Deretan Mobil Kembar di Indonesia, Ada yang Sudah Disuntik Mati

13 Agustus 2019 19:50 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Deretan mobil kembar siam di Indonesia Foto: dok. Wikimedia
zoom-in-whitePerbesar
Deretan mobil kembar siam di Indonesia Foto: dok. Wikimedia
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mobil-mobil di Indonesia beragam bentuknya. Yang paling menarik, mobil dengan wujud serupa tapi beda pabrikan.
ADVERTISEMENT
Contoh mudahnya adalah Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia. Dan yang terakhir, ada duet Mitsubishi Xpander dan Nissan Livina terbaru dengan platform yang sama.
Di luar keempat model tersebut, nyatanya masih banyak lagi wujud-wujud model yang kembar siam beda merek. Ada yang masih eksis hingga sekarang sejak diluncurkan, ada pula yang terpaksa harus disuntik mati karena kurang diterima pasar.
Berikut ini model-model mobilnya.
1. Toyota Avanza/Daihatsu Xenia
Dua mobil dari Toyota dan Daihatsu mengawali ulasan kali ini. Keduanya lahir pada tahun 2003 silam sebagai proyek yang digagas dua pabrikan usai krisis moneter 1998.
Toyota Avanza dan Veloz Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Daihatsu Xenia Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Maklum, pasca krisis keuangan tersebut, banderol Toyota Kijang merangkak naik yang membuat orang susah membelinya. Untuk itu, Toyota coba luncurkan Avanza dengan banderol terjangkau mulai dari Rp 70 jutaan supaya kembali menggairahkan pasar.
ADVERTISEMENT
Hasilnya seperti sekarang ini, Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang diproduksi di pabrik Astra Daihatsu Motor (ADM) seakan tepat sasaran. Di jalanan pun banyak ditemukan modelnya seliweran.
Saat ini dua-duanya tengah memasuki generasinya yang ke-2 dan telah diangkat muka yang kedua pula.
2. Suzuki APV/Mitsubishi Maven
Coba bertaruh untuk menjegal dominasi Avanza-Xenia, Mitsubishi juga berkolaborasi dengan Suzuki dengan menghadirkan Maven dari basis APV pada tahun 2005.
Suzuki APV Foto: dok.Wikimedia
Mitsubishi Maven Foto: dok.Wikimedia
Hanya saja produk yang ditawarkan Mitsubishi ini kurang diterima pasar sehingga pada tahun 2011 harus dihentikan penjualannya yang menyisakan 18 unit yang terdistribusi.
3. Suzuki Carry/Mitsubishi T120SS
Namun jauh sebelum kolaborasi Suzuki dan Mitsubishi lewat APV serta Maven ini, keduanya telah menjalin kerjasama dengan menghadirkan mobil niaga pikap berupa Carry dan T120SS pada tahun 1991.
ADVERTISEMENT
Head of Brand Development and Marketing Research 4W PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) Harold Donnel mengungkapkan, kolaborasi tersebut lumrah dilakukan guna menekan biaya produksi.
Suzuki Carry Futura Foto: dok. Wikimedia
Mitsubishi T120SS Foto: dok. Wikimedia
"Itu biasanya terjadi karena biaya investasi riset dan pengembangannya terutama teknologinya itu mahal, makanya ada join production yang di-sharing pabrikan, kemudian benefitnya dibicarakan secara internal," ungkapnya beberapa waktu lalu kepada kumparan.
Hanya saja produksi mobil pikap ini terhenti karena dapur pacunya sudah tidak lagi memenuhi standar emisi gas buang pada awal tahun 2019.
4. Suzuki Ertiga/Mazda VX-1
Selanjutnya ada model low MPV lain yang juga sejenis, tujuannya sama buat merebut pasar yang sudah dibentuk Avanza dan Xenia. Kala itu Mazda coba peruntungannya dengan me-rebadge Suzuki Ertiga jadi VX-1 setahun setelah Ertiga meluncur.
Suzuki Ertiga Foto: dok. Wikimedia
Mazda VX-1 Foto: dok. Wikimedia
Cuma, lagi-lagi mobil yang di-rebadge kurang populer bagi masyarakat Tanah Air. Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) dari 2013 ke 2015 menunjukan hanya 1.640 unit Mazda VX-1 yang terdistribusi. Puncaknya, usai Mazda dipindahtangankan dari Mazda Motor Indonesia ke Eurokars Motor Indonesia, VX-1 dihentikan penjualannya.
ADVERTISEMENT
5. Toyota Rush/Daihatsu Terios
Di luar segmen Low MPV, ada pula Low SUV dengan model Toyota Rush dan Daihatsu Terios. SUV terjangkau ini awalnya sebagai pengganti Daihatsu Taruna yang lahir tahun 2006. Tapi seiring kerjasama Daihatsu dan Toyota, Terios juga dijadikan produk serupa yang dimiliki Toyota.
Toyota Rush Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Daihatsu Terios Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Hingga kini Rush dan Terios memasuki generasinya yang kedua dan punya wujud beda jauh dari versi sebelumnya.
6. Toyota Agya/Daihatsu Ayla
Masih ada model lain, berupa Toyota Agya dan Daihatsu Ayla. Keduanya merupakan jawaban atas kebijakan Low Cost Green Car (LCGC) --sekarang Kendaraan Bermotor Roda Empat Hemat Energi dan Harga Terjangkau (KBH2)--.
Tampak depan mobil Agya. Foto: Tamara Anastasia Wijaya/kumparan
Daihatsu Ayla Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Dua-duanya lahir pada tahun 2013, kemudian pada 2017 lahir versi facelift-nya.
ADVERTISEMENT
7. Toyota Calya/Daihatsu Sigra
Menyusul realisasi dari kebijakan yang sama, sebagai model yang punya akomodasi lebih banyak, kedua pabrikan sebelum tadi kembali meluncurkan Agya dan Ayla versi panjang dengan nama Calya dan Sigra.
Toyota Calya Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Daihatsu Sigra Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Mobil-mobil ini sekaligus mengisi ceruk pasar yang lesu akibat Datsun Go+ yang diniagakan hanya bertransmisi manual. Sedangkan duet Astra mampu mendongkrak LCGC 7-penumpang dengan transmisi matik.
8. Mitsubishi Xpander dan Nissan Livina
Terakhir yang masih hangat dibicarakan adalah duet Mitsubishi dan Nissan sebagai keberlanjutan aliansinya secara global.
Mitsubishi Xpander Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Nissan All New Livina di GIIAS 2019 Foto: dok. Muhammad Ikbal/kumparan
Ya, generasi Nissan Grand Livina terbaru menggunakan basis Mitsubishi Xpander yang debut pada Februari 2019 lalu. Hanya saja penerimaannya belum sebaik Xpander yang bisa terdistribusi ke diler di atas 5.000 unit per bulannya.
ADVERTISEMENT