Diskon PPnBM Mobil Baru Bikin Laba Otomotif Grup Astra Melejit Jadi Rp 3,3 T

30 Juli 2021 15:08 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menara Astra, tempat PT Astra International Tbk berkantor.  Foto: Dok. Astra
zoom-in-whitePerbesar
Menara Astra, tempat PT Astra International Tbk berkantor. Foto: Dok. Astra
ADVERTISEMENT
Astra International merilis laporan keuangan semester pertama 2021, di mana sektor otomotif masih jadi unggulan dengan kenaikan untung sampai 362 persen.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data perusahaan, total laba bersih bisnis otomotif mencapai Rp 3,311 triliun. Sementara pada periode yang sama tahun lalu cuma di angka Rp 716 miliar.
Masih jadi unggulan, capaian divisi otomotif ini menyumbang 37,49 persen, dari total keuntungan Grup Astra yang mencapai Rp 8,831 triliun.
"Peningkatan volume penjualan pada semester pertama tahun ini, terutama pada segmen roda empat --yang diuntungkan oleh insentif sementara pajak penjualan barang mewah," tulis Presiden Direktur Djony Bunarto Tjondro dalam laporannya.
Setidaknya ada tiga sektor bisnis otomotif Grup Astra, penjualan mobil (Toyota, Daihatsu, Isuzu, Peugeot, dan Lexus), sepeda motor (AHM) dan suku cadang (Astra Otopart).
Neh berikut rangkumannya.
- Penjualan mobil nasional naik 51 persen jadi 393.000 unit pada semester pertama 2021. Khusus Astra naik 50 persen menjadi 210.000 unit, dengan pangsa pasar keseluruhan 53 persen.
Booth Daihatsu di IIMS Hybrid 2021. Foto: Ghulam Muhammad Nayazri / kumparanOTO
Sepanjang paruh pertama tahun 2021 ini, perusahaan sudah meluncurkan delapan model baru dan enam model revamped.
ADVERTISEMENT
- Penjualan sepeda motor secara nasional naik 30 persen menjadi 2,5 juta unit semester pertama 2021. Sepeda motor Honda Astra naik 29 persen menjadi 1,9 juta unit.
Ada empat model baru dan tujuh model revamped, yang telah diluncurkan pada semester pertama tahun 2021.
- Bisnis komponen otomotif PT Astra Otoparts Tbk (AOP) dengan kepemilikan saham 80 persen, bukukan laba bersih Rp 267 miliar dibandingkan rugi bersih sebesar Rp 296 miliar pada semester pertama tahun lalu.
Faktor pendorongnya, ada peningkatan pendapatan dari segmen pabrikan (original equipment manufacturer) dan pasar suku cadang pengganti (replacement market).