BMW Indonesia Terdampak Konflik Rusia-Ukraina, Inden Mobil Lebih Lama

29 April 2022 11:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pabrik Perakitan BMW Foto: Alfons Hartanto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pabrik Perakitan BMW Foto: Alfons Hartanto/kumparan
ADVERTISEMENT
Masalah krisis semikonduktor yang belum mereda, harus dibebani lagi oleh konflik Rusia-Ukraina yang menyebabkan rantai produksi dan suplai produsen kendaraan menjadi terganggu, termasuk BMW.
ADVERTISEMENT
Punya jajaran produk yang mayoritas dilengkapi dengan fitur komputasi canggih, mobil-mobil lansiran BMW jelas membutuhkan semikonduktor yang punya peran sangat penting.
Vice President of Customer Support BMW Group Indonesia, Ariefin Makaminan mengatakan dampak dari krisis peperangan di Ukraina turut berimbas pada kelangsungan pasokan unit CBU mereka ke Indonesia.
“Masalah di Ukraina, kita tahu mereka juga memasok dan membuat wiring harness untuk mobil kita. Tentu ada pengaruh (produksi), tapi tetap yang diharapkan adalah suplai ke pelanggan tetap terjaga. Jadi tidak terlalu signifikan, ada penurunan tapi kita coba jangan sampai penurunan ini terjadi terus menerus,” ujar Ariefin ketika ditemui di Ciater, Tangerang Selatan belum lama ini.
Wiring harness merupakan suatu komponen berupa jaringan kabel yang berfungsi menyalurkan aliran listrik sebagai sinyal perintah atau penerima ke beberapa komponen kelistrikan yang ada pada mobil atau sepeda motor.
ADVERTISEMENT
Analogi sederhananya, wiring harness atau sebutan lainnya kabel bodi ini mirip dengan jaringan pembuluh darah atau sistem saraf yang ada pada tubuh manusia.

Krisis semikonduktor bukan jadi faktor utama penghambat suplai

BMW Astra. Foto: dok. BMW Astra
Ariefin menambahkan, bahwa krisis semikonduktor yang dialami tidak hanya berdampak bagi BMW tetapi juga pabrikan kendaraan lain. Selain itu, masalah semikonduktor bukan jadi satu-satunya faktor utama yang membuat suplai kendaraan BMW terhambat.
“Memang kita ada hambatan di suplai, tetapi faktor utama karena semikonduktor itu sih enggak. Makanya itu tadi dibilang kita terus menjaga agar produksinya jalan terus,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Ariefin menjelaskan soal terjadinya inden yang panjang juga disebabkan oleh beberapa faktor lain seperti pengiriman melalui kapal atau kontainer yang sedang susah belakangan ini, sehingga ada beberapa hal yang perlu disesuaikan saat proses mendatangkan unit CBU ke Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Kita selalu komunikasi dengan konsumen, memberikan pengertian bahwa modelnya sudah diproduksi, lalu kapan akan dapatnya ini harus dimengerti karena masalah semikonduktor jadi ada sedikit penundaan,” jelasnya.
Menyoal jangka waktu inden, Ariefin tidak dapat menyebut pastinya karena hal tersebut tergantung dari model kendaraanya. Ia memilih menganalogikan jika konsumen inden bulan Juni, mungkin saja bulan Agustus atau September baru akan dapat unitnya.
“Sebenarnya kita enggak mau situasi ini terjadi, enggak mau buat konsumen menunggu lama tetapi kita sendiri kan juga tidak bisa mengontrol efek dari eksternal ini,” timpal Director of Communications BMW Group Indonesia, Jodie O’tania.
***