Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Anak Muda, Motor Kustom dan Semangat Berdikari
8 Desember 2018 11:41 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB
ADVERTISEMENT
Perkembangan tren motor kustom di Tanah Air nyatanya dibarengi dengan lahirnya industri pendukung yang baru. Industri apparel ini secara alamiah tumbuh untuk menyesuaikan kebutuhan dan gaya motor kustom yang ada.
ADVERTISEMENT
Lulut Wahyudi, sosok pria yang sudah lebih dari 20 tahun berkecimpung dalam dunia motor kustom menyebut, industri pendukung tersebut berawal dari kecintaan builder dan penyuka motor kustom, yang ingin mengapresiasikan karyanya melalui tren berbusana yang sepadan dengan gaya motornya.
"Orang kustom itu kan melahirkan tren baru, cara berbusana, cara berpakaian, rambutnya, sehingga orang butuh sebuah media yang akhirnya membuat anak kustom kelihatan berbeda. Anak kustom itu rapih ada sangat apresiatif untuk dirinya, karena untuk motor aja dia sangat apresiatif apalagi untuk dirinya," beber Lulut.
Hal tersebut juga diamini oleh Andi Akbar, pemilik rumah modifikasi Katros Garage itu juga menyebut, lahirnya beragam produsen apparel (pakaian dan perlengkapan berkendara) maupun store lain yang berbau kendaraan roda dua, tidak terlepas dari gaung perkembangan motor kustom itu sendiri.
ADVERTISEMENT
"Bukan tanpa sebab suatu tren bisa bertahan sampai sekarang dan lama, ini karena tren kustom didukung juga dari industri lain, misalnya kaya baju, helm, barber shop. Sekarang naik motor Chopper enggak mungkin gondrong kan, soalnya kalau ngikutin budayanya kan pasti yang disisir ke belakang gitu kan, terus pakaiannya jaket kulit," papar Atenk.
Sepenuturan Atenk, apparel motor kustom sudah semestinya dibuat dari builder itu sendiri. Selain untuk mempertahankan tren, juga sebagai media builder untuk mengenalkan eksistensi bengkelnya semakin luas lagi.
"Kalau dari gue sendiri memang kalau bengkel ini bukan bisnis yang baik, bagaimana caranya bengkel kustom harus tetap bertahan, makanya gue bikin bisnis yang bersangkutan dengan motor kustom untuk memenuhi dan membantu, supaya tren ini enggak cepat hilang lah gitu," tambah Katros.
ADVERTISEMENT
Berkat apparel motor kustom ini, para builder bisa semakin dikenal. Dan bahkan ada kecenderungan para penikmat motor kustom ini sudah mencintai apparel buatan lokal ketimbang impor.
"Menurut saya yang akhirnya membanggakan dunia kustom Indonesia itu punya sebuah awareness, kalau dulu orang lebih bangga pakai produk luar, sekarang seiring berkembangnya kustom kultur, dan seiring nasionalisme yang makin kuat, orang Indonesia akhirnya bangga pakai produk apparel dalam negeri," kata Lulut.
"Di daerah akhirnya lahir kantung-kantung kustom produk maupun merchandise seperti di Bandung dan Jakarta. Ada movement-movement yang lebih sebagai wadah dari brand-brand yang lahir dari perkembangan kustom," imbuh Lulut
Namun alangkah baiknya bila industri apparel lokal ini tidak hanya menyasar konsumen dalam negeri. Seperti dikatakan Hidayat Prio Wibowo, salah seorang pendiri Classic Retro Cycles yang optimis kalau standar apparel motor kustom sudah sejajar dengan pasar dunia dan sudah waktunya untuk diglobalkan.
ADVERTISEMENT
"Jadi jangankan impor, ada baiknya mulai membangun industri sendiri agar bisa dipasarkan ke luar, supaya orang bisa tahu bahwa Indonesia bukan hanya konsumtif, tapi juga bisa eskpor dengan kualifikasi dan desain serta standar pasar dunia," ujar Yayack sapaan akrabnya.
---
Ikuti cerita lainnya di kumparan tentang prestasi anak muda Indonesia di motor kustom dengan follow topik Indonesia Juara Motor Kustom