Cerita Julian Johan Tuntaskan AXCR 2024 dan Raih Posisi 4

22 Agustus 2024 17:06 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aksi tim Indonesia, Jejelogy GHP Law Firm di gelaran Asia Cross Country Rally (AXCR) 2024. Foto: Jejelogy
zoom-in-whitePerbesar
Aksi tim Indonesia, Jejelogy GHP Law Firm di gelaran Asia Cross Country Rally (AXCR) 2024. Foto: Jejelogy
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kompetisi Asia Cross Country Rally (AXCR) 2024 sudah berakhir. Tim balap asal Indonesia, Jejelogy GHP Law Firm yang beranggotakan Julian Johan dengan co-driver Chupong Chaiwan dan Recky Resanto berhasil menyelesaikan gelaran tersebut di posisi ke-4 secara keseluruhan.
ADVERTISEMENT
AXCR 2024 digelar dari Surat Thani, sampai Kanchanaburi, Thailand dengan total jarak 2.100 kilometer yang dihelat sejak 11 sampai 17 Agustus 2024.
kumparan menghubungi pria yang akrab dipanggil Jeje ini. Ia menceritakan pengalaman keduanya itu terjun di kompetisi AXCR.
“Tahun ini kan tahun kedua saya ikut AXCR, tahun lalu tuh masih pembelajaran semuanya, masih sambil adaptasi semuanya. Tahun ini jadi mulai coba untuk lebih seriusin lagi udah pasang target gitu,” buka Jeje saat dihubungi kumparan, Rabu (22/8).
Tahun ini, Jeje tidak seperti tahun 2023, kali ini Ia menambah satu co-driver yakni Chupong. Karena di 2023 Jeje hanya berdua dengan Recky.
“Jadi Cupong itu di tahun-tahun sebelumnya co-drivernya Mas Rifat Sungkar. Tapi karena Mas Rifat nggak ikutan, jadi waktu itu Cupong nawarin ke saya, siapa tahu mau di co-driver-in dia,” katanya.
Aksi tim Indonesia, Jejelogy GHP Law Firm di gelaran Asia Cross Country Rally (AXCR) 2024. Foto: Jejelogy
Karena menurut Jeje balapan reli lintas negara Asia itu navigasinya sangat kompleks. Akhirnya Dia setuju, terlebih Chupong merupakan co-driver dengan jam terbang tinggi, serta warga lokal asli, sehingga perannya sangat membantu navigasi.
ADVERTISEMENT
Lanjut ke balapan, dari 6 Special Stage (SS) Jeje dan timnya sempat memimpin di SS 1 hingga 3.
“Nah jadi untuk di beberapa hari pertama sih oke hasilnya di kelas kita klasemen di posisi pertama sampai SS ketiga. Jadi tiga SS awal Alhamdulillah lancar, navigasinya oke, nggak ada kayak nyasarnya yang bikin waktu kebuang, jadi relatif tuh hasil waktunya bagus setiap kali finish,” tukasnya.
Namun sayang, di SS ke-4 Jeje tidak berhasil menyelesaikan balapan alias DNF (Did Not Finish). Alasannya, karena ada masalah pada starter mobilnya.
“Jadinya kita sempat pas lagi berhenti di dalam track itu kita matiin mesin, pas dinyalain lagi enggak mau distarter. Itu kendalanya di elektrik, di bagian sekring-sekring mobil, jadinya kita di SS ke-4 tuh gak bisa finish,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
“Jadi setelah tim mekanik nyamperin, sudah dibenerin, mobilnya bisa nyala lagi, tapi kita punya sisa waktu itu di bawah 1 jam. Sementara kita untuk mencapai ke finish itu jarak masih 120 kilometer lagi. Jadi sudah enggak mungkin nih,” lanjutnya.
Aksi tim Indonesia, Jejelogy GHP Law Firm di gelaran Asia Cross Country Rally (AXCR) 2024. Foto: Jejelogy
Akibat insiden itu, Jeje yang awalnya memimpin klasemen terpaksa bergeser di posisi ke-4. Untuk mengantisipasi mobilnya bermasalah, di SS kelima dan keenam Jeje bermain aman.
Setelah gagal di SS keempat, Jeje sempat pesimis, Ia mengira bakal nangkring di posisi 7 atau 8. Tapi di luar dugaan dia berada di posisi keempat karena di tiga SS pertama punya tabungan waktu banyak dan berhasil finish di posisi pertama.
“Kami akhirnya sudah kayak, daripada SS kelima dan enam kita ngotot lagi terlalu 100 persen gitu ya gasnya, malah ada risiko kenapa-kenapa, sudah kita mainnya lebih, santai aja 80 persen lah gitu,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Dibanding tahun lalu, meskipun tidak naik podium, Jeje merasa bangga dan puas karena tahun ini lebih berat bagi Jeje dan timnya.
Aksi tim Indonesia, Jejelogy GHP Law Firm di gelaran Asia Cross Country Rally (AXCR) 2024. Foto: Jejelogy
“Jadi, walaupun sama-sama finish-nya di posisi keempat, cuma jatuhnya tetap lebih baik dari tahun lalu. Karena tantangannya lebih banyak, dan lawannya juga lebih kelas berat,” pungkasnya.
Bagi Jeje rival terberatnya tahun ini adalah pebalap asal Jepang, Masato Kawabata. Meski seorang drifter profesional, bagi Jeje Ia juga pebalap reli yang andal.
Adapun di tahun depan, Jeje rencananya akan kembali turun di ajang yang sama dengan formasi tim yang juga sama dengan tahun ini. Targetnya harus bisa naik ke podium.
“Jadi kalau sejauh ini sih tetap dengan mobil yang sama, tetap dengan posisi orang yang sama. Paling lebih ke kita akan coba improve di mobil aja sih, sambil mastiin semua bagian lainnya itu balik sehat dan fit aja gitu. Karena tahun depan yang bakal digelar di tiga negara,” tegasnya.
ADVERTISEMENT