Bolehkah Mencampur Bahan Bakar dengan Oktan yang Berbeda?

14 Agustus 2019 12:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi SPBU Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi SPBU Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
ADVERTISEMENT
Setiap pabrikan kendaraan bermotor di Indonesia selalu memberikan rekomendasi kadar Research Octan Number (RON) bahan bakar minyak (BBM) pada setiap jenis dan model. Misal, pada mobil LCGC (Low Cost Green Car) direkomendasikan minum oktan 92 (Pertamax).
ADVERTISEMENT
Tak bisa disangkal dan sudah menjadi rahasia umum, hadirnya bermacam-macam jenis bensin dengan tingkatan oktan yang berbeda membuat pemilik kendaraan baik sepeda motor maupun mobil kerap kali mengkombinasikan antara Premium, Pertalite, Pertamax Hingga Pertamax Turbo maupun Racing.
Jenis oktan pertamina Foto: Istimewa
Namun, jika Anda mencampur bahan bakar berbeda oktan dengan alasan tertentu, hal ini tidak disarankan. Dijelaskan oleh Dewi Sri Utami, Unit Manager Comrel & CSR PT Pertamina Marketing Operation Reg III, bahwa mencampur bahan bakar dengan oktan yang berbeda bukan permasalahan boleh atau tidak, melainkan performa yang dihasilkan dari kendaraan tersebut.
Dewi menjelaskan bahwa mencampur Premium dengan Pertamax ataupun Turbo sangat bisa dilakukan karena memang sama-sama memiliki bahan dan zat yang sama. Namun, pertanyaannya apakah dianjurkan?
ADVERTISEMENT
“Tidak, karena setiap segmen bahan bakar punya keunggulannya masing-masing. Pencampuran bahan bakar juga akan mengakibatkan kandungan aditif menjadi kurang sempurna,” ucapnya saat dihubungi kumparan (13/8).
Pengendara sepeda motor sedang mengisi bahan bakar. Foto: Dok. Pertamina
Dewi juga menyatakan, jika pengendara awalnya memakai bahan bakar jenis Premium, lalu dicampur dengan Pertamax Turbo, maka hal itu tak akan berpengaruh pada performa. Sebaliknya sama saja membuat kandungan zat aditif menjadi tidak sempurna.
“Untuk kinerja mesin yang optimal, kami menyarankan pengisian bahan bakar disesuaikan dengan rekomendasi pabrikan atau sesuai dengan tinggi rasio kompresi dari mesin kendaraan yang dimiliki. Karena pilihan bahan bakar dengan RON yang tepat akan membuat kinerja mesin jadi optimal,” ungkapnya.
Senada dengan Dewi, Dealer Technical Service PT Toyota Astra Motor (TAM), Didi Ahadi menjelaskan, mencampur bahan bakar dengan oktan rendah dan oktan tinggi akan mempengaruhi zat dalam oktan itu sendiri.
Ilustrasi mesin mobil Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
“Bisa saja adanya penumpukan kerak akibat pembakaran yang kurang sempurna (jangka panjang). Namun yang langsung dirasakan tarikan menjadi kurang jika menggunakan oktan di bawah yang sudah direkomendasikan,” ujarnya (13/8).
ADVERTISEMENT
Didi menambahkan, Jika menjadi kebiasaan dan terus dilakukan, dampaknya akan timbul gejala knocking (detonasi) mesin ‘menggelitik’ dan tarikan menjadi berat.