Bukan Drone, Ini 'Mobil Terbang' Kolaborasi Suzuki dengan Skydrive

28 Oktober 2023 6:27 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Helikopter listrik proyek kerja sama Suzuki-Skydrive ditampilkan di JMS 2023. Foto: Lutfan Darmawan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Helikopter listrik proyek kerja sama Suzuki-Skydrive ditampilkan di JMS 2023. Foto: Lutfan Darmawan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Punya ukuran kecil saat dipamerkan di Japan Mobility Show (JMS) 2023, kami kira ini adalah drone. Tapi ternyata, ini adalah mobil terbang.
ADVERTISEMENT
Tampak kecil, karena yang dipamerkan hanya berukuran 1/5 dari wujud aslinya saja. Sekilas, mobil terbang ini tampak seperti helikopter dengan 12 baling-baling. Enam di kanan, enam di kiri.
Mobil terbang ini adalah kolaborasi antara Suzuki Motor Corporation (SMC) dengan Skydrive. Keduanya menciptakan electric vertical take-off and landing aircrafts (eV-TOL).
Nantinya, mobil terbang ini akan diproduksi di pabrik Suzuki. Skydrive punya pengalaman di bidang ini, yakni prototype mobil terbang kapasitas satu penumpang.
"Ini namanya flying car atau mobil terbang," kata CEO Skydrive Tomohiro Fukuzawa Tokyo Big Sight, Tokyo, Rabu (25/10/2023).
Helikopter listrik proyek kerja sama Suzuki-Skydrive ditampilkan di JMS 2023. Foto: Lutfan Darmawan/kumparan
Mobil terbang ini berbasis listrik. Selayaknya mobil listrik, mobil terbang ini juga tidak akan bising.
Ini pun punya kelebihan dibandingkan dengan helikopter konvensional, yakni tak perlu ruangan yang luas untuk dapat mengudara alias terbang dan mendarat secara vertikal.
ADVERTISEMENT
"Kalau helikopter terbang akan membentuk sedikit garis diagonal ke depan sehingga membutuhkan tempat pijakan atau helipad yang lebih luas. Sedangkan untuk eV-TOL ini tidak membutuhkan area pijakan atau helipad yang luas, bahkan seperti di atap apartemen. Ini sesuai dengan regional Asia Tenggara, khususnya Indonesia dan lebih spesifik Jakarta, yang memiliki lahan terbatas, sehingga dapat digunakan sebagai kendaraan mobilisasi sehari-hari," kata Tomohiro.
Kendaraan terbang ini diproyeksikan untuk kepemilikan pribadi, juga komersial, semisal taksi.
"Sebenarnya bisa digunakan untuk keduanya, baik taksi sebagai kendaraan umum ataupun sebagai kendaraan pribadi. Namun, untuk penggunaan pribadi, dibutuhkan lisensi terbang terlebih dahulu," kata Tomohiro.
Helikopter listrik proyek kerja sama Suzuki-Skydrive ditampilkan di JMS 2023. Foto: Lutfan Darmawan/kumparan
Mobil terbang ini memiliki dimensi dengan panjang 13 meter, lebar 13 meter dan tinggi 3 meter. Bahannya menggunakan aluminium alloy dengan total berat sekitar 1.400 kg. Bisa menampung satu pilot dan dua penumpang.
ADVERTISEMENT
eV-TOL ini diklaim memiliki kecepatan saat terbang di udara sekitar 100 km/jam dengan jarak tempuh 15 km. Itu untuk target pengembangan pada 2025.
Helikopter listrik proyek kerja sama Suzuki-Skydrive ditampilkan di JMS 2023. Foto: Lutfan Darmawan/kumparan
Sementara pada 2029 nanti, target kendaraan terbang ini pun punya jangkauan lebih jauh yakni 30 km. Kemudian bertahap, pada 2031 bisa menempuh 40 km dan bahkan autonomous.
"Saat ini, jarak tempuhnya masih 15 km. Namun di tahun 2031, diharapkan jarak tempuhnya menjadi 40 Km. Saat ini, kapasitas baterainya masih sama dengan baterai mobil EV biasa," kata Tomohiro.
Dalam kesempatan yang sama, Tomohiro mengatakan mobil terbang ini nantinya akan dipasarkan secara global, termasuk tak menutup kemungkinan dijual ke Indonesia. Ia menyebut, harga per unitnya sekitar 1,5 juta dolar AS.
ADVERTISEMENT
"Perkiraan di angka USD 1,5 miliar, namun angka ini belum resmi," pungkas dia.