Amankah Ngecas Mobil Listrik Pakai Kabel Roll?

10 Januari 2023 9:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kabel roll. Foto: dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kabel roll. Foto: dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Anjuran pabrikan mengecas mobil listrik di rumah dilakukan menggunakan power outlet yang ada di tembok. Namun, bagaimana dengan penggunaan kabel roll guna mengatasi keterjangkauan kabel power charger ke colokan rumah?
ADVERTISEMENT
COO Engineering Development Center PT Astra Otoparts Tbk., Aji Atmojo, yang mengembangkan fasilitas SPKLU Astra Power mengatakan, penggunaan kabel roll tidak disarankan sebab bisa menimbulkan bahaya.
“Saya tidak menyarankan karena kalau lilitan kabelnya terlalu banyak itu bisa menimbulkan efek induksi, seperti pada kompor atau tungku pencairan besi yang bisa menimbulkan panas berlebih sehingga kabel meleleh,” ungkapnya kepada kumparan beberapa waktu lalu.
Pengisian mobil listrik delegasi KTT G20 di SPKLU ultra fast charging di Central Parking ITDC Bali, Jumat (25/3/2022). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
Katanya, arus listrik yang diserap oleh power charger cukup besar, berkisar 3 kW hingga 7 kW. Sedangkan, spesifikasi kabel roll yang beredar di pasaran umumnya tipis dan tidak bisa mengalirkan arus listrik sebesar itu.
Kabel yang tipis pada sistem power outlet roll juga bisa membuat energi listrik yang dialirkan menjadi hilang, karena berubah menjadi panas. Bila berlebihan dan terlalu lama, panas yang dihasilkan dapat membuat serabut kabel meleleh.
ADVERTISEMENT
“Kabel kalau diameternya tambah kecil, kepadatan arusnya menjadi tinggi sehingga cepat panas. Penggunaan listrik di rumah jadi boros karena hilang sebagai energi panas dan kalau kelamaan bisa meleleh sehingga menimbulkan korsleting listrik,” imbuhnya.
Pengecasan mobil listrik Wuling Air ev di SPKLU Puspiptek, Serpong. Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Selain itu, arus listrik yang dialirkan ke kendaraan listrik dari kabel roll dikhawatirkan tidak terbaca. Sehingga, pengisian daya tidak bisa dilakukan.
“Colokan power charger itu kan ada semacam sistem pembaca arusnya juga. Kalau ternyata ada ketidaksesuaian dia itu bisa saja tidak mau membuka sistem. Dikhawatirkan, kalau terus menerus dilakukan malah merusak sistem charging itu sendiri,” jelasnya.
Ilustrasi kabel roll. Foto: dok. Istimewa
Bila keadaannya terpaksa, ia menyarankan penggunaan kabel roll yang sesuai dengan spesifikasi pengisian daya kendaraan listrik. Selain itu, panjang dan lilitan kabel perlu diperhatikan untuk menghindari gejala induksi.
ADVERTISEMENT
“Kalau terpaksa, kabelnya harus disesuaikan dengan spesifikasi pengecasan kalau 7 kW ya yang bisa menghantarkan arus segitu. Ukuran kabelnya besar dibandingkan yang biasa. Selain itu lilitannya satu atau dua saja di area roll-nya itu,” pungkasnya.