Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
BMW Masih Andalkan Mobil Bermesin Pembakaran Internal
14 Oktober 2018 9:44 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
Soal kendaraan listrik boleh dibilang BMW jadi salah satu yang terdepan. Pabrikan mobil premium asal Jerman ini bahkan sudah punya 'payung' untuk pegembangan produk kendaran listrik dalam divisi yang dinamai BMW i.
ADVERTISEMENT
Dunia pun juga seperti sudah sepakat kalau kendaraan listrik adalah masa depan moda transportasi. Ramah lingkungan dan menjanjikan total biaya kepemilikan yang lebih murah disebut-sebut menjadi keuntungan kendaraan berbasiskan listrik.
Namun dibalik langkah tegas mengembangkan kendaraan listrik, rupanya BMW masih percaya pada dominasi kendaraan konvensional alias yang masih menggunakan mesin pembakaran internal.
Chief of Product Development BMW pusat, Klaus Frohlich, beranggapan kalau kendaraan konvensional, masih akan bertahan, setidaknya bagi BMW.
"Ini adalah skenario paling optimistis, sebut saja 30 persen dari mobil BMW akan menjadi kendaraan berbasis listrik dan 70 persen sisanya masih konvesional. Jika asumsinya seperti itu, dari 30 persen kendaraan listrik, setengahnya adalah plug-in hybrid. Jadi ada sekitar 85 persen kendaraan yang masih menggunakan mesin konvensional di portofolio BMW pada tahun 2030," ucapnya dikutip dari insideevs.
Meski terdengar ragu dengan masa depan kendaraan listrik, BMW sendiri sebenarnya sudah punya persiapan yang cukup matang. Hanya saja perkembangan tren kendaraan listrik yang belum merata membuat mereka cenderung berhati-hati dalam melakukan pendekatan pada kendaraan listrik setidaknya dalam jangka waktu menengah.
ADVERTISEMENT
"Kami sebenarnya siap. Kami telah membeli kobalt dan lithium --bahan baku baterai untuk mobil listrik-- untuk tahun 2025-2035. Kami juga punya program daur pakai baterai. Namun dunia --Rusia, Australia, dan sebagian besar negara di dunia--, mereka akan bergantung pada kendaraan konvensional untuk jangka waktu yang lama," ia menambahkan.