Alasan Mitsubishi Ogah Hadirkan Sedan Berperforma Tinggi Lagi

12 Maret 2019 18:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mitsubishi Lancer Evo XI Foto: dok. Car Throttle
zoom-in-whitePerbesar
Mitsubishi Lancer Evo XI Foto: dok. Car Throttle
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kalau kamu tumbuh di tahun 90-an, pasti tidak asing dengan ragam nama sedan berperforma tinggi. Mudahnya, dapat mengingatnya pada game Need For Speed series.
ADVERTISEMENT
Kala itu sedan seperti Toyota Supra, Nissan Skyline GT-R, Honda Civic, Honda NSX, Subaru Impreza, Toyota Celica, Mitsubishi Eclipse, atau Mitsubishi Lancer tidak asing didengar.
Nissan Skyline GT-R Foto: dok. Car Throttle
Sekarang ini, sedan-sedan tersebut sudah jarang didengar. Sejumlah pabrikan memutuskan tidak melanjutkan daur hidupnya lagi karena pergeseran tren global dan emisi karbon mesin lawas tersebut.
Tapi ada juga beberapa pabrikan yang terus melahirkan generasi penerusnya, dan mereinkarnasinya jadi model yang berbeda.
Seperti Mitsubishi yang menyulap Eclipse jadi sebuah crossover (Eclipse Cross), dan gelar Evolution yang melekat pada Lancer menjadi sebuah konsep SUV masa depan pabrikan.
Mitsubishi Eclipse Cross di Geneva International Motor Show (GIMS) 2018. Foto: Shutterstock
Lalu mengapa Mitsubishi tak seperti Toyota yang akhirnya mendebut kembali Supra, atau Honda yang terus-terusan menghadirkan Civic dalam berbagai tipe?
ADVERTISEMENT
Kalau merujuk petikan wawancara Car Throttle dengan Managing Director Mitsubishi UK, Rob Lindley, alasannya seperti telah dijelaskan sebelumnya, fokus pada model SUV dan bahan bakar terbarukan.
"Mitsubishi sekarang fokusnya pada mobil SUV, crossover, four wheel drive (4WD), sejalan dengan perkembangan teknologi bahan bakar alternatif. Mitsubishi telah bergerak di berbagai posisi, baik itu mobil bergaya Spacestar (mobil MPV Mitsubishi), atau turunan mobil sport," demikian kata Lindley.
Mitsubishi e-Evolution Concept Foto: dok. Mitsubishi
Jelasnya lagi, kalau pabrikan mau bertahan pada satu model mobil saja, maka SUV adalah pilihan terbaiknya. Lihat saja Ford yang ke depannya hanya menjual SUV atau crossover, kecuali Mustang.
Sementara menyangkut peluang Mitsubishi untuk menghadirkan generasi baru Eclipse, Starion, Galant VR4, 3000GT atau bahkan Lancer, Lindley menolaknya.
ADVERTISEMENT
"Sebagai bisnis yang menjual 1,2 juta mobil di seluruh dunia, hal itu (regenerasi mobil legendaris Mitsubishi) bukan bisnis besar, bila berada di segmen pasar yang berbeda dan hanya mengikuti tren mobil sport, akan sulit mencapai skala ekonomi," timpalnya.
Mitsubishi 3000GT Foto: dok. Car Throttle
Alasan Lindley pun tidak mengada-ada. Dirinya mencontohkan usaha yang dilakukan Toyota untuk menghadirkan Supra terbaru, dengan terpaksa membangun usaha patungan dengan BMW.
Biar tidak menghabiskan dana riset yang besar, maka kerjasama dua pabrikan bikin model satu basis adalah jalan keluarnya. Ya istilahnya biar enggak terlalu rugi bandar, kalau-kalau Supra paling gress ini ternyata tidak begitu torehkan catatan positif.
"Saya tidak tahu berapa banyak orang yang fokus pada mobil berperforma itu sekarang, saya tidak berpikir punya pasar besar saat ini," imbuh Lindley mempertahankan argumennya.
Mitsubishi Lancer Evo XI Foto: dok. Car Throttle
"Sayangnya, ini bukan jenis mobil yang diinginkan orang lagi, seperti Mitsubishi Evo XI bukan jawabannya," tutup Lindley.
ADVERTISEMENT
Jadi bagaimana? Sudah ketebak kan kalau Tiga Berlian kini begitu santer jualan mobil SUV, crossover, ataupun model gado-gado yang punya kemampuan SUV?