Gelombang Krisis Chip Otomotif, Suzuki Kini Setop Produksi!

30 Mei 2021 15:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Logo Suzuki di XL7 Foto: Bangkit Jaya Putra
zoom-in-whitePerbesar
Logo Suzuki di XL7 Foto: Bangkit Jaya Putra
ADVERTISEMENT
Jenama asal Jepang, Suzuki dilaporkan bakal menghentikan aktivitas produksinya untuk sementara waktu pada Juni 2021. Ini merupakan buntut dari krisis chip atau semikonduktor yang terjadi pada industri otomotif global.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari Reuters dan sumber lainnya, Suzuki jadi merek otomotif asal Jepang keempat yang turut terdampak krisis chip global. Sebelumnya, jenama Jepang lainnya, seperti Honda, Mazda, Nissan, dan Mitsubishi juga mengalami hal serupa.
Ada 3 fasilitas produksi Suzuki yang bakal dihentikan sementara waktu aktivitasnya pada Juni mendatang. Ketiganya berlokasi di Prefektur Shizuoka, Jepang. Adapun durasi penghentian produksi tersebut berbeda-beda, berkisar 3 hingga 9 hari.
Dilakukannya penghentian sementara ini, guna memberikan kesempatan bagi para pembuat suku cadang untuk melakukan penyesuaian dalam meminimalisir dampak krisis chip yang terjadi.

Bagaimana dengan Suzuki Indonesia?

Tentu saja, penghentian produksi sementara yang dilakukan Suzuki Jepang itu juga menimbulkan kekhawatiran, utamanya terkait dampak terhadap suplai mobil-mobil Suzuki yang dipasarkan dan diproduksi di Indonesia.
Booth Suzuki di GIIAS 2019 Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Menanggapi hal itu, Board of Director PT Suzuki Indomobil Motor (SIM), Shodiq Wicaksono, mengatakan sebagian besar mobil Suzuki yang diimpor saat ini diproduksi di India, sehingga tidak terdampak penghentian produksi di Jepang.
ADVERTISEMENT
Dirinya pun memastikan, untuk fasilitas produksi Suzuki di Indonesia masih berjalan normal dan belum terdampak krisis chip.
“Kami informasikan bahwa stop produksi sementara itu hanya terjadi di pabrik Shizuoka, Jepang. Di Indonesia sendiri kami pastikan pabrik-pabrik Suzuki tetap beroperasi normal seperti biasa, tidak ada penutupan pabrik,” jelas Shodiq kepada kumparan, Sabtu (29/5/2021).
Lebih lanjut, dirinya juga berharap permasalahan krisis chip yang terjadi pada industri global saat ini dapat segera berakhir, sehingga industri otomotif pun dapat kembali normal.
***