Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
General Motors (GM), sebagai induk pabrikan Chevrolet memutuskan menghentikan aktivitas penjualannya di Tanah Air pada akhir Maret 2020. Hanya saja guna menjamin kepuasan konsumennya, GM tetap menyediakan layanan purnajual dan klaim garansi melalui jaringan resmi yang tersedia.
ADVERTISEMENT
Soal penyetopan penjualan ini, anggota komunitas Captiva Chevy Club, Budi Harnata mengakui sudah mencium gelagat Chevrolet bakal hengkang dari Indonesia.
"Memang mengejutkan ya, cuma dari sisi penjualan enggak kaget sebenarnya, seperti sudah kelihatan, apalagi GIIAS kemarin enggak ikut, pasca peluncuran Trailblazer tahun 2016 pun juga enggak ada produk baru," kata Budi saat dihubungi kumparan, Selasa (29/10).
Lanjut Budi, dugaan menguat setelah Chevrolet Indonesia memastikan tidak meluncurkan Captiva generasi terbaru rakitan pabrik Wuling di Cikarang. Padahal beberapa kali sebelum Chevrolet Thailand merilisnya, para pecinta Captiva acap kali menanyakan peluang hadirnya Medium SUV tersebut.
"Dari situlah semakin jelas tanda-tanda kurang adanya keseriusan, padahal peminat Captiva baru ada banyak, mereka maunya beli yang berlambang Chevrolet," tambahnya lagi.
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Chevrolet Spin Club Indonesia, Ian Ananta juga berpendapat serupa. Apalagi pasca General Motors Indonesia (GMI) menghentikan produksi Spin di pabrik di Pondok Ungu akhir Juni 2015 lalu.
Dari fasilitas produksi itu, GMI melahirkan 21.970 unit Chevrolet Spin selama tiga tahun. Rinciannya, 2013 sebanyak 10.943 unit, 2014 sebesar 7.475 unit, dan 2015 sebanyak 3.552 unit.
"Jadi sudah enggak kaget lagi, ini hanya menunggu waktu," katanya saat dihubungi terpisah.
Soal pemberitahuan penyetopan penjualan, mereka pun mengakui tidak mendapatkan informasi melalui surat elektronik maupun gathering perpisahan.
"Ada sedikit rasa hilang dengan keputusan GM tersebut, sama halnya saat penutupan pabrik kemarin, kami sebagai komunitas yang men-support GMI enggak diberitahu," kata Ian.
ADVERTISEMENT
Harapan dari komunitas
Coba menyimpulkan aspirasi dari Budi dan Ian, keduanya berharap bahwa GM harus kembali lagi. Umumnya setelah memiliki produk yang kompetitif dan kondisi bisnis yang membaik.
"Bisa saja sedang restrukturisasi, karena kan juga di Amerika lagi fokus pengembangan mobil listrik, siapa tahu nanti ke sini bawa mobil listrik kan," tuntas Budi.