Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Baru RIlis, SPK Hyundai Palisade Facelift Tembus 700 Unit dan Inden 3 Bulan
29 Juli 2022 18:06 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Berbagai ubahan lain juga diberikan pada Hyundai Palisade facelift ini, seperti pada sektor interior hingga penambahan fitur-fitur canggih. Saat ini, Hyundai Palisade facelift dipasarkan dengan harga mulai Rp 842 juta hingga Rp 1,11 miliar. Berikut lengkapnya.
Menariknya, kendati baru saja resmi diluncurkan, rupanya peminat Hyundai Palisade facelift sudah sangat banyak, bahkan tembus lebih dari 500 unit.
"Saat ini yang SPK kurang lebih sudah sekitar 700-an unit," terang Sales & Marketing Director, PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) Erwin Djajadiputra di sela peluncuran Hyundai Palisade facelift.
ADVERTISEMENT
Seluruh total SPK itu, kata Erwin didapatkan dari beberapa minggu sebelum peluncuran hingga hari peluncuran. Mayoritas SPK itu, merupakan peralihan SPK dari Palisade model sebelumnya atau pre-facelift.
"Jadi memang inden Palisade yang lama kami tawarkan ke yang baru. Karena sebetulnya yang lama pun sudah habis," tambah Erwin.
Adapun dari total 700 unit tersebut, rencananya akan dikirimkan secara bertahap ke konsumen mulai hari ini (29/7). Nantinya, konsumen yang sudah melakukan inden paling awal, akan mendapatkan unit terlebih dahulu.
"Tentunya kami coba penuhi dahulu yang sudah inden, sehingga nanti akan kami mulai kirim bertahap untuk yang sudah pesan sampai sekarang ini," jelas Erwin.
Inden 3 bulan
Dengan total pemesanan yang sudah sampai 700 SPK, Chief Operating Officer PT HMID, Makmur, tak menampik apabila ada waktu tunggu pemesanan atau inden yang harus dilalui konsumen "Indennya sekitar 3-4 bulanan, karena dari kuota yang sudah masuk sekarang tidak semua langsung dikirim ke konsumen," kata Makmur.
ADVERTISEMENT
Adanya inden yang cukup lama itu, disebabkan oleh berbagai faktor. Mulai dari kuota impor hingga masih adanya krisis semikonduktor yang terjadi di global sampai saat ini.
"Di kami memang pasti akan terimbas juga, cuma memang so far selama ini dari Korea pusat sudah me-manage jauh lebih baik," tutup Makmur.
****