Gaikindo Minta Mobil Niaga Produksi Indonesia Diekspor ke Australia

24 Juli 2022 15:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo (keempat kanan) melepas ekspor perdana Isuzu Traga di Karawang Timur, Jawa Barat, Kamis (12/12/2019). Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo (keempat kanan) melepas ekspor perdana Isuzu Traga di Karawang Timur, Jawa Barat, Kamis (12/12/2019). Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
ADVERTISEMENT
Ketua umum Gaikindo, Yohannes Nangoi mendorong pabrikan kendaraan niaga di Indonesia untuk bisa mengekspor produk-produk andalannya ke pasar Australia.
ADVERTISEMENT
Yohannes mengatakan, Australia merupakan pasar yang sangat potensial untuk produk-produk kendaraan buatan Indonesia termasuk kendaraan niaga.
"Australia adalah salah satu negara besar dengan konsumsi otomotifnya 1,2 juta per tahun. Tidak ada pabrik mobil di sana, yang ada semuanya import, tapi import dari Indonesia sangat kecil. Padahal saat lihat di sana truk sangat banyak sekali dan Indonesia penghasil truk yang cukup besar, kita ada Hino, ada Isuzu, ada UD Trucks, ada Fuso, tapi tidak ada 1 pun yang diekspor ke sana," ujar Yohannes pada acara konferensi pers jelang GIIAS 2022 belum lama ini.
Fasilitas Hino Total Support Customer Center (HTSCC) di Purwakarta, Jawa Barat. Foto: Sena Pratama/kumparan
Belum adanya ekspor kendaraan niaga ke Australia karena belum ada izin ekspor dari masing-masing prinsipal. Yohannes pun memohon kepada Menteri Perindustrian untuk membujuk masing-masing prinsipal kendaraan niaga untuk berkenan mengekspor produknya ke Australia.
ADVERTISEMENT
"Jadi kami akan minta ke pak Menteri Perindustrian untuk duduk dengan para prinsipal ini untuk dikasih kesempatan agar bisa ekspor. Kalau ini bisa ekspor, akan sangat luar biasa. Karena di Australia sangat banyak truk, pengangkutan di sana semua pakai truk, dan di sana itu disiplin sekali, jadi pengangkut barang ringan kecil saja wajib pakai truk" sambung Yohannes.
Optimisme Yohannes itu tentu bukan tanpa alasan. Sebab, bila melihat kapasitas produksi yang ada di Indonesia saat ini, masih cukup banyak sisa kapasitas produksi yang belum terpakai.
Mitsubishi Fuso Canter Euro 4. Foto: Muhammad Ikbal/kumparan
"Karena kapasitas produksi kita itu sangat besar ya, kita punya 2,4-2,5 juta kapasitas produksi, sedangkan saat ini pemakaian baru sekitar 1,3 juta. Jadi kalau mau naik 1 juta pun masih sanggup produksi," beber Yohannes.
ADVERTISEMENT
Selain dalam hal tenaga kerja, dampak positif lainnya yang bisa dihasilkan dari ekspor kendaraan niaga ke Australia, yakni meningkatnya pendapatan negara.
****