semuanya listrik, saya belum bisa membocorkannya saat ini tetapi itu sudah pasti bakal membangun pabrik tahun ini,” terangnya.

Saat ini, Indonesia memiliki tiga produsen otomotif yang merakit kendaraan elektrifikasi di dalam negeri yaitu Hyundai, Wuling dan Toyota. Kapasitas produksinya bila digabungkan mencapai 29 ribu unit per tahun dengan total investasi mencapai Rp 2,102 triliun.

Peluncuran mobil listrik pertama produksi Indonesia Hyundai IONIQ 5. Foto: Youtube/Sekretariat Presiden

Hyundai merakit IONIQ 5 di fasilitas produksi Deltamas, Cikarang, Jawa Barat. Khusus mobil setrum, kapasitas produksinya sebesar 12 ribu unit per tahun dari total produksi secara keseluruhan 150 ribu unit per tahun.

Fasilitas PT SGMW Motors Indonesia, yang berlokasi di Greenland International Industrial Center (GIIC) Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat memproduksi 10 ribu unit Wuling Air ev untuk periode 2022 hingga 2023.

Produksi perdana all new Toyota Kijang Innova Zenix Foto: Dok. Istimewa

Sementara, Toyota memproduksi kendaraan hybrid di Karawang Plant I dengan total kapasitas produksi mencapai 130 ribu unit per tahun. Tingkat kandungan lokalnya mencapai 65 persen dan hanya mesin saja yang masih diimpor oleh jenama asal Jepang tersebut.

Pabrik otomotif berlogo dua oval itu juga memiliki area perakitan baterai. Sebanyak 14 komponennya sudah dibuat secara lokal dan 18 lainnya diimpor termasuk sel baterainya. Kapasitasnya mencapai 9.000 paket dan baru terpakai 2.000 paket baterai saja.

“Kalau ini (produsen otomotif baru) berhasil menghasilkan suites (sederetan produk) mobil seperti mobil Jepang, ini akan membantu menambah pilihan masyarakat,” pungkasnya.