Alasan Motor-motor ‘Sejuta Umat’ Jadi Incaran Maling

12 Mei 2023 11:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Barang bukti hasil pengungkapan kasus pencurian motor, di wilayah Tambora, Jakarta Barat. Foto: Dok. Polsek Tambora
zoom-in-whitePerbesar
Barang bukti hasil pengungkapan kasus pencurian motor, di wilayah Tambora, Jakarta Barat. Foto: Dok. Polsek Tambora
ADVERTISEMENT
Polsek Tambora belum lama ini merilis daftar motor yang kerap jadi incaran maling, berdasarkan keterangan dan pengakuan para pelaku pencurian yang berhasil diciduk.
ADVERTISEMENT
Adalah Honda Vario, Honda BeAT, Honda Scoopy, Yamaha Mio, hingga Yamaha NMax. Menariknya, motor-motor tersebut memiliki kesamaan yakni sistem keamanan bawaan pabrik yang dinilai rendah.
"Fitur keamanan motor dengan tutup lobang kunci menjadi tidak berguna karena sangat mudah dibuka dengan bantuan alat biasa berupa magnet yang dijual bebas,” terang Kapolsek Tambora Kompol Putra Pratama, Senin (8/5/2023).
Selain sistem keamanan, menurut Pengamat Otomotif dan Akademisi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Martinus Pasaribu populasinya yang banyak membuat motor-motor yang jadi incaran tersebut mudah untuk dijual kembali.
Polisi meringkus GN (42) maling motor di Yogyakarta. Dia memanfaatkan kelengahan masyarakat yang tak mengunci setang motornya. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Bila melihat kisaran harga model-model yang disebutkan di atas, rentang harga baru yang ditawarkan mulai di bawah Rp 20 jutaan sampai Rp 30 jutaan. Khusus Nmax, pabrikan tetap menawarkan varian yang tanpa smart keyless.
ADVERTISEMENT
Motor-motor yang disebutkan itu mayoritas masih menggunakan anak kunci konvensional dengan penutup shutter magnetic agar lubang kunci tidak dapat dimasuki oleh benda asing. Tidak banyak yang menggunakan fitur terkini seperti smart keyless dan immobilizer.
“Produsen sepeda motor itu bukannya tidak mampu bikin sistem safety atau security yang mumpuni. Cuma kan kalau dilihat dari jenis motornya ya, segmentasinya menyasar konsumen menengah ke bawah yang sensitif dengan harga,” imbuh Yannes kepada kumparan belum lama ini.
Karena alasan tersebut, Yannes menilai, tentunya menjadi dilema bagi produsen dan konsumen itu sendiri. Di satu sisi produsen harus tetap menjaga harga jual motornya agar tetap terjangkau, pada sisi lainnya konsumen sangat memperhatikan harga.
Pelaku pencurian motor di Tambora ditangkap polisi. Foto: Polsek Tambora
“Beda dengan market yang middle up di mana sudah mapan soal model atau fitur. Untuk pengaman tambahan, biasanya beberapa konsumen ini menambah sistem keamanan sendiri yang biasa dicari di aftermarket,” terangnya.
ADVERTISEMENT
Yannes berpendapat, setidaknya ada beberapa solusi untuk soal fitur keamanan pada sepeda motor kelas entry level ini. Pertama, dari asosiasi industri sepeda motor Indonesia atau AISI yang mengajak anggotanya untuk meningkatkan fitur keamanan masing-masing produk anggotanya.
“Atau bisa pakai strategi buat Honda atau Yamaha, menyediakan fitur-fitur yang bisa dibeli secara aftermarket dan dijual di diler resmi mereka, supaya harga jual awalnya tidak mahal buat masyarakat,” tambahnya.
“Artinya industri tidak terbebani dengan biaya produksi awal, lalu juga untuk konsumen juga tidak terbebani saat pembelian awal. Tapi bila ada konsumen yang berminat untuk meningkatkan sistem keamanannya bisa memilih memasangkan aksesori resmi pabrikan. Itu cara paling realistis,” tukas Yannes.
***