Harga Motor Bekas Klasik Honda Meroket, Ini Respons AHM

30 September 2020 19:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Honda NSR 150 SP. Foto: dok. Andreas
zoom-in-whitePerbesar
Honda NSR 150 SP. Foto: dok. Andreas
ADVERTISEMENT
Sepeda motor lansiran 1980 sampai awal 2000-an kini makin populer di kalangan pecinta otomotif Tanah Air. Beberapa model bekasnya dilego hingga ratusan juta atau setara mahar mobil baru.
ADVERTISEMENT
Nah sebut saja Honda Astrea Grand produksi 1997 yang dibanderol 100 juta oleh pemiliknya di Pekalongan, Jawa Tengah atau Honda NSR 150 SP yang belum lama ini terjual Rp 210 juta di Bandung, Jawa Barat.
Hal ini tentu membuat para penggemar otomotif, terkhusus motor klasik melihat beberapa model klasik Honda sebagai investasi jangka panjang.
Honda Astrea Grand 1997 seharga Rp 100 juta di Pekalongan Foto: facebook/hasan series
Menanggapi trend tersebut, Direktur Pemasaran PT Astra Honda Motor (AHM) pun angkat bicara. Dia menuturkan, produk-produk tertentu dari Honda memang punya histori yang melekat di konsumen Tanah Air.
"Itu memang penghargaan atau konsumen mem-value produk-produk yang lama sampai segitu mahalnya. Berarti memang secara desain dan produk everlasting atau istilahnya jadi collectible item," kata Thomas belum lama ini.
Tampilan depan Honda Tiger 2000. Foto: dok. Ari Soeta/acb_bdo
Soal harga yang tak masuk akal, Thomas kembalikan lagi kepada konsumen. Tentunya, menurut dia motor-motor itu bukan jadi kendaraan harian namun justru jadi hobi bahkan alternatif lain untuk investasi.
ADVERTISEMENT
"Kita melihat, satu sisi memang konsumen menghargai produknya setinggi itu untuk produk-produk legendaris kita," imbuh dia.

AHM tak support lagi suku cadang

Ilustrasi mekanik sedang melakukan servis motor Foto: Istimewa
Sayangnya, dari sisi after sales baik pelayanan servis maupun penyediaan suku cadang, Thomas menyebutkan AHM tak lagi memfasilitasinya.
"Kami sudah enggak menyediakan lagi untuk produk lawas. Jaringan diler juga sudah tidak," jelas dia.
Nah, untuk mengakali hal tersebut salah satu penjual kendaraan lawas dari gerai Ashoeta Car & Bike Boutique (ACB_BDO) di Bandung menyebutkan, untuk ketersediaan spare part umumnya para kolektor dan pemilik motor lawas mencari di laman jual beli daring atau membeli dari luar negeri.
Speedometer Honda Tiger 2000. Foto: dok. Ari Soeta/acb_bdo
"Ada beberapa pabrik yang memang sudah enggak lagi produksi atau menyediakan sparepart, tapi biasanya masih banyak dijual di online shop atau forum komunitas," kata Arie Soeta owner ACB BDO kepada kumparan.
ADVERTISEMENT
Namun konsumen perlu jeli ketika membeli suku cadang motor lawas. Arie menyarankan agar tak sungkan menanyakan kondisi sparepart dan meminta garansi, apakah barang baru (new old stock), copotan, atau barang yang sudah direkondisi.
Tertarik memiliki motor lawas?
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)