Cikal Bakal Lampu Lalu Lintas, dan Tokoh Pencetusnya

5 Juli 2020 17:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lampu lalu lintas. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Lampu lalu lintas. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Lampu lalu lintas, merupakan rambu yang wajib dipatuhi semua pengguna jalan raya. Bila tidak, selain semrawut berpotensi terjadi kecelakaan fatal.
ADVERTISEMENT
Memiliki kombinasi warna merah, kuning dan hijau, perlengkapan jalan ini punya sejarah panjang. Terima kasih buat Insinyur John Peake Knight.
Pria asal Nottingham, Inggris, menjadi tonggak penting ketika dirinya mulai merancang sistem manajemen lalu lintas, seperti melansir BBC Inggris.
Berprofesi sebagai manajer kereta api South Eastern Railway, pada 1865 dirinya melempar ide kepada Komisaris Polisi Metropolitan untuk menggunakan sistem persinyalan kereta api, di jalan-jalan London.
John Peake Knight asal Nottingham Inggris, pencetus ide ditemukannya lampu lalu lintas. Foto: Wikimedia.org
Iya walaupun saat itu masih belum ada kendaraan bermotor di jalan-jalan kota, tetapi lalu lalang kereta kuda cukup mengkhawatirkan, dan bahaya bagi pejalan kaki.

Semafor dan lampu gas

Awalnya Knight mengusulkan penggunaan sistem semaphore/semafor --sistem penyampaian isyarat secara visual, entah dengan tangan kosong, bendera, dan sebagainya--, ya seperti yang diajarkan saat Pramuka.
ADVERTISEMENT
Kala itu, Knight gunakan isyarat pada posisi horizontal atau miring, menentukan apakah sebuah kereta bisa lewat atau tidak.
Metode semafor digunakan pada siang hari, sementara dan pada malam hari menggunakan lampu merah dan hijau --dengan berbahan bakar gas-- yang dioperasikan petugas.
Lampu lalu lintas pertama di dunia, kombinasi semafor dan lampu karya John Peake Knight asal Nottingham, Inggris. Foto: jannaludlow.co.uk
Pada 9 Desember 1868, atau 3 tahun kemudian setelah percobaan itu, lampu lalu lintas pertama di dunia dipasang di persimpangan Great George Street dan Bridge Street di London, wilayah Westminster, dekat dengan Westminster Bridge.
Operasionalnya sendiri dikawal petugas polisi yang berdiri di samping rambu tersebut sepanjang hari. Knight percaya diri memprediksi akan lebih banyak lampu lalu lintas di pusat kota London.
Namun, sebulan berjalan proyek gagal, sebuah pipa gas bocor mengakibatkan salah satu lampu lalu lintas meledak di hadapan polisi yang mengoperasikannya. Proyek lantas dibatalkan.
ADVERTISEMENT

40 tahun kemudian

Nah kemudian setelah mobil mulai di Amerika Serikat pada akhir 1890-an dan kebutuhan untuk kontrol lalu lintas segera menjadi jelas. Sejumlah orang datang dengan ide untuk mengendalikan lalu lintas.
Lampu Merah Pertigaan Ramanda, tempat Pemutaran Lagu ‘Hati-Hati’ di Kota Depok. Foto: Ferry Fadhlurrahman/kumparan
Pada tahun 1910, Earnest Sirrine of Chicago, Illinois mengajukan paten (no 976.939), sistem lalu lintas jalan otomatis pertama, menggunakan kata-kata yang tidak menyala Stop dan Procced.
Lalu di 1912, Lester Wire dari Salt Lake City, Utah menemukan lampu lalu lintas listrik yang menggunakan lampu merah dan hijau. Namun, dia tidak mengajukan paten. Baru di tahun berikutnya, James Hoge menerima paten no 1.251.666.
Sistem lampu lalu lintas itu dikendalikan secara manual menggunakan lampu listrik, dan dipasang di Cleveland, Ohio pada tahun 1914, menggunakan kata Stop and Move.
ADVERTISEMENT
Dan sistem lampu lalu lintas dengan warna merah dan hijau, dipatenkan oleh William Ghiglieri dari San Francisco, California pada tahun 1917 (dipatenkan no 1.224.632). Desainnya dapat dioperasikan secara manual atau otomatis.
Sementara tambahan lampu kuning dilakukan pada 1920 oleh William Potts, seorang polisi Detroit. Ini yang kemudian menjadi acuan untuk manajemen lalu lintas di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)