Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Cerita Romi, Andalkan Fuso Canter Jadi Juragan Ikan di Maninjau
13 Januari 2024 6:02 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Setiap harinya ada berton-ton ikan nila dan patin hidup yang harus dikirim dari Danau Maninjau ke supplier yang tersebar di beberapa kota besar di Sumatera.
Ikan tersebut berasal dari tangkapan atau budi daya rambak ikan di Danau Maninjau kemudian ditampung, lalu disortir berdasarkan ukuran.
Rata-rata ada pengiriman minimal 4 ton ikan, di mana setiap satu unit yang bekerja mengangkut 2,1 ton. Pengiriman ikannya harus tepat waktu, telat sedikit ikan bisa mati.
"Kami kirim tiap hari, karena ikan kan kebutuhan pokok. Kami kirim ke Bukittinggi , Batusangkar, Payakumbuh, Riau, dan Jambi juga. Riau 10 jam dan Jambi 15 jam waktu pengirimannya," buka Romi saat ditemui, Kamis (11/1).
"Susahnya ngirim ikan itu diburu waktu misal 10 jam itu harus sampai. Makanya kami butuh truk Canter yang kuat, mendakinya bagus, Mitsubishi Fuso mengerti kondisi pemakaian dan kebutuhan kami," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Secara total Romi memiliki 9 unit Fuso Canter, rinciannya tipe FE 74S 6 unit, FE HDSN 1 unit, FE 84 GSN 1 unit, dan FE 71 1 unit. Selebihnya ada Mitsubishi L300 untuk pengiriman ke kota yang jaraknya lebih dekat.
Yang menarik adalah Romi rutin meremajakan armadanya setiap 4 tahun sekali dengan model yang sama. Lantaran tak mau ambil risiko armadanya sewaktu-waktu rewel saat bertugas.
"Paling lama itu 5 tahun, memang kondisinya masih bagus nggak ada kerusakan. Cuma mobil itu harus selalu ready. Kalau rusak rugi banyak nantinya, makanya kita cari aman lah. Dan ini harga jual kembalinya bagus banget," ujar Romi.
Sebagai kendaraan pekerja yang saban hari menempuh jarak ratusan kilometer, Fuso Canter dijelaskan Romi dapat diandalkan dari segi utilitas, durabilitas, maupun kemudahan merawatnya.
ADVERTISEMENT
Nah soal perawatan ini dijelaskan Romi tergantung tingkat maintenance-nya. Jadi tak selalu ke bengkel resmi. Misalnya perawatan ringan ganti oli dapat dilakukan sendiri ketika tidak lagi di-cover gratis servis berkala.
"Ada yang servis sendiri kemudian ke diler kecil, para sopir semuanya sudah bisa dan harus belajar. Apa lagi perawatannya ini enteng, onderdil gampang dicari. Produk lain belum tentu ada, susah carinya. Misalnya Colt ini mudah dipelajari, tangguhnya minta ampun dari tahun 80-an sampai sekarang masih ada," pungkasnya.
Atas strategi, perencanaan bisnis, dan didukung armada yang selalu prima, usaha yang dimulai sejak 1992 itu makin berkembang. Dari awalnya memiliki satu keramba ukuran 6 x 12, kini memiliki 200 keramba dan mempekerjakan 54 karyawan.
ADVERTISEMENT
Live Update