Hal Sepele yang Sering Diabaikan Pengemudi Mobil, Akibatnya Fatal

11 November 2021 9:56 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kendaraan roda empat melintas di tol Jagorawi menuju Jalan Raya Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (11/3/2021).  Foto: Yulius Satria Wijaya/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Kendaraan roda empat melintas di tol Jagorawi menuju Jalan Raya Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (11/3/2021). Foto: Yulius Satria Wijaya/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menjaga jarak dengan kendaraan lain merupakan hal yang sangat penting, terutama ketika berada di jalan tol yang mana kecepatan kendaraan sangat konstan. Banyak pengemudi yang mengabaikan hal ini.
ADVERTISEMENT
Bahkan, ketika memasuki tol sudah banyak rambu yang mengingatkan pengendara untuk menjaga jarak. Jika tidak, risikonya tentu sangat besar.
Salah satu contohnya merupakan kecelakaan beruntun yang melibatkan 11 mobil di Tol Jakarta-Cikampek pada hari Sabtu (30/10) lalu. Kecelakaan tersebut disebabkan karena mobil yang tidak saling menjaga jarak di jalur cepat.
Kondisi kendaraan setelah mengalami kecelakaan beruntun di kilometer 49 Tol Jakarta-Cikampek, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Sabtu (30/10/2021). Foto: Raisan Al Farisi/ANTARA FOTO
Belajar dari kecelakaan tersebut, Founder Jakarta Defensive Driving Consulting, Jusri Pulubuhu mengatakan, hal tersebut menjadi cerminan akan lemahnya kesadaran pengemudi dalam menjaga jarak.
“Kita akui di Indonesia kesadaran dalam menjaga jarak ini sangat lemah, karena sosialisasi dalam menjaga jarak aman antar kendaraan itu juga kurang, di samping itu kedisiplinan berlalu lintas di Indonesia pun sangat kurang,” jelasnya ketika dihubungi oleh kumparan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, kompetensi pengemudi juga masih kurang karena rata-rata proses kepemilikan SIM masih menggunakan jalur cepat atau tanpa melalui proses berbasis pengetahuan lalu lintas. Dari hal tersebut, membuat lemahnya disiplin dalam menjaga jarak.

Jaga jarak yang aman

Kendaraan melintas di Jalan Tol Jagorawi menuju kawasan wisata Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (12/2). Foto: Yulius Satria Wijaya/ANTARA FOTO
Menurut Jusri, jarak antara kedua kendaraan ditentukan berdasarkan waktu reaksi manusia dan waktu reaksi mekanikal. Bila mengacu pada aturan yang diterapkan di beberapa negara seperti Amerika dan Malaysia, jaraknya yakni 3 detik.
Hitungannya cukup mudah, bila mobil bergerak dalam kecepatan 80 km/jam, dalam hitungannya menjadi 80.000 per detik, kemudian dibagi 3600 lalu dikali 3, hasilnya adalah 66 meter. Sehingga, jarak idealnya pada kecepatan 80 km/jam berada di sekitar 66 meter.
“Kalau gampangnya lebih sedikit dari satu patokan ke patokan lain sepanjang jalan tol itu, karena biasanya jaraknya 50 kilometer,” ucap Jusri.
ADVERTISEMENT
Hal ini juga berlaku untuk kecepatan 100 km/jam, 60 km/jam, dan seterusnya. Bila kecepatan mobil berada dalam 60 km/jam maka jaraknya menjadi 51 m. Dengan kecepatan yang semakin turun otomatis jaraknya semakin dekat.
“Nah, untuk itu semua harusnya bisa menerapkan aturan semacam ini, sayangnya karena pemahaman ini sangat lemah, kalau ada yang mau menerapkan tapi mayoritas tak mau melakukan jadi berantakan,” pungkas Jusri.

Antisipasi sangat penting

Selain memperhatikan jarak, pengemudi juga disarankan untuk menerapkan basis pola pikir antisipasi, seperti ketika mobil di depan ngerem mendadak, maka harus antisipasi untuk manuver kemana atau harus melakukan apa, sehingga pengemudi tak bisa santai.
“Kita harus siap kalau ngerem mendadak, selalu berpikir ruang paling nggak ke kiri atau ke kanan atau mengurangi risiko seminimal mungkin, jangan sampai fatal jangan sampai nggak siap,” jelasnya.
ADVERTISEMENT

Musim hujan wajib menjaga jarak

Berkendara di musim hujan Foto: dok. kumparan
Nah, dengan musim yang mulai berganti ke musim hujan saat ini, tentunya potensi kecelakaan semakin meningkat, terutama untuk kendaraan di tol diimbau lebih berhati-hati.
Jusri menjelaskan, ketika hujan jarak dengan mobil lain harus lebih jauh dari jarak biasanya, sebab traksi atau cengkeraman ban akan berkurang, terutama ketika hujan baru turun di mana semua residu baru naik, sehingga potensi untuk tergelincir sangatlah tinggi.
“Kurangi kecepatan, jaga jarak, kalau nggak jaga jarak, nggak kurangi kecepatan kan bahaya,” ucapnya.
Jika pengemudi merasa kurang nyaman ketika berkendara di tengah hujan, kurangi kecepatan dan selalu menjaga jarak dengan mobil depan. Selain itu, Jusri juga menyarankan jika memang bisa lewat jalan alternatif selain tol, disarankan untuk mengambil jalan tersebut, sebab risiko kecelakaan di tol ketika hujan sangat besar.
ADVERTISEMENT