Ekspor Mobil Listrik China Turun 18 Persen, Asia Masih Jadi Pasar Terbesar

9 April 2025 10:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapal Cargo BYD Changzhou untuk ekspor mobil BYD dari China. Foto: Dok. BYD
zoom-in-whitePerbesar
Kapal Cargo BYD Changzhou untuk ekspor mobil BYD dari China. Foto: Dok. BYD
ADVERTISEMENT
Ekspor mobil listrik (EV) dari China mengalami penurunan secara signifikan pada Februari 2025. Pengiriman kendaraan listrik dari negara tirai bambu tersebut mengalami penurunan hampir seperlima.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data yang dihitung oleh analis Bloomberg dari data Bea Cukai China, pengiriman mobil listrik ke luar negeri mengalami penurunan hingga 18 persen atau sekitar 92.625 unit bila dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun sebelumnya.
Menurut Carscoops, penurunan ini jadi sorotan di tengah kekhawatiran produsen kendaraan di negara Barat akibat invasi mobil listrik buatan China yang mendominasi pasar global.
Sebelumnya, banyak yang berpendapat bahwa mobil listrik buatan China digadang-gadang tidak terhentikan. Namun, dari data terbaru ini justru menunjukkan bahwa ekspansi global mobil listrik dari Negeri Tirai Bambu juga mendapat tantangan baru.
Ilustrasi pengisian daya mobil listrik. Foto: REUTERS/Antonio Bronic
Beberapa faktor yang jadi pemicu antara lain berkurangnya insentif dari pemerintah di negara tujuan. Selain itu ditengarai adanya peningkatan permintaan pada jenis kendaraan Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV).
ADVERTISEMENT
Lalu, tak sedikit juga konsumen yang mulai enggan melirik produk seperti Tesla. Sementara, konsumen di pasar Eropa dan Asia mulai mempertimbangkan membeli kendaraan listrik, terutama yang berasal dari pabrikan China.
Dari data Bloomberg, ekspor ke Korea Selatan merupakan yang paling anjlok, bahkan mencapai 51 persen menjadi 3.151 unit. Lalu di Spanyol juga mencapai 49 persen menjadi 2.664 unit.
Ekspor ke Belgia juga mengalami penurunan hingga 41 persen meskipun angkanya masih lebih besar hingga 10.105 dari total ekspor China sebesar 92.625 di bulan Februari.
Sedangkan ekspor ke negara Uni Emirat Arab juga mengalami penurunan yang signifikan hingga 20 persen atau sekitar 3.231 unit. Kemudian di Inggris turun 2,9 persen menjadi 8.362 unit. Lalu ada Filipina yang hanya mengalami penurunan 0,9 persen menjadi 8.225 unit.
ADVERTISEMENT
Namun, ada beberapa negara yang justru mengalami lonjakan. Ekspor mobil listrik China ke Meksiko bahkan naik hingga 623 persen menjadi 7.847 unit. Ada juga Turki yang mengalami peningkatan hingga 131 persen atau 3781 unit. Lalu ada Indonesia yang juga melonjak hingga 79 persen menjadi 5.737 unit.
Kapal Cargo BYD Changzhou untuk ekspor mobil BYD dari China. Foto: Dok. BYD
Dari data tersebut, wilayah di Asia masih jadi target utama pasar mobil listrik China yang paling tinggi yang menyerap hingga 47.860 unit. Meskipun persentase ekspornya turun hingga 2,7 persen tapi angka tersebut merupakan setengah dari total ekspor.
Sementara Eropa juga turun hingga 30 persen atau sekitar 28.866 setelah di bulan sebelumnya turun hingga 14 persen di Januari. Penurunan paling drastis terjadi di Amerika Utara hingga 97 persen atau hanya terserap 163 unit.
ADVERTISEMENT
Secara total ekspor mobil listrik dari China pada Januari dan Februari 2025 mengalami kenaikan 4,3 persen menjadi 258.973 unit.
***
kumparan New Energy Vehicle Summit 2025 akan digelar pada Selasa, 6 Mei 2025, di MGP Space, SCBD Park.
Mengusung tema “Sinergi Menuju Industri Otomotif Berkelanjutan,” forum diskusi ini menghadirkan para pemangku kepentingan, termasuk pemimpin industri, profesional, dan perwakilan pemerintah, untuk berdiskusi serta berbagi wawasan mengenai masa depan industri otomotif berkelanjutan.
Nantikan infonya di kumparan!