Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Insentif bebas biaya pajak Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB ) sudah resmi diteken oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Artinya, kini warga Ibu Kota bisa menikmati hak istimewa jika membeli kendaraan berbasis listrik murni.
ADVERTISEMENT
Payung hukumnya tertuang dalam Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 3 Tahun 2020 tentang kebijakan insentif pajak BBNKB atas kendaraan bermotor listrik berbasis baterai untuk transportasi jalan.
PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) sebagai agen pemegang merek Yamaha di Indonesia pun merespons hal tersebut. Manager Public Relation YIMM, Antonius menyebut kebijakan tersebut mampu menstimulasi masyarakat untuk menggunakan motor listrik.
"Saya kira itu bisa menstimulasi untuk perkembangan kendaraan listrik. Ya, jadi bagus-bagus saja. BIla memang itu jadi aturan ke depan, ya oke lah. Pasti mereka punya pertimbangan kenapa harus dibikin. Itu bagian dari trigger-nya pemerintah lah," kata Anton di sela-sela Workshop all new Yamaha NMax, di DDS, Cempaka Putih, beberapa waktu lalu.
Namun sepertinya insentif tersebut, belum mampu menggoda YIMM untuk meniagakan secara resmi E-Vino .
ADVERTISEMENT
Anton menambahkan, menjual motor listrik punya banyak pertimbangan yang kompleks dan butuh persiapan panjang.
"Kita masih studi dan butuh persiapan untuk masuk ke era itu (Electric Vehicle). Enggak segampang tetangga ngeluarin dan kita juga ngeluarin. Banyak hal yang harus dipertimbangkan," paparnya
E-Vino yang diperkenalkan pada 2017 lalu itu kabarnya diserahkan untuk dilakukan studi ke empat institusi koleganya yakni Kebun Raya Bogor, The Breeze BSD, PT Mitsubishi Motors Krama Yudha dan Universitas Pelita Harapan.
"Kita pernah study market dan jadi bahan buat kami untuk persiapan ke sana. Itu study internal dengan tim RND dan yang lain, bukan untuk publikasi," tambah Anton.
Waktu yang tepat
Sudah tiga tahun pengenalannya, Yamaha menyebut masih butuh waktu untuk benar-benar melepasnya ke pasar Indonesia. Meski payung hukumnya sudah ada, Yamaha menilai masih perlu mempelajari konsumen.
ADVERTISEMENT
"Ya kita lihat secara aturannya, walaupun pemerintah sudah menerbitkan tetapi kan banyak consider point yang lain. Bagaimana kita bikin charging stationnya, bagaiamana dari unsur tools safetynya dan aturannya apakah dia dianggap sebagai motorcycle, sepeda atau kendaraan listrik. Dan Indonesia masih butuh waktu," katanya.
Skuter listrik yang dikembangkan dari model skutik retro 50 cc Vino Molfe ini mengandalkan motor listrik dengan sokongan daya baterai lithium-ion 50 volt. Dalam kondisi baterai terisi penuh, pabrikan mengklaim motor mampu diajak menjelajah hingga jarak 30,1 km, namun dengan kecepatan konstan di angka 30 km/jam
Daya jelajahnya yang terbilang kecil itu disiasati pabrikan dengan menyematkan satu baterai lagi sebagai cadangan, apabila sewaktu-waktu baterai utama habis di tengah jalan. Hingga sekarang, YIMM belum menginformasikan kisi-kisi soal banderolnya.
ADVERTISEMENT